Sekitar 55.000 pendukung Arsenal yang memenuhi Emirates Stadium di laga kontra Leicester, Sabtu (28/9), bisa pulang ke rumah dengan senyum lebar. Tim kesayangan mereka menang 4-2 dari sang tamu.
Raihan tiga poin itu makin bermakna jika berkaca pada alur laga yang membuat para pendukung The Gunners sempat terombang-ambing.
Bagaimana tidak, saat berhasil unggul 2-0 di babak pertama berkat gol Gabriel Martinelli (menit 20’) dan Leandro Trossard (45+1’), skuat asuhan Mikel Arteta seakan bakal mudah menyudahi laga.
Selain keunggulan dua gol tersebut, Arsenal juga begitu mendominasi laga di 45 menit pertama jika mengacu pada data statistik versi Flashscore. Mereka unggul jauh soal persentase penguasan bola (76% berbanding 24%) dan jumlah tembakan (11 berbanding 1).
Faktanya, yang terjadi di babak kedua justru mencengangkan. Leicester berhasil menyamakan kedudukan berkat dua gol yang diborong pemain belakang mereka, James Justin (47’ & 63’).
Publik Emirates Stadium yang tadinya serba ceria, mendadak diliputi ketegangan. Pengalaman pahit soal gagal mempertahankan keunggulan versus City pekan lalu, kembali membayangi.
Upaya skuat Meriam London untuk terus menekan pertahanan Leicester terus-terusan menemui jalan buntu, setidaknya hingga waktu normal.
Keberuntungan akhirnya datang di menit 90+3’. Berawal dari sepak pojok, bola sambaran Trossard sempat mengenai kaki Wilfried Ndidi dan malah berubah arah masuk ke gawang Leicester.
The Foxes yang sudah kadung kebobolan, jadi bernafsu untuk bisa kembali menyamakan kedudukan di sisa waktu tiga menit terakhir. Hal itu malah menjadi blunder.
Lewat serangan balik, Arsenal sukses memperbesar keunggulan menjadi 4-2 berkat gol “hoki” Kai Havertz. Dibilang beruntung karena gol itu tercipta tanpa Havertz harus repot-repot bermanuver.
Niat pemain belakang Leicester dalam menyapu bola malah mengenai kaki Havertz dan bergulir ke dalam gawang sendiri. Wasit Samuel Barrott bahkan sampai harus berdiskusi lebih dahulu dengan ruang VAR sebelum akhirnya mengesahkan gol tersebut.
Meski dua gol penentu kemenangan baru datang di menit-menit akhir, tanda-tanda Arsenal bakal meraih tiga poin sebenarnya sudah tercermina dari data statistik laga.
Selain dominasi penguasan bola yang terus berlanjut di babak kedua (76% berbanding 24%), Trossard dkk. juga melepaskan 33 tembakan ke gawang Leicester. Dari total 33 tembakan tersebut, lebih dari setengahnya yang on-target (17).
Itupula mengapa angka Expected Goals (xG) Arsenal mencapai angka 4,11. Bandingkan dengan angka xG Leicester yang cuma berkutat di kisaran 0,4. Dilansir Sky Sports, angka xG 4,11 Arsenal merupakan yang tertinggi di sepanjang musim ini.
Hanya memang, ada faktor penampilan cemerlang kiper Leicester, Mads Hermansen, yang membuat tingginya angka xG Arsenal tak bisa berbicara banyak. Ia mencatatkan 13 penyelamatan.
Ujung-ujungnya, justru dua keteledoran lini pertahanan Leicester yang akhirnya mencoreng penampilan bagus kiper asal Denmark tersebut.
Berkaca dari rating penampilan versi Whoscored, Hermansen mendapat nilai 8,9. Angka itu cuma kalah bagus dibanding nilai tertinggi di kubu Arsenal, yakni Bukayo Saka (9,6).
===
View this post on Instagram