Kemenangan 2-0 atas Irlandia, Minggu (8/9), menjadi raihan tiga poin perdana era baru tim nasional Inggris setelah tak lagi ditangani Gareth Southgate yang mundur usai gagal menjuarai Euro 2024 (kalah 1-2 dari Spanyol di final).
Skuat The Three Lions kini ditangani Lee Carsley selaku pelatih sementara. Sebelumnya, Carsley merupakan nahkoda tim Inggris U-21.
Laga kontra Irlandia menjadi laga perdana Inggris di bawah komando Carsley. Dua gol kemenangan Inggris dicetak Declan Rice (menit 11’) dan Jack Grealish (26’).
Berkat kemenangan ini, Carsley menjadi caretaker pertama Inggris yang langsung sukses menghadirkan kemenangan di laga perdananya, setelah Joe Mercer di tahun 1974.
Lantas, seberapa meyakinkan kemenangan Inggris tersebut? Butuh data statistik untuk menggambarkannya.
Dilansir Flashscore, Inggris sangat mendominasi laga lewat keunggulan telak dalam persentase penguasaan bola (72% berbanding 28%).
Pemain-pemain Inggris ahkan mendominasi daftar lima besar penguasaan bola individual. Mulai dari Trent Alexander-Arnold, Declan Rice, Marc Guehi, Kobbie Mainoo, dan Levi Colwill.
TAA selaku pemuncak daftar sebagai pemain yang paling sibuk, tercatat 108 kali bersentuhan dengan bola. Jumlah itu merupakan yang terbanyak dibanding rekan-rekannya. Padahal, posisi TAA sudah dikembalikan Carsley ke bek kanan.
Selain itu, Inggris juga lebih sering mengancam gawang Irlandia. Harry Kane dkk. tercatat 16 kali melepas tembakan ke gawang lawan dan sembilan di antaranya on-target. Sedangkan di sisi lain, Irlandia cuma sanggup melepaskan enam tembakan dan hanya satu yang on-target.
Skema ofensif Inggris juga melahirkan angka 2,52 expected goals dan enam peluang bersih. Dilansir Opta, data-data statistik tersebut sudah lebih bagus dari catatan statistik serupa yang diukir Inggris di sepanjang tujuh laga Euro 2024 silam.
*Grealish unjuk gigi
Sumbangsih satu gol yang dibuat Grealish memang tak mengantarnya sebagai man of the match lantaran apresiasi itu diberikan Trent Alexander-Arnold.
Akan tetapi, penampilan Grealish kontra Irlandia juga banyak dipuji orang. Ia dianggap bisa bangkit dan layak kembali ke timnas setelah secara mengejutkan tercoret dari skuat Euro 2024.
Hal itu juga tak lepas dari strategi Carsley yang membebaskan Grealish untuk beroperasi tidak cuma sebagai winger, tapi juga sebagai playmaker dan second striker.
“Laga ini sangat berarti. Bisa merayakan kemenangan dengan suporter dan mendengar mereka kembali menyanyikan nama saya. Apalagi, Euro 2024 lalu menjadi salah satu musim panas terburuk sepanjang hidup saya. Sulit menerima rasanya, tapi saya coba bangkit,” ujar Grealish dilansir Sky Sports.
“Ke depannya, semua bergantung dengan saya sendiri. Harus mulai tampil reguler dan mencetak gol, seperti yang saya lakukan hari ini. Saya belum merasa kondisi saya pulih 100%, tapi saya tetap puas dengan,” tutup Grealish.