Olympiacos mengukir sejarah sebagai klub Yunani pertama yang berhasil menjadi juara antarklub Eropa. Di final Liga Europa Conference pada Rabu (29/5), klub berjulukan Thrylos atau Sang Legenda itu menumbangkan Fiorentina melalui waktu ekstra.
Gol Ayoub El-Kaabi pada menit ke-116 menjadi satu-satunya yang tercetak di laga puncak yang dihelat di Agia Sophia Stadium ini. Apa lagi kisah dari kesuksesan bersejarah Olympiacos ini?
Imbang Panjang
Kedua kubu bertukar serangan di awal duel. Gelandang Olympiacos, Daniel Podence, menjajal kiper Filippo Terracciano. Sembilan menit duel, pemain Fiorentina, Nikola Milenkovic, menapak masuk bola dari sepak pojok, tapi VAR mendapati off-side.
Giacomo Bonaventura mendapat dua kans bagus buat La Viola besutan Vincenzo Italiano, tapi bisa digagalkan kiper Konstantinos Tzolakis. Top-scorer kompetisi, Ayoub El-Kaabi, melempem di babak pertama dengan melewatkan sebuah peluang untuk Olympiacos.
Di paruh kedua, Olympiacos tetap bertahan rapat. Sundulan Milenkovic masih melebar. Kans Viola berikutnya yang didapat Christian Kouame bisa dikuasai Tzolakis. Thrylos hampir mencuri gol kemenangan menjelang akhir waktu normal, tapi sontekan Vicente Iborra masih melebar.
Di babak pertama perpanjangan waktu, tembakan eks Viola, Stefan Jovetic, bisa ditepis Terracciano. Memasuki paruh kedua waktu ekstra, kerja sama dua pemain pengganti Fiorentina, Antonin Barak dan Jonathan Ikone, bisa digagalkan Tzolakis.
Semakin pede, Olympiacos akhirnya membuat gol. Santiago Hezze melesat dan mengirim umpan yang disambar El-Kaabi dengan sundulan. Sang Legenda menaklukkan Eropa di Athena.
Efisien 2 Jam
La Viola menorehkan penguasaan bola sebesar 53%. Namun, pada akhirnya keunggulan ball possession itu tidak berarti, bahkan menunjukkan kelebihan Olympiacos soal efisiensi.
Hingga akhir duel puncak ini, Olympiacos hanya menghasilkan 6 tembakan dengan 4 buah yang mengarah ke gawang. Fiorentina membuat 17 percobaan, tapi hanya menghasilkan shot on goal yang sama banyak dengan Thrylos.
Ketangguhan lini belakang menjadi kunci Olympiacos membuat frustrasi lawan. Tercatat 8 tembakan Fiorentina bisa diblok barisan pertahanan klub yang juga berjulukan Erythroleykoi atau Si Merah-Putih itu, empat di antaranya oleh kiper Tzolakis.
Puncak El-Kaabi
Keputusan pelatih Jose Luis Mendilibar mempertahankan El-Kaabi di lapangan selama dua jam permainan berbuah manis. Pemain berusia 30 tahun itu baru ditarik keluar saat injury time, lima menit setelah menorehkan gol ke-33 dirinya musim ini.
Gol semata wayang itu memuncaki pula catatan apik historis pribadi pencetaknya. Gol tersebut merupakan yang ke-11 yang dicetak penyerang asal Maroko itu di Liga Europa Conference ini. Koleksi itu menempatkan El-Kaabi sebagai yang tersubur di ajang ini, lumayan jauh mengungguli Eran Zahavi dari Maccabi Tel Aviv (8 gol) dan Bruno Petkovic dari Dinamo Zagreb (7).
View this post on Instagram
Tuah Mendilibar
Kesuksesan Olympiacos tak pelak mengarahkan pujian untuk Jose Luis Mendilibar. Pelatih asal Spanyol itu datang ke Piraeus pada Februari untuk membantu Thrylos menjadi kampiun di Eropa.
Sebelum laga, Mendilibar melihat kemiripan tingginya harapan di antara kedua klub saat musim tengah buruk. Sevilla tengah berjuang menghindari degradasi ketika ia datang.
Olympiacos memang tidak terancam degradasi, tapi tidak juara Liga Yunani. Kegagalan juara, hanya finis di peringkat ketiga, menjadi yang kedua beruntun bagi Sang Legenda. Olympiacos merupakan pemegang rekor juara Liga Yunani dengan 47 gelar. Dua klub rival dari Athena, Panathinaikos dan AEK, mengikuti dengan 20 dan 13 gelar.
Trofi perdana bagi klub dan Yunani rasanya menjadi pencapaian yang akan membuat para fan melupakan kelesuan domestik. Para suporter layak melayangkan terima kasih kepada Mendilibar untuk tangan dinginnya di Eropa.
Lewati Rival
Sebelum hasil final ini, Yunani hanya melihat pencapaian tertinggi oleh Panathinaikos yang menjadi runner-up Piala Champion 1971. Klub Athena itu juga menjadi semifinalis Piala Champion 1985 dan 1996. AEK Athens mencapai empat besar Piala UEFA 1977. Olympiacos sendiri, walau perkasa di liga lokal, hanya mentok di dua perempat final, yakni Liga Champon 1999 dan Piala Winner 1993.
Lebih manisnya lagi, Olympiacos mencetak sejarah buat Yunani di Agia Sophia Stadium atau OPAP Stadium. Stadion ini merupakan kandang salah satu rival domestik, AEK.
Viola Merana
Buat Fiorentina, kekalahan ini merupakan yang kedua berturut-turut di laga puncak Liga Europa Conference. Musim lalu, La Viola kalah di final dari West Ham dengan skor tipis pula, 1-2.
Si Ungu gagal menambah koleksi gelar antarklub Benua Biru mereka yang baru satu, yaitu Piala Winner 1961. Kegagalan di Athena merupakan yang kelima bagi Fiorentina. Kekalahan sebelumnya adalah di Piala Champion 1957, Piala Winner 1962, dan Piala UEFA 1990.