Tampil sebagai perwakilan terakhir Indonesia di cabang bulutangkis Olimpiade Paris 2024, Gregoria Mariska Tunjung, melaju ke babak semifinal usai menaklukkan wakil Thailand, Ratchanok Intanon, lewat dua gim langsung, 25-23 dan 21-9, di Porte de La Chapell Arena, Sabtu (3/8).
Intanon sebenarnya bukanlah lawan yang mudah bagi Tunjung. Di sembilan pertemuan sebelumnya, Tunjung kalah delapan kali. Hanya memang, satu-satunya kemenangan Tunjung diraih di pertemuan terakhir, yakni Piala Uber 2024. Kala itu, Tunjung menang 22-20, 21-18.
Kemenangan itu jadi modal berharga bagi Tunjung untuk kembali meladeni Intanon. Ia tampil cukup percaya diri di awal-awal gim pertama. Beberapa kali upaya neting Tunjung gagal dikembalikan dengan sempurna oleh Intanon.
Sang lawan lalu merubah strategi dengan lebih cepat menyambar bola-bola net. Hal itu membuat skor terus rapat. Setidaknya hingga posisi 15-15, jarak poin di antara keduanya tak pernah lebih dari dua poin.
Intanon sempat melesat di posisi 18-15. Namun, Tunjung berhasil mengejar hingga 19-19, 21-21, 22-22, 23-23, untuk kemudian menutup gim pertama dengan keunggulan 25-23.
*Momen 13 poin beruntun
Skor ketat juga mewarnai pertarungan di awal-awal gim kedua, sebelum akhirnya sebuah momentum bagus menghampiri Tunjung.
Berawal dari posisi 6-6, Tunjung mampu meraup 13 poin beruntun dari Intanon. Sebagian besar dari 13 poin beruntun itu lahir berkat serangan-serangan variatif Tunjung.
Ia benar-benar sukses mendikte permainan Intanon. Sang lawan dipaksa pontang-panting mengejar bola sulit sehingga pengembaliannya menjadi santapan empuk bagi Tunjung.
Begitu raihan 13 poin Tunjung terhenti, ia sudah benar-benar di atas angin berkat keunggulan 19-6. Intanon cuma mampu membalas tiga poin berikutnya sebelum akhirnya takluk 21-9.
Berkat kemenangan ini, Tunjung menjadi tunggal putri pertama Indonesia yang berhasil lolos ke semifinal Olimpiade setelah Maria Kristin Yulianti (Olimpiade Beijing 2008).
Kala itu, langkah Maria Kristin dihentikan wakil Tiongkok, Zhang Ning, dengan skor 15-21, 15-21. Zhang Ning pada akhirnya sukses menyabet medali emas Beijing 2008 usai menaklukkan rekan senegaranya Xie Xingfang dalam drama rubber-game di final, 21-12, 10-21, 21018.
*Tak pernah menang
Lawan yang bakal dihadapi Tunjung di semifinal tak kalah berat, yakni unggulan pertama asal Korea Selatan, An Se Young. Di babak perempat final, Young sukses menyisihkan wakil Jepang, Akane Yamaguchi, dengan skor 15-21, 21-17, dan 21-8.
Secara head-to-head, Tunjung juga kalah jauh dari calon lawannya tersebut. Dari tujuh pertemuan terdahulu, ia tak pernah menang. Bahkan, cuma dua kali Tunjung kalah dalam rubber-game. Di lima kekalahan lainnya, Tunjung selalu dihajar dua gim langsung.
Termasuk di pertemuan terakhir, yakni pada babak semifinal Singapore Open 2024, awal Juni silam. Kala itu, Tunjung takluk 14-21 dan 21-23.
Tunjung pada akhirnya memang kalah di laga tersebut. Namun, perlawan sengit yang ditampilkannya sukses menyita hati publik Singapore Indoor Stadium yang merupakan venue pertandingan. Apalagi, ia sempat hampir memaksa laga menjadi rubber-game lantaran unggul 20-18 di gim kedua.
Namun, An Sa Young benar-benar mengeluarkan permainan terbaiknya demi menghambat Tunjung. Terbukti, rally panjang di penentuan poin akhir (21-22), berujung dengan drop-shot silang Tunjung yang tipis keluar dari sisi lapangan. Tunjung sampai terjerembab usai melakukan pukulan tersebut.
Kondisi itu membuat An Se Young rela menyeberangi net guna menghampiri Tunjung. Keduanya lantas berpelukan sambil mendapat tempukan riuh dari para penonton.
View this post on Instagram