Setelah sukses diselenggarakan di berbagai negara, tahun ini LALIGA Extra Time memilih Indonesia menjadi tuan rumah. Caspar Restaurant menjadi saksi sejarah digelarnya acara diskusi yang melibatkan perwakilan LALIGA, stakeholder sepak bola di sebuah negara hingga media.
Indonesia dan LALIGA telah menjalin hubungan yang kuat sejak tahun 2017, dengan menempatkan delegasi di Indonesia, serta membuat beberapa acara yang disambut antusias oleh masyarakat Indonesia. “LALIGA EXTRATIME adalah acara global, dan kami sangat senang berada di Indonesia untuk terhubung dan menjalin hubungan dengan para pemangku kepentingan lokal serta mendiskusikan masa depan industri ini,” jelas Gorka Herrero, Direktur Bisnis dan Kemitraan untuk Asia Tenggara, Jepang, Korea Selatan, dan Australia.
“Kami memahami potensi sepak bola di Indonesia, mulai dari mengembangkan tingkat akar rumput hingga memprofesionalkan industri dan meningkatkan keterlibatan penggemar. Sebagai contoh, kami bekerja sama dengan mitra kami, seperti EA dan PUMA, dalam berbagai aktivasi untuk para penggemar lokal. Selain itu, kami juga ingin berkolaborasi dengan para pemangku kepentingan lokal untuk mengembangkan olahraga ini lebih jauh di Indonesia,” lanjut Almudena Gómez, representatif LALIGA di Indonesia.
Sebagai Founder The Footballicious yang sudah bekerja sama dengan LALIGA sejak 2017, Andhika Suksmana mengatakan bahwa manfaat dari hadirnya LALIGA di Indonesia merupakan suatu kehormatan bagi sepak bola Indonesia.
“Kerja sama LALIGA dengan Indonesia patut diapresiasi. Sudah seharusnya stakeholder sepak bola Indonesia memanfaatkan hadirnya LALIGA di Indonesia. Seperti Februari lalu kita mengirim dua anak FORSGI Academy untuk berlatih di Real Sociedad dan juga rencananya kami akan berpatisipasi menggelar LALIGA Youth Tournament.” ujarnya pada Rabu, 15 Mei 2024.
Acara ini memiliki dua tema, yaitu Future of Football in Indonesia dan Fan Engagement dengan tujuh narasumber yang membahas mengenai perkembangan industri olahraga dan keterlibatan penggemar di media sosial. Uchida Sudirman, pemain Persiba Balikpapan yang pernah berlatih di Spanyol bersama Deportivo Alaves, menjelaskan pengalamannya. “LALIGA memiliki teknik yang sangat baik hal ini saya rasakan ketika berkunjung pada Deportivo Alaves pada 2019 lalu,” ungkapnya.
Dalam pertumbuhan era digital, tren olahraga semakin diminati masyarakat terutama di media sosial. Hal ini didukung dengan adanya konten-konten tentang olahraga yang beragam. Seperti yang disebutkan oleh Diky Soemarno, Ketua Jakmania bahwa sudah saatnya klub sepakbola dan suporter menjadi satu bagian. “Kita juga melihat dari LALIGA, bagaimana klub LALIGA dengan para suporternya memiliki keterkaitan yang sangat erat.”
“Sosial media seperti etalase, jadi tentunya harus menyediakan hal yang bagus untuk ditampilkan pada publik. Hal ini yang nantinya akan menjadi perhatian dari sebuah klub bola itu sendiri,” tambahnya.
Sementara itu, Jason Lee, TikTok Sports and Gaming Lead menyebutkan bahwa selain membuat content plan, cara untuk meningkatkan engagement dapat memaksimalkan menggunakan fitur TikTok.
Di sisi lain, PUMA sebagai merek olahraga memilih media sosial untuk menjadi promosi. Tegar Andriawan, Marketing Executive PUMA Indonesia dan Prashta Praba Head Of Digital and Social PUMA menyebutkan “Sangat penting saat ini dalam melakukan branding, maka perlu memperhatikan tren dan relevansi dengan masyarakat.”
“Konten yang paling bagus adalah konten lokal, jadi kami lebih banyak produksi soal konten dari gaya hidup, olahraga, dan sebagainya. Hal tersebut merupakan hal yang paling mudah diterima oleh masyarakat. Selain itu, kami juga menggunakan fitur-fitur media sosial untuk memaksimalkan,” ungkap Prashta.
Acara edisi perdana ini dikhususkan para media dan mitra LALIGA bertujuan untuk memperkenalkan lebih luas terkait LALIGA untuk stakeholder dan masyarakat sepak bola Indonesia. Diharapkan kehadiran LALIGA dapat memberikan dampak positif untuk sepak bola Indonesia.