Man. United menorehkan kemenangan penting atas Brentford pada Sabtu (19/10). The Red Devils mampu bangkit ketertinggalan. Posisi Erik ten Hag jadi lebih aman.
Beberapa bahasan muncul dari tiga angka yang krusial di tengah tekanan besar seiring performa jeblok United sebelum-sebelumnya. Pemicu dan pemacu performa yang menarik datang dari keputusan wasit.
Tangkal Jurus
United jadi kubu pertama dalam lima matchday terakhir yang lolos dari jurus sengatan cepat The Bees di awal laga. Setelah berhasil menjebol gawang empat klub di bawah 80 detik pertama, Brentford tidak bisa mengulanginya terhadap Man. United.
Namun, keberhasilan mencegah Brentford mempermalukan mereka tidak serta-merta membuat Iblis Merah bisa memanfaatkan perbedaan itu. Tuan rumah malah mendapat ganjaran dari menurunnya niat mencetak gol sebelum turun minum.
Drama Ujung Paruh Pertama
Terdapat sekurangnya dua kejadian menarik di pengujung paruh pertama. Yang pertama adalah gol Brentford saat injury time babak pertama memasuki menit kelima saat publik Old Trafford mungkin sudah bersiap terpaksa harus puas dengan skor kacamata. Ethan Pinnock dapat menggelontorkan sodoran Mikkel Damsgaard.
Insiden berikutnya adalah dua kartu kuning yang didapat United semenit berselang. Bek tengah kawakan, Jonny Evans, mendapat kartu kuning. Wasit juga memberikan kartu kuning untuk Ten Hag.
Kubu United memprotes wasit karena harus bermain untuk 10 pemain saat terjadinya gol Si Lebah. Matthijs de Ligt diminta keluar lapangan untuk mendapatkan perawatan menyusul keluarnya darah.
Awal Gesit Babak II
Terpicu gol mengecewakan dari lawan di pengujung babak pertama, Red Devils membalas dengan cara yang jadi senjata lawan walau di babak yang berbeda. Dua menit setelah restart, Alejandro Garnacho menyamakan skor meneruskan umpan Marcus Rashford.
Setelah meraih gol penyeimbang, United meneruskan momentum tak lama setelah satu jam laga. Rasmus Hojlund mampu memanfaatkan layanan Bruno Fernandes.
Red Devils bisa menjaga keunggulan sampai akhir duel. Kemenangan kedua di kandang ini bisa menepis sebagian besar beban.
Konfirmasi Geram
Para pendukung Red Devils mungkin akan berharap tim kesayangan mereka dapat meningkatkan performa dengan dorongan saat pertandingan. Sulutan itu berupa kemarahan akibat insiden gol Brentford.
“Setelah babak pertama, kami marah karena harus bermain dengan 10 pemain untuk beberapa saat. Namun, dengan mentalitas bagus, kami dapat kembali ke permainan,” ucap Garnacho usai laga kepada Manchester Evening News.
“Itu adalah darah kering. Ia telah mendapatkan perawatan untuk itu. Saya tak mengerti mengapa ia diminta keluar lapangan. Momen besar saat itu sebab Brentford sangat baik saat sepak pojok dan kami kehilangan salah satu penyundul halau terbaik kami,” ucap Ten Hag.
“Tekanan selalu ada. Kami harus memenangi semua laga. Kala tertinggal 0-1, kami merasakan ketidakadilan dan menggunakannya sebagai bahan bakar. Kami jelas marah dan terbakar. Kami mempunyai gagasan yang tidak sempurna, tapi kami menguasai laga,” lanjut ETH.
“Banyak pemain kunci mereka bisa meningkat di babak kedua seperti yang sudah kedua. Kami terlalu pasif. Momentumnya berubah. Kami berkekurangan, jika bukan kepercayaan diri, maka kualitas,” kata Thomas Frank, bos The Bees.
Terdesak plus marah dapat menghasilkan tiga angka buat United. Namun, resep ini tak selalu ada untuk berbuah tripoin buat Red Devils. Saat ini sih boleh lah untuk menjaga Ten Hag di kursinya.