Setelah start yang cukup mengesankan mengikuti perjalanan luar biasa musim lalu, Bayer Leverkusen mesti mengalami kekalahan pertama di Bundesliga setelah sekian lama. RB Leipzig memecah telur itu di kandang Leverkusen pada Sabtu (31/8).
Publik stadion BayArena menyaksikan kejatuhan pertama Leverkusen. Leipzig memupus deret tak terkalahkan yang dibuat Die Werkself sepanjang 35 pertandingan. Yang menarik, Leverkusen unggul dua gol lebih dulu.
Agak Apes, 2 Gol
Leverkusen membuat start yang tampak meyakinkan. Namun, muncul beberapa pertanda buat tuan rumah. Sundulan Edmond Tapsoba (8′) membentur tiang, kans Piero Hincapie menerpa mistar. Benjamin Sesko juga meluputkan peluang bagus.
Kenahasan Leverkusen mulai berubah setelah Marco Rose menjadi pelatih Bundesliga pertama yang diusir dua kali dalam kariernya. Rose mendapat kartu merah menumpahkan kekesalannya kepada wasit Matthias Jollenbeck.
Kesalahan Lukas Klostermann bisa dimanfaatkan Jeremie Frimpong untuk membawa Leverkusen unggul. Berikutnya, blunder Bitshiabu mengawali aksi Martin Terrier yang berlanjut dengan assist Florian Wirtz untuk Alex Grimaldo untuk gol kedua tuan rumah di menit ke-45.
Kampl Persempit
Banyaknya peluang yang disia-siakan Leverkusen menjadi hal yang akan menjadi bumerang. Ditambah dalam kelengahan setelah unggul dua gol, Leverkusen membayar dengan harga mahal.
Yang pertama adalah keberhasilan Leipzig memperkecil ketertinggalan melalui Kevin Kampl dari umpan Benjamin Henrichs. Gol terjadi pada injury time.
Mimpi Buruk
Satu gol di pengujung babak pertama menaikkan kepercayaan diri Leipzig. Setelah jeda antarbabak, Leverkusen terus membuat peluang, tapi sejumlah kans terbaik datang dari kubu tamu.
Gol Castello Lukeba dianulir VAR karena off-side Sesko. Akan tetapi, Leipzig bisa menuai hasil dari melonjaknya keyakinan.
Lima menit usai anulir gol, Sesko membayar kesalahannya dengan menyediakan assist untuk Lois Openda (57′) yang menaklukkan Kovar dengan penempatan melewati dua kaki sang kiper. Openda memberikan mimpi buruk buat Leverkusen pada menit ke-80 dari assist Antonio Nusa.
Gagal Samai Hamburg
Sisa 10 menit plus injury time tidak cukup bagi skuad Xabi Alonso untuk membuat gol penyeimbang. Hal ini tidak terlihat musim silam, saat Leverkusen bisa membuat gol yang menyelamatkan mereka dari kekalahan di bagian akhir duel. Tepatnya, musim silam, Die Werkself mengukir 18 gol di menit ke-90 atau injury time.
Terhentinya deret tak terkalahkan di angka 35 membuat Leverkusen gagal menyamai catatan Hamburg dengan 36 laga tak terpatahkan pada 1983.
Sebaliknya, Leipzig menggoreskan 13 pertandingan beruntun tak terkalahkan.
“Bukan pertanda yang bagus. Kami perlu memperbaikinya. Namun, saya melihat banyak hal positif hari ini. Berat dan pahit. Saya tak merasa kami pantas kalah hari ini. Kami siap lagi di babak kedua, tapi tak bisa mengendalikan permainan. Kami harus menerima kekalahan. Berat, tapi inilah sepak bola,” ucap Alonso dikutip RFI.
View this post on Instagram