Dua runner-up grup, Swiss dan Italia, akan bertemu di Olympiastadion, Berlin, pada Sabtu (29/6) di perdelapan final Euro 2024. Italia mungkin tidak meyakinkan di fase grup, tapi ceritanya akan lain begitu memasuki fase gugur.
Penampilan Swiss di Grup A terlihat menawarkan langkah lebih jauh seperti Euro 2020/21. Perempat finalis edisi terakhir ini tidak terkalahkan di tiga partai grup, dengan terakhir menahan tuan rumah Jerman dengan skor 1-1.
Walau menjanjikan secara keseluruhan, pertahanan menjadi sektor yang mesti mendapatkan perhatian Swiss. Diawali pemanasan terakhir melawan Austria yang berakhir 1-1, tim berjulukan Nati ini gagal menorehkan clean sheet di empat laga beruntun. Repotnya, pertahanan tidak bisa menampilkan Silvan Widmer yang mendapat dua kartu kuning di fase grup.
Sejauh ini, daya ofensif bisa menutupi kekurangan defensif tersebut. Swiss racikan Murat Yakin mampu dua kali bangkit dari situasi tertinggal.
Namun, memasuki knockout round, Swiss perlu pula menaikkan level persaingan. Xherdan Shaqiri dkk. perlu mencari jalan untuk tidak lagi dibekap Italia seperti skor 0-3 di fase grup Euro 2020.
Swiss mengisyaratkan laga ketat. Kegagalan Nati melangkah lebih jauh di dua perhelatan terakhir hajatan Eropa ini terjadi melalui adu penalti setelah skor 1-1.
Melawan Italia, Swiss dapat berharap setidaknya bisa menahan laju lawan. Dua pertemuan terakhir di kualifikasi Piala Dunia 2026 berujung dengan kedudukan imbang.
Menghadapi Italia di Berlin nanti, Nati akan mengandalkan Dan Ndoye, pemain klub Italia yang mengejutkan pada musim silam dengan finis di peringkat ketiga Serie A, Bologna. Selain menyumbangkan gol untuk Swiss saat menghadapi Jerman yang memastikan posisi runner-up grup, penyerang berusia 23 tahun itu tampil bagus secara konsisten di Grup A.
View this post on Instagram
Italia nyaris gagal lolos dari fase grup. Sang juara bertahan membutuhkan gol Mattia Zaccagni saat injury time duel melawan Kroasia untuk memastikan kelolosan ke perdelapan final.
Kiprah yang bikin degdegan tifosi tidak lantas membuat Azzurri tidak diunggulkan untuk menang. Berulang kali Gli Azzurri mencapai titik tinggi setelah terseok-seok di awal perjalanan.
Faktanya, skuad Luciano Spalletti baru sekali kalah dari sembilan laga terakhir mereka, lima di antaranya berujung dengan kemenangan. Kelolosan kali ini merupakan yang kelima Azzurri secara beruntun di Euro.
Lebih lanjut, Italia belum pernah tersingkir di 16 besar sejak ronde ini diperkenalkan pada 2016. Kegagalan terakhir Azzurri melaju ke ronde selanjutnya terjadi pada 2008, itupun lewat adu penalti kontra Spanyol yang kemudian menjadi kampiun.
Walau tampak lebih meyakinkan begitu lolos dari fase grup, juara dua kali Euro ini perlu meningkatkan kemantapan. Dua dari tiga ronde gugur awal Italia di Euro harus melalui perpanjangan waktu.
Italia mesti segera mencari ketangguhan di lini belakang mengingat bek Bologna, Riccardo Calafiori, akan absen karena akumulasi kartu. Spalletti bakal mengandalkan sejumlah pemain seperti Nicolo Barella dan Lorenzo Pellegrini yang cemerlang di partai terakhir untuk memastikan keunggulan materi terutama di lini tengah. Semisal terjadi adu penalti, Gianluigi Donnarumma akan menjadi penentu.