Delapan gol tercipta dalam partai sengit di final Olimpiade 2024. Lewat perpanjangan waktu dalam laga pada Jumat (9/10), Spanyol U-23 membawa pulang medali emas Paris 2024.
Pertaruhan final di Parc des Princes tak ayal berupa emas kedua bagi masing-masing tim. Prancis juara di Los Angeles 1984 dan Spanyol di Barcelona 1992.
Dengan latar demikian, final berlangsung ketat. Berikut ini lima bahasan dari partai puncak Paris 2024, dari taburan gol sampai tim keluarga.
Pembukaan Bleus
Kedua kubu tampak diliputi kegugupan saat start laga di Paris ini. Prancis bisa lebih dulu mengendalikan diri. Enzo Millot dapat memanfaatkan Sapuan buruk Alex Baena saat ditekan kapten Alexandre Lacazette (11′).
Namun, Prancis, di hadapan 44.260 penonton di Parc des Princes, tidak bisa mengantisipasi lesatan segera dari Spanyol tak lama berselang.
3 Lesatan 10 Menit
Baena membayar kesalahannya tujuh menit berselang dengan operan akurat untuk Fermin Lopez. Pemain Barcelona itu mengukir gol keduanya melalui rebound dari aksi kiper Guillaume Rester menahan kans Abel Ruiz (25′).
Spanyol melaju lebih jauh tiga menit setelah gol kedua Lopez. Baena bisa menjebol gawang Restes untuk ketiga kalinya lewat tendangan bebas setelah pelanggaran Loic Bade terhadap Juan Miranda.
Babak pertama menjadi periode merana buat tuan rumah. Kiper Spanyol, Arnau Tenas, bisa menepis keluar sundulan Jean-Philippe Mateta. Eks rekan Mateta di Crystal Palace, Michael Olise, juga harus melihat usahanya masih melebar.
Dramatis Paruh Kedua
Di babak kedua, Thierry Henry membuat perubahan. Lacazette menjadi salah satu pemain yang ditarik keluar pada menit ke-52.
Les Bleus masih belum menemui hasil. Tembakan Castello Lukeba masih mengenai pertahanan dan keluar. Sundulan Manu Kone memantul tanah dan melewati mistar.
Spanyol mendapat peluang dari Miranda dan Ruiz, tapi masih gagal menjauhkan keunggulan. Tenas bisa menahan tembakan Kone, tapi akhirnya kebobolan di bagian akhir paruh kedua.
Les Bleus baru bisa mendulang hasil dari tekanan konstan mereka pada menit ke-79. Maghnes Akliouche bisa menyentuh masuk bola sepak bebas rendah pemain baru Bayern, Olise.
Drama berlanjut saat injury time. Parc des Princes menjadi riuh Mateta bisa mengonversi penalti setelah Benat Turrientes menahan Arnaud Kalimuendo di kotak penalti.
Mental Ekstra Si Merah
Turrientes hampir membayar lunas kesalahannya di pengujung injury time. Namun, tembakannya menerpa mistar. Tak kurang, peluang itu menjadi indikasi kebangkitan kedua Spanyol. Kendati dapat memaksa waktu ekstra, Prancis kembali gagal mengantisipasi mental bagus La Roja.
Pemain pengganti yang baru masuk pada menit ke-83 menggantikan Ruiz, Sergio Camello, menjadi mimpi buruk tuan rumah. Camello membawa La Roja unggul lagi saat memaksimalkan assist Adrian Bernabe (100′). Camello memastikan medali emas buat Spanyol dengan gol keduanya saat injury time waktu ekstra kedua usai operan jauh Tenas.
View this post on Instagram
Seperti Keluarga
“Para pemain bertarung seperti sebuah keluarga. Pertandingan yang hebat untuk penonton dan penggemar. Beruntung kami bisa membawa kembali medali emas ke Spanyol setelah penantian lama,” ucap pelatih Spanyol, Santiago Denia, dikutip AFP.
Meski hanya bisa mempersembahkan medali perak, Henry menyatakan akan mengenang turnamen ini dan skuadnya layak bangga.
“Ini sesuatu yang magis. Saya bilang kepada para pemain bahwa saya merasa bangga. Tidak berakhir baik, tapi hadir emosi, medali, dan perjalanan yang luar biasa. Negeri kami indah bila kami bersatu,” ujar Henry.