Inggris dan Denmark berbagi poin di Frankfurt pada Kamis (20/6). Unggul lebih dulu di laga kedua di Grup C, The Three Lions kembali mengundang sorotan karena kecenderungan bertahan. Gol balasan Denmark seperti menggugat kefavoritan Inggris.
Defensif Lagi Usai Unggul
The Three Lions bisa unggul terlebih dulu pada menit ke-18 melalui kapten Harry Kane untuk gol ke-64 buat timnas. Gol lewat kemelut di depan gawang Kasper Schmeichel ini berawal dari lesatan Kyle Walker memanfaatkan kelengahan Victor Kristiansen di sisi kiri pertahanan Denmark.
Inggris boleh jadi masih ingin setia dengan pendekatan pragmatis seperti di laga pertama kontra Serbia. Tiga Singa menjadi bertahan setelah unggul. De Rod-Hvide atau Si Merah-Putih segera mengambil kendali duel.
Aksi mengurung Inggris di pertahanannya akhirnya berbuah balasan pada menit ke-34. Pada akhirnya, eksekusi Morten Hjulmand, tidak ada hubungan kekeluargaan dengan bos Denmark, Kasper Hjulmand, memapar kelemahan Tiga Singa.
Melunasi kesalahannya yang berujung gol pembuka untuk Inggris, Kristiansen memberikan operan yang akhirnya menjadi assist untuk Hjulmand di lini tengah. Tembakan Hjulmand dari jarak 30,9 meter sebenarnya spekulatif, tapi bisa menggetarkan jala gawang Inggris yang dikawal Jordan Pickford setelah kena tiang kanan lebih dulu.
Jarak Jauh Merebak
Secara khusus, gol Hjulmand menghasilkan lanjutan pemandangan menarik yang mulai betebaran di turnamen ini. Euro 2024 diwarnai sejumlah gol tembakan dari luar kotak.
Dari keriuhan media sosial, para penikmat menilai gol jenis ini semakin langka karena permainan operan dengan penyelesaian akhir di dalam kotak penalti. Pendekatan yang bisa dikatakan dipopulerkan oleh Pep Guardiola itu mengurangi jumlah gol spektakuler lewat tembakan jarak jauh.
Sebagai catatan khusus, menurut ESPN, gol Hjulmand dari jarak 30,9 meter menjadi yang terjauh di Euro dalam delapan tahun terakhir. Gol tembakan dari luar kotak sebelumnya dieksekusi Gareth Bale pada 2016 dari jarak 32,7 meter.
Ke gawang tim mana gol Bale tersebut? Ternyata ke gawang Inggris juga!
Dinamit Lebih Gencar
Setelah kedudukan imbang dan pilihan defensif, Inggris hanya sesekali bisa keluar dari tekanan Danish Dynamite. Peluang terbaik Inggris hadir dari tembakan Phil Foden dari luar kotak, tapi masih membentur tiang kiri gawang Denmark.
Serangan Inggris baru berbahaya lagi tak lama setelah tiga pergantian yang dibuat Southgate. Usai menggantikan Kane, aksi Ollie Watkins meneruskan sodoran Jude Bellingham masih bisa ditahan Schmeichel.
Three Lions unggul dalam penguasaan bola sebesar 54%. Namun, skuad Gareth Southgate hanya membuat 11 percobaan dengan hanya 4 tembakan yang mengarah ke gawang. Denmark membuat 16 percobaan dengan 7 yang menjadi shot on goal.
Lima di antara percobaan De Rod-Hvide itu bisa diblok pertahanan Inggris. Pickford mesti bekerja keras menahan enam tembakan Denmark. Fan Inggris mesti menahan napas ketika tembakan Pierre-Emile Hojbjerg di akhir laga melayang tak jauh dari sudut gawang. Skor 1-1 mengakhiri duel.
“Kami paham para pendukung akan kecewa dengan performa ini. Mereka layak kecewa. Kami harus membaik. Saat ini kami tidak cukup baik memanfaatkan bola dan mesti menerima konsekuensinya,” ucap Southgate dikutip BBC.
View this post on Instagram
Baru Garansi 3 Besar
Masih di Grup C beberapa jam sebelumnya, Slovenia dan Serbia di Munich menghasilkan duel yang boleh jadi lebih ketat daripada Denmark versus Inggris. Yang jelas, lebih dramatis.
Zan Karnicnik membawa Slovenia unggul pada menit ke-69. Memasuki menit terakhir injury time, Luka Jovic berhasil menyamakan kedudukan.
Hasil dua laga ini membuat persaingan di Grup C masih terbuka. Inggris memuncaki klasemen, tapi belum pasti lolos ke fase grup. Tiga Singa baru cuma mendapat jaminan finis di tiga besar.