Rasanya tidak berlebihan kalau Bayer Leverkusen diunggulkan meraih sebuah trofi domestik lagi setelah melakoni musim dahsyat di Bundesliga. Namun, Kaiserslautern bisa belajar dari Atalanta saat menghadapi Leverkusen pada Sabtu (25/5) di final DFB-Pokal.
Hampir tidak ada yang menjagokan Kaiserslautern jadi juara Piala Jerman tahun ini. Leverkusen menjadi favorit seiring perjalanan menjadi klub pertama yang tidak terkalahkan di Bundesliga guna meraih gelar liga pertama sepanjang sejarah.
Bicara sejarah, sudah lama tidak ada wakil divisi dua yang menjuarai DFB-Pokal. Klub divisi 2 terakhir yang mampu melakukannya adalah Hannover lebih dari tiga dekade lalu, tepatnya pada 1991-92.
Lautern semakin underdog mengingat perjalanan mereka di divisi 2 Bundesliga musim ini. Tim asuhan Friedhelm Funkel ini hanya finis di peringkat ke-13 atau tiga anak tangga di atas zona play-off degradasi.
Repotnya lagi, klub berjulukan Die Roten Teufel atau Si Iblis Merah itu tampak lesu saat mengakhiri musim liga. Juara Bundesliga empat kali itu menelan tiga kekalahan dari empat laga terakhir.
Kaiserslautern bukan tanpa peluang. Funkel berpengalaman menghadapi juara baru. Pelatih berusia 70 tahun itu sudah 35 kali melawan Die Werkself, dengan hasil 6 kemenangan dan 20 kekalahan di antaranya. Dalam perjalanan menuju final pertama sejak 2003, Roten Teufel mampu pula menyingkirkan wakil divisi 1, Koln.
Kans Lautern rada lebih terbuka lagi setelah hasil di Dublin pada Rabu (22/5). Mereka bisa berharap lawan belum bisa bangkit dari kekecewaan langka musim ini.
Leverkusen mengalami kekalahan pertama musim ini, yaitu dari Atalanta di final Liga Europa, dengan skor telak 0-3. La Dea bisa memanfaatkan kerepotan Bayer04 mengatasi garis tekanan tinggi yang sebaliknya merupakan kekuatan mereka saat menyerang.
View this post on Instagram
Hanya, kiprah Leverkusen sepanjang musim terbilang mengesankan. Pasukan asuhan Xabi Alonso kerap bangkit dari posisi tertinggal untuk mencegah kekalahan. Alhasil, Werkself bisa mengukir rekor 51 pertandingan tidak terkalahkan, mematahkan catatan 49 partai yang dibuat Benfica pada 1963-65.
Dengan kemampuan seperti itu, Florian Wirtz dkk. layak diunggulkan untuk mengangkat trofi kedua musim ini. Di lima laga menuju final yang akan digelar di Olympiastadion, Berlin, ini, Leverkusen selalu mencetak setidaknya tiga gol.
Kalau tidak berlarut-larut kecewa dengan kekalahan pertama, kemenangan besar atas Lautern akan memberikan Leverkusen obat untuk kemasygulan itu. Alonso sudah menetapkan fokus mereka segera beralih ke Lautern di Berlin.
“Pencapaian kami untuk klub seperti Leverkusen merupakan sesuatu yang hebat. Sepekan terakhir ini, setelah mengangkat trofi Bundesliga, kami tidak berhasil menang di final Liga Europa. Namun, kemudian Pokal akan berarti banyak buat kami,” ucap Alonso dikutip TNT Sports setelah kekalahan dari Atalanta.