Ralf Rangnick menjadi sosok pelatih yang menarik perhatian di Euro 2024. Austria besutannya bisa memuncaki klasemen akhir Grup D.
Dengan dua kemenangan, Austria melewati dua tim unggul secara tradisional, Prancis dan Belanda. Polandia, yang lebih sering merasakan turnamen besar daripada Austria, mesti tersingkir. Laga kontra Polandia pada 21 Juni di Olympiastadion, Berlin, memberikan kemenangan pertama buat Das Team.
Empat hari sebelumnya, mereka kalah dari juara dunia 2018, Prancis. Namun, penampilan Austria sudah mengundang pujian. Hanya kesalahan berupa gol ke gawang sendiri yang dibuat bek Maximilian Wober yang membuat Austria kalah.
Sinar terakhir tak pelak ketika menekuk Belanda dengan skor 3-2. Austria selalu memimpin atas De Oranje sebelum kapten Marcel Sabitzer memastikan tripoin kedua yang melesatkan Das Team ke pucuk klasemen Grup D.
Tak mengherankan bila pujian tertinggi mengarah kepada otak di balik kiprah berani Austria, Ralf Rangnick. Pelatih asal Jerman ini dinilai berhasil menularkan falsafah permainannya ke dalam tim Austria.
Kiprah tim Austria menjadi kontras dengan tim sebelumnya yang ditangani Rangnick. Hadir sebagai pelatih interim di Old Trafford, kehadiran Rangnick berakhir dengan drama.
Konon sebagian pemain yang bepengaruh di kamar ganti berkasak-kusuk untuk mencegah sang pelatih diikat secara permanen. Metode kepelatihan Rangnick disebut tidak cocok bagi sebagian pemain itu.
Komentar pedas Rangnick, hingga melontarkan ucapan “bedah jantung terbuka” untuk keharusan perubahan drastis pada tubuh tim, tidak berterima pada The Red Devils.
Padahal, United tampil menjanjikan di awal kedatangan Rangnick dengan hanya sekali kalah dari 13 laga liga. Namun, di bagian musim berikutnya, Iblis Merah merosot lagi dengan enam kekalahan dari 11 laga terakhir. United finis keenam dengan perolehan poin terendah sejak 1989/90.
Masa-masa kelam di Old Trafford sudah lewat buat Rangnick. Pelatih berusia 65 tahun ini menampilkan tangan dinginnya di timnya kini.
Pada Austria, eks pelatih Hannover dan Hoffenheim ini menemukan kubu yang menghargai pemikirannya. Das Team bersedia menyerap semua ilmu pelatih yang kerap disebut the godfather of gegenpressing ini.