Bayer Leverkusen kembali lolos dari lubang jarum untuk mempertahankan rekor tak terkalahkan mereka. Di laga kedua semifinal pada Kamis (9/5), Leverkusen membuat gol terlambat lagi untuk memaksa skor 2-2. Agregat 4-2 mengirim skuad Xabi Alonso ke final.
Roma hampir membuat Bayer04 membayar kenyamanan mereka usai unggul di leg 1. Namun, monster mental anyar, Leverkusen, lagi-lagi menghadirkan gol di tambahan waktu.
Terdapat beberapa hal lain yang menarik buat dibahas, termasuk lawan di final nanti.
Rotasi Bayer, Penalti Paredes
Dengan kemenangan nyaman di Roma, Xabi Alonso memberlakukan rotasi lagi. Kiper Matej Kovar kembali mengisi tempat Lukas Hradecky. Adam Hlozek menjadi ujung tombak. Seperti Hlozek yang kerap menjadi pengganti di Bundesliga, Amine Adli dan Nathan Tella dimainkan sejak awal.
Roma tanpa diperkuat Paulo Dybala. Tempatnya di sisi kanan depan ditempati Sardar Azmoun. I Lupi berniat membalikkan kedudukan sehingga tampil keras di babak pertama. Empat kartu kuning keluar dari saku wasit Danny Makkelie.
Sejumlah peluang tercipta. Kovar mementahkan kans Romelu Lukaku dan Lorenzo Pellegrini. Gianluca Mancini membuat tekel saat terakhir untuk menggagalkan peluang Hlozek.
Tembakan Exequiel Palacios kemudian membentur tiang dan membentur punggung kiper Mile Svilar. Bola yang hampir masuk bisa disapu Evan Ndicka.
Leandro Paredes membuat publik BayArena terhenyak di akhir paruh pertama dan pertengahan babak kedua. Gelandang asal Argentina itu membuka skor dari titik putih (43′) setelah Jonathan Tah menjatuhkan Sardar Azmoun.
Leverkusen hampir menyamakan skor, tapi peluang Hofmann melalui serangan balik bisa digagalkan Kovar. Paredes membuat gol kedua, kembali dari penalti (66′) setelah Hlozek handball.
Neverlusen
Alonso memasukkan Patrik Schick, yang kerap menyelamatkan Leverkusen dari kekalahan di liga, menggantikan Hlozek. Salah satu bintang musim ini, Florian Wirtz, menggeser Jonas Hofmann (81′).
Tekanan konstan Bayer04 akhirnya berbuah semenit setelah Wirtz masuk. Dari tembakan Alex Grimaldo, Mancini membuat gol bunuh diri setelah bola membentur bahunya dalam sebuah kemelut.
Saat para pendukung tuan rumah sekali lagi merasa tim kesayangan mereka sudah saatnya kalah, saat itu pula Leverkusen menolak takluk. Tujuh menit injury time, pemain pengganti yang baru masuk pada menit ke-90, Josip Stanisic, menjadi pahlawan Die Werkself setelah penyelesaiannya bersarang di pojok kiri gawang Roma.
“Hasil yang istimewa. Kami layak ke final dengan memperlihatkan reaksi yang hebat. Kami bisa menjaga ketenangan sehingga bisa comeback,” ucap Alonso dikutip TNT Sports usai laga.
Final di Dublin nanti merupakan yang kedua bagi Bayer04 di ajang ini setelah 1988. Saat itu, Leverkusen menjadi kampiun.
Rekor Anyar
Skor imbang cukup untuk menempatkan Leverkusen sebagai pemegang rekor baru di sepak bola Eropa. Die Werkself melewati pencapaian sebelumnya yang dibuat Benfica pada 1963. Leverkusen kini menghasilkan torehan tak terkalahkan di 49 pertandingan di semua kompetisi.
Klub North Rhine-Westphalia itu mengincar pula tiga gelar semusim. Setelah menjadi juara Bundesliga untuk pertama kali, Si Hitam-Merah juga akan berlaga di final DFB-Pokal menghadapi klub divisi 2, Kaiserslautern.
“Rekor akan berakhir suatu waktu, tapi semoga tidak terjadi di laga-laga berikutnya,” ucap Alonso soal rekor skuadnya.
View this post on Instagram
Selusin Dramatis
Kemampuan berdeterminasi untuk mencetak gol saat injury time merupakan bukti sahih kekuatan mental Die Werkself. Musim ini, dengan gol ke gawang Roma, Leverkusen sudah menggoreskan 12 gol saat injury time. Siapa saja korban Bayer04?
90+4′ vs Bayern
90+4′ vs Qarabag
90+4′ vs Augsburg
90+1′ vs Leipzig
90+1′ vs Stuttgart
90+2′ vs Qarabag
90+3′ & 90+7′ vs Qarabag
90+1′ vs Hoffenheim
90+7′ vs Dortmund
90+7′ vs Stuttgart
90+7′ vs AS Roma
Sejarah La Dea
Di final yang akan dihelat di Aviva Stadium, Dublin, pada 22 Mei nanti, Leverkusen akan menghadapi Atalanta. Wakil Italia itu menyingkirkan Marseille dengan agregat 4-1.
Stadio Gewiss di Bergamo pada Kamis (9/5) menjadi neraka buat Marseille sekaligus memperlihatkan keperkasaan Atalanta musim ini. La Dea menghasilkan tiga gol tanpa balas, masing-masing lewat Ademola Lookman (30′), Matteo Ruggeri (52′), dan El-Bilal Toure (90+5′).
“Petang ini kami tampil sempurna. Kami layak merayakannya karena ini bersejarah buat Atalanta. Namun, lebih pas bila melakukannya setelah juara,” ujar Gasperini usai pertandingan.
Final di Dublin nanti merupakan yang pertama di Eropa bagi I Nerazzurri. Skuad besutan Gian Piero Gasperini juga masih berpeluang lolos ke Liga Champion dari liga. Peringkat kelima klasemen Serie A saat ini, Atalanta akan menjadi lawan yang sepadan buat Leverkusen.
View this post on Instagram