Perseteruan antara Manchester City dengan Premier League memasuki babak baru. Jawara Inggris itu ganti meluncurkan gugatan hukum terhadap Premier League.
Man. City menentang aturan Transaksi Pihak Terkait (Associated Party Transaction, ATP) dan menyebutnya melanggar hukum. Menurut Manchester Biru, aturan itu merupakan diskriminasi terhadap kepemilikan dari Timur Tengah. City berada dalam kepemilikan pihak Abu Dhabi Group sejak 2008.
Aturan ATP mulai diberlakukan pada 2021 menyusul akusisi Newcastle United oleh konsorsium yang dananya disokong dari Arab Saudi. ATP diperketat pada Februari untuk lebih lanjut mencegah klub mengikat kesepakatan sponsor dengan perusahaan-perusahaan yang terhubung dengan pemilik.
Sebagai respons, satu dari 20 klub Premier League mengancam akan melancarkan gugatan kepada pihak pengelola liga tersebut. Man. City sudah ditengarai sebagai klub itu. Prem disebut menawarkan kesempatan kepada 19 klub lain untuk bersaksi dalam kasus ini.
Saat menelurkan aturan kesponsoran itu, Premier League menyatakan bahwa regulasi itu akan meningkatkan efisiensi dan akurasi sistem liga. Aturan soal kesponsoran disepakati pada awal tahun dengan kesetujuan minimal 14 klub. City hampir pasti bukan salah satu yang menyepakatinya.
City berpendapat bahwa sponsor-sponsor semestinya dibebaskan dalam menentukan besaran dana yang dibayarkan. Besaran itu, menurut City yang telah mengikat kesepakatan dengan maskapai dari Abu Dhabi, Etihad Airways, bisa lebih besar daripada yang diberitakan sebagai nilai pasar yang ditawarkan pihak pembeli.
The Cityzens menyatakan bahwa aturan ATP yang dikeluarkan Premier League tersebut bertentangan dengan hukum persaingan. The Times menyebut Cityzens telah menyiapkan dokumen gugatan setebal 165 halaman. Isinya adalah klaim City bahwa mereka adalah korban diskriminasi.
City menyatakan pula bahwa aturan itu disetujui para rival untuk mendongkel kesuksesan skuad mereka di lapangan hingga melabelinya dengan “tirani mayoritas”. Menurut The Times lagi, City mengklaim kerugian akibat aturan tersebut.
Menyusul tuntutan City ini, dengar pendapat tertutup dijadwalkan mulai minggu depan. Gugatan terhadap Premier League ini berbarengan dengan persiapan City membela diri terhadap dakwaan liga.
View this post on Instagram
Manchester Biru sendiri tengah berada di tengah 115 dakwaan terkait aturan Financial Fair Play yang juga dikeluarkan Premier League. Dalam sekian banyak gugatan yang keluar pada Februari 2023 menyusul penyidikan selama empat tahun itu, City dianggap telah melanggar aturan keuangan liga sejak 2009.
Beberapa tuntutan liga berkaitan dengan kesepakatan yang dibayarkan kepada City oleh sponsor yang memiliki hubungan dengan pemilik dari Abu Dhabi.
Dengar pendapat untuk kasus pelanggaran aturan keuangan liga itu dijadwalkan akan digelar pada November. Jika terbukti bersalah, sejumlah kemungkinan sanksi menunggu City, terentang dari denda, pemotongan nilai, hingga didepak dari Premier League.
City, yang pada akhir musim mencetak rekor empat kali juara liga beruntun, menyatakan bahwa mereka tidak bersalah sejak lebih dari seratus dakwaan itu muncul. Pihak klub menyebut bahwa mereka didukung oleh sekian banyak bukti yang sangat kuat.