Bayer Leverkusen berkesempatan meneruskan sensasi mereka musim ini di kompetisi Eropa. Dengan satu kaki sudah di final setelah menang di leg 1 di kandang Roma, pasukan Xabi Alonso bisa menambah deret tak terkalahkan saat ganti menjadi tuan rumah pada Kamis (9/5).
Belum ada tanda-tanda Leverkusen mengendur. Klub yang telah memastikan gelar perdana Bundesliga sepanjang sejarah ini terus tancap gas.
Setelah menang di Olimpico, Die Werkself meneruskan deret kemenangan di Bundesliga. Di kandang Frankfurt yang nota bene merupakan klub enam besar, Leverkusen menang dengan skor meyakinkan, 5-1.
Hasil tersebut menelurkan catatan luar biasa. Bayer04 menyamai pencapaian Benfica pada 1963, tak terkalahkan di 48 pertandingan di semua kompetisi dalam semusim.
Bagi Leverkusen, menembus final antarklub Eropa untuk pertama kali dalam 22 tahun menjadi ambisi tersendiri. Apalagi, mereka disingkirkan lawan yang sama di fase yang sama musim lalu. Jika menembus final, Florian Wirtz dkk. berpeluang meraih tiga gelar semusim.
Kendati sudah berada di atas angin dan mengintip rekor anyar, Leverkusen mesti tetap waspada. Roma berpeluang mengejutkan, terutama ketika trofi mendekat.
Usai kalah di partai pertama, Roma mendapatkan lonjakan kepercayaan diri dari laga liga. I Giallorossi bisa bermain imbang dengan Juventus pada akhir pekan.
Melawat ke BayArena, Si Serigala tentu menginginkan final Liga Europa lagi usai kekalahan di final musim lalu. Laga puncak akan menjadi pelipur kiprah kurang meyakinkan di Serie A.
Namun, Roma mesti membalikkan catatan buruk di Eropa dengan situasi seperti sekarang. Giallorossi baru sekali mampu lolos setelah menelan kekalahan di leg 1. Repotnya lagi, tiga dari enam kesempatan itu diwarnai kekalahan 0-2 di Stadio Olimpico.
Catatan tandang keseluruhan Si Serigala pun kurang meyakinkan. Kemenangan tandang terakhir Roma atas AC Milan di perempat final lalu baru kesuksesan yang kedua dari 10 kesempatan.
View this post on Instagram
Repotnya lagi, tamu besutan Daniele De Rossi mungkin tidak diperkuat andalan utama, Paulo Dybala. Roma akan berharap penyerang asal Argentina itu bugar pada waktunya.
Namun, Leverkusen boleh jadi tidak akan tepengaruh. Laga pertama di Olimpico, saat Dybala tampil, membuktikan kemampuan Die Werkself menghalau tekanan besar Roma.
Yang layak dinanti, seiring keuntungan dari leg 1, adalah kemungkinan Alonso melakukan rotasi lagi. Saat melawan Frankfurt, pelatih asal Spanyol itu menyisakan Granit Xhaka, Robert Andrich, dan Edmond Tapsoba dari skuad di Olimpico.
Nama-nama seperti Nathan Tella, Jonas Hofmann, dan eks striker Roma, Patrik Schick, berpeluang tampil menghadapi I Lupi. De Rossi tidak punya pilihan kalau masih ingin lolos kecuali dengan menampilkan skuad terbaiknya seperti Romelu Lukaku, Lorenzo Pellegrini, Leonardo Spinazzola, Bryan Cristante dan Gianluca Mancini.
Jika tak lengah seperti yang mereka tunjukkan di Frankfurt, Leverkusen berkesempatan meneruskan langkah ke final yang akan digelar di Aviva Stadium, Dublin. Bonusnya adalah rekor 49 partai tak terkalahkan. Monster mental belum akan tumbang.