Salah satu topik yang kerap menyertai pemberitaan Arsenal di bursa transfer adalah soal perlunya The Gunners menambah amunisi di lini depan.
Diskusi itu makin menghangat lantaran dari dua pembelian pemain yang sudah dilakukan Arsenal di bursa transfer musim panas ini, justru untuk memperkuat lini pertahanan, yakni pembelian eks bek Bologna, Riccardo Calafiori (45 juta euro) dan eks kiper Brentford, David Raya (31,9 juta).
Namun, jika melihat performa bagus Kai Havertz belakangan ini, wacana untuk menambah personil di lini depan Arsenal, rasanya perlu dikaji ulang.
Havertz menjadi salah satu bintang kemenangan 2-0 Arsenal kala menjamu Wolverhampton di pekan pembuka Premier League 2024/25, akhir pekan silam. Pasalnya, striker Jerman itu sukses menyumbang satu gol dan satu assist. Satu gol lainnya dicetak Bukayo Saka.
Kontribusi bagus itu melanjutkan catatan impresif Havertz selama diplot sebagai ujung tombak. Kala didatangkan Chelsea dari Bayer Leverkusen pada September 2020, posisi Havertz sebenarnya lebih sebagai gelandang serang atau second striker.
Namun, peran itu secara perlahan berubah di Chelsea, serta makin kentara di Arsenal. Havertz kini lebih sering diplot sebagai penyerang utama atau ujung tombak.
Kepercayaan itu dibayar tuntas oleh pemain berusia 25 tahun tersebut. Pasalnya, Havertz lebih produktif ketika tampil di lini depan dibanding di lini tengah. Kecermerlangan itu tercermin dari data statistik versi Sky Sports.
Sejak berseragam The Gunners, Havertz sudah 14 kali tampil sebagai striker sejak menit awal.
Secara keseluruhan, Havertz sudah melakoni 38 laga Premier League bersama Arsenal. Dari total 38 laga tersebut, sebanyak 24 laga ia bermain di lini tengah, sedangkan di 14 laga lainnya ia tampil sebagai striker.
Nah, ketajaman Havertz ternyata jauh lebih nyata saat ia bermain di lini depan. Dari 14 laga tersebut, ia berhasil terlibat dalam 17 gol Arsenal lewat rincian sembilan gol dan delapan assist.
Perbandingan lainnya juga menunjukkan hal serupa. Havertz sama-sama mampu melepaskan 37 tembakan baik kala diplot sebagai gelandang serang, maupun kala menjadi striker.
Akan tetapi, hanya 10 tembakannya yang on-target dari lini kedua. Sedangkan ketika dipercaya menjadi striker, ada 19 tembakannya yang on-target.
Jika dipersentase, akurasi tembakan Havertz hanya 27,03% saat bermain di lini tengah dan melonjak jadi 51,35% saat diplot sebagai ujung tombak.
Angka Expected Goals (xG) Havertz juga lebih meningkat saat ia menjadi striker (7,46) dibanding sebagai gelandang (5,33).
Insting Arteta untuk lebih mempercayakan Havertz sebagai goal-getter juga berpengaruh besar terhadap kiprah sang pemain. Pasalnya, Havertz sempat kesulitan mencetak gol di awal-awal gabung Arsenal.
Resmi diboyong pada Juli 2023, Havertz harus menunggu sampai bulan November untuk akhirnya bisa menyumbang gol bagi skuat London Merah lewat proses open-play.
“Pemain butuh waktu untuk beradaptasi dan mengenal semua orang, baik secara tim, relasi, dan sistem. Havertz kini mendapat kepercayaan diri dan respek dari banyak orang, terutama soal caranya menangani situasi dan hingga kini benar-benar bisa perform,” ujar Arteta sesudah laga kontra Wolves dilansir Sky Sports.
View this post on Instagram