Mimpi Indonesia untuk mengukir juara di ajang Piala Uber 2024 akhirnya pupus. Para Srikandi Merah-Putih kalah 0-3 dari tuan rumah, Cina, di laga final, Minggu (5/4).
Keberhasilan melangkah ke final sebenarnya sudah menjadi prestasi tersendiri bagi tim Uber Indonesia. Pasalnya, sudah 16 tahun berlalu sejak terakhir kali Indonesia bisa melangkah ke partai puncak. Tepatnya sejak tahun 2008 silam. Kala itu, tim Uber Indonesia juga harus bertekuk lutut 3-0 dari Cina.
Asa untuk menghindari terulangnya pil pahit tersebut sudah terasa berat lantaran Gregoria Mariska Tunjung selaku tunggal pertama, kalah telak dari tunggal putri andalan Cina, Chen Yu Fei. Tunjung kalah jauh 7-21 di gim pertama dan takluk 16-21 di gim kedua.
Di sepanjang pertandingan, Tunjung bahkan cuma bisa dua kali unggul dari Chen Yu Fei, tepatnya di awal-awal gim kedua (unggul 1-0, dan 2-1). Selebihnya, ia terus tertinggal.
Performa Tunjung juga jauh berbeda dengan apa yang ia tunjukkan di babak-babak sebelumnya semisal kala menaklukkan pemain sekelas Ratchanok Intanon dari Thailand (menang 2-0 di perempat final) dan Akane Yamaguchi dari Jepang (menang 2-0 di fase grup).
Usai dikalahkan Chen Yu Fei, Tunjung mengakui bahwa permainannya hari ini memang tak seperti biasa.
“Pertama-tama saya mau meminta maaf kepada semua tim karena tidak menunjukkan permainan yang bagus. Bisa dilihat gim pertama sangat tidak nyaman dan tidak yakin dengan apa yang mau saya tampilkan,” ujar Tunjung di akun resmi Twitter PBSI.
“Saya sudah mencoba yang terbaik di gim kedua, tapi itu tidak bisa bikin saya menang. Sedih dan kecewa rasanya karena sebenarnya momen final Piala Uber adalah salah satu yang saya nantikan,” lanjutnya.
Cina berhasil memperbesar keunggulan atas Indonesia menjadi 2-0 setelah ganda pertama mereka, Chen Wing Chen/Jia Yi Fan, juga menang mudah 21-11 dan 21-8 atas pasangan ganda “dadakan” Indonesia, Siti Fadia Ramadhanti/Ribka Sugiarto.
Siti biasanya tampil bersama Apriyani Rahayu. Namun lantaran kondisi Apriyani dinilai belum 100% usai cedera, tim pelatih memutuskan untuk memasangkan Siti dengan Ribka.
Siti/Ribka sempat memunculkan harapan saat beberapa kali unggul di awal-awal gim pertama. Namun setelah kedudukan imbang 5-5, mereka mulai tertinggal dari 6-10, 7-14, 10-16, hingga 11-21.
Kondisi tak jauh berbeda tersaji di gim kedua. Raihan poin Chen/Jia terus menjauh dari Siti/Ribka. Pasangan Cina itu bahkan sempat unggul 10 poin di posisi 14-4 dan terus bertambah hingga menutup laga dengan skor 21-8.
“Tidak menyangka bisa main di final Uber bareng Ribka lagi. Perjuangan sama-sama dari kecil, dari klub sampai sekarang mencetak sejarah bareng. Chen/Jia sangat tough, secara pengalaman dan mentalitas, mereka sangat baik. Apalagi, mereka sudah sering berada di final beregu, sementara kami baru pertama kali. Ia jadi pelajaran berharga buat kami,” ujar Siti.
Harapan kembali sempat menghampiri kala tunggal kedua Indonesia, Ester Tri Wardoyo, memenangi gim pertama 21-10 atas He Bing Jiao.
Namun, pemain Cina peringkat enam dunia itu mampu bangkit dan balik merebut gim kedua (21-15) dan gim ketiga (21-17) guna mengembalikan Piala Uber ke Negeri Tirai Bambu setelah sempat direbut Korea Selatan pada edisi sebelumnya (2022).
Meski akhirnya kalah 0-3 di final, penampilan dan langkah jauh tim Uber Indonesia tetap layak diapresiasi. Apalagi, materi pemain skuat putri Cipayung kali ini didominasi pemain-pemain muda yang tampil cukup menjanjikan seperti Ester (18 tahun), Komang (21 tahun), dan pasangan ganda putri yang masih berusia 19 tahun, Meiylisa Trias Puspitasari/Rachel Allessya Rose.
===
HASIL FINAL PIALA UBER 2024: INDONESIA 0-3 CINA
- Gregoria Mariska Tunjung vs Chen Yu Fei: 7-21, 16-21
- Siti Fadia Ramadhanti/Ribka Sugiarto vs Chen Wing Chen/Jia Yi Fan, 11-21, 8-21
- Ester Tri Wardoyo vs He Bing Jiao: 21-10, 15-21, 17-21
View this post on Instagram