Berakhir sudah perjuangan sensasinal Girona musim ini. Skuat asuhan Michel Angel Sanchez Munoz tersebut menutup musim dengan kemenangan telak 7-0 kala menjamu Granada, Sabtu (25/5).
Ketujuh gol tersebut disumbang Eric Garcia (menit 30’), Victor Tsygankov (33’ & 54’), Artem Dovbyk (44’, 75’ & 90’), dan Christian Stuani (78’).
Kemenangan tujuh gol tanpa balas tersebut juga menjadikan Girona setara dengan Atletico Madrid dalam mencatatkan kemenangan terbesar di La Liga musim ini. Sebelumnya, Atletico juga menang 7-0 kala bertamu ke Rayo Vallecano di pekan ke-3 (28 Agustus 2023).
Berkat raihan tiga poin ini, Girona (81 poin) resmi finis di peringkat ketiga setelah Real Madrid (94 poin) dan Barcelona (82 poin). Pencapaian tersebut juga menjadi pencapaian terbaik Girona yang sepanjang sejarah, terutama jika mengacu bahwa tim berjuluk Blanquivermells tersebut (Putih-Merah), baru empat musim bertarung di kasta tertinggi Spanyol.
Perjalanan sensasional Girona musim terajut sejak awal musim hingga Februari 2024, tepatnya kala mereka berulang kali memimpin klasemen.
Semua bemula dari hasil enam kemenangan, sekali imbang, dan tak terkalahkan di tujuh pekan awal. Kala itu, Mitchel selaku nahkoda tim, masih belum mau sesumbar dengan mengatakan bahwa target utama mereka tetaplah berjuang lolos dari zona degradasi.
Nyatanya, catatan impresif itu terus berlangsung hingga pergantian tahun dan Mitchel mulai berani sesumber dengan pasang target lolos ke Eropa.
Laju Girona mulai tersendat sejak awal Februari, tepatnya kala ditahan imbang 0-0 tim tamu, Real Sociedad pada 4 Februari, yang berlanjut dengan dua kekalahan tandang beruntun dari Madrid (0-4) dan Atletico Bilbao (2-3) di dua pekan berikutnya.
Rangkaian catatan negatif itu membuat Madrid sukses mengakuisisi Girona dari puncak klasemen dan sejak itu, perolehan poin Los Blancos tak lagi terkejar.
Kondisi tak juga langsung membaik. Girona kembali menelan tiga kekalahan sepanjang periode Maret-April, yakni 0-1 vs Mallorca, 0-1 vs Getafe, dan 1-3 vs Atletico. Rangkaian hasil buruk itu membuat mereka dipaksa kejar-kejaran dengan Barcelona demi mengejar status runner-up.
Pada akhirnya, Girona memang harus rela finis di peringkat tiga di bawah Madrid dan Barca. Namun, jika boleh sejenak menyampingkan kiprah Madrid, Barca, dan Atletico, apa yang ditorehkan Girona musim ini sudah menempatkan mereka sebagai salah satu tim kontestan terbaik di sepanjang sejarah La Liga.
Sebagai contoh, Girona mendulang 25 kemenangan musim ini. Menurut Opta, jumlah 25 kemenangan tersebut merupakan yang terbaik kedua (di luar Madrid, Barca, dan Atletico), setelah Valencia yang merajut kiprah bagus dan meraup 26 kemenangan di musim 1995/96.
Namun, yang patut dicatat, 26 kemenangan Valencia itu diraih kala La Liga masih berformat 42 total pertandingan, sedangkan Girona mendulang 25 kemenangan dari total 38 laga alias empat laga lebih sedikit.
Kemenangan 7-0 atas Granada juga menjadikan Girona sebagai tim pertama (di luar Madrid, Barca, dan Atletico) yang mampu merajut kemenangan dengan marjin 7+ gol setelah kemenangan 8-1 Real Sociedad atas Albacete (Mei 1996).
Usai laga kontra Granada, tim panpel Girona mengadakan seremoni khusus untuk merayakan pencapaian sensasional mereka musim ini. Mitchel dan seluruh pasukannya didaulat naik ke podium yang bertuliskan “Territori De Champions”. Suasana makin semarak dengan adanya confetti dan kembang api.
Sementara itu, euforia Daley Blind dkk. bersanding dengan antuasias publik Estadio Municipal de Montivili, yang sudah tak sabar untuk menjadi tuan rumah di ajang Liga Champions musim depan.