Fenerbahce memaksa Man. United pulang dengan satu angka saja dari Istanbul di hari laga ketiga league phase Liga Europa pada Kamis (24/10). Beruntung buat United di hasil seri ketiga beruntun mereka, Jose Mourinho mengambil porsi besar atensi bahkan tak lama setelah undian.
Sebelum, Saat, Sesudah
Begitu undian mempertemukan Fenerbahce dengan United, Mourinho segera menjadi kesamaan yang nyata dari kedua kubu. Sebelum laga yang digelar di Ulker Stadium Sukru Saracoglu ini, pelatih asal Portugal tersebut masih mengklaim bahwa dirinya berpeluang membawa United meraih gelar sebelum didepak.
Saat duel, Mou menjadi salah satu bahasan besar. Eks arsitek Chelsea dan Tottenham itu diusir wasit Clement Turpin pada menit ke-57. Usai pertandingan, Mourinho mengungkapkan “pujian” buat pengadil asal Prancis itu.
“Si wasit memberi tahu saya sesuatu yang luar biasa. Ia bilang, pada saat yang bersamaan, bisa melihat aksi di dalam kotak penalti dan perilaku saya di pinggir lapangan.
“Selamat untuk dia karena sungguh luar biasa. Selama pertandingan, 100 mil per jam, satu matanya tertuju ke situasi penalti, dan satu mata lagi ke perbuatan di tepi lapangan. Itulah alasannya ia merupakan salah satu wasit terbaik di dunia,” ucap Mou sinis kepada TNT Sports.
Klaim Lebih Oke
Soal duel, Mourinho memuji pasukannya. Menurutnya, Fener tampil lebih baik daripada United.
“Kami tampil hebat. Kalau bisa bermain seperti ini di Liga Turki, kami bisa menghancurkan semua lawan. Kami tentu menghadapi sebuah tim dengan level superior daripada kami. Kami mengalami masalah cedera. Kami harus berpikir keras meramu tim. Performa kami luar biasa. Saya tak bisa meminta lebih dari anak-anak,” tuturnya.
Tak lupa mantan manajer Porto dan Inter Milan itu meledek lawan yang merupakan klub eks besutannya. “Saya tahu media Inggris akan mengatakan bahwa United bermain buruk, tapi saya pikir akan lebih pas mengatakan bahwa kami melewati laga luar biasa dan kami lebih baik daripada mereka. Hasil yang bagus buat Man. United,” pungkas Mou.
Statistik laga menunjukkan bahwa Fener menorehkan 52% penguasaan bola. Fener melepaskan 10 percobaan, dengan separuhnya mengarah ke gawang Iblis Merah. Kubu tamu membuat shot on goal yang sama banyaknya, tapi dari selusin tembakan.
Fenerbahce menghasilkan pula 485 operan, 415 kali di antaranya tepat sasaran. United membuat 459 operan, dengan 387 buah yang menemui sasaran.
View this post on Instagram
Kecewa Utd
Christian Eriksen membawa Red Devils memimpin pada menit ke-15 dari sodoran Joshua Zirkzee. United bisa menjaga keunggulan sampai turun minum. Fener menyamakan kedudukan melalui Youssef En Nesyri dari assist eks Newcastle, Allan Saint-Maximin, empat menit memasuki paruh kedua.
Bos United, Erik ten Hag, mencoba memasukkan Rasmus Hojlund dan Casemiro menggantikan Zirkzee dan Victor Lindelof pada menit ke-55. Antony menggantikan Marcus Rashford pada menit ke-73, dan Amad Diallo menggantikan Antony pada menit ke-89. Namun, United belum bisa menghasilkan kemenangan di ajang kelas dua ini.
United harus puas dengan hasil seri ketiga dari tiga pertandingan. Klub raksasa Inggris itu baru sekali menang dari 11 pertandingan terakhir di Eropa.
Ten Hag mengaku kecewa dengan hasil dari Istanbul ini. “Tentu kecewa gagal menang karena memimpin lebih dulu, sehingga hasil ini tidak seharusnya terjadi. Kami memiliki kesempatan mencetak gol kedua. Fenerbahce merupakan klub yang sangat bagus, dengan fan dan pemain yang hebat.
“Akan menjadi final yang sangat bagus. Kami semestinya bisa menguasai bola lebih baik lagi di babak pertama. Mereka tim hebat dengan manajer hebat. Bukan poin yang buruk, tapi kami ingin menang. Kami ingin memenangi semua pertandingan,” pungkasnya.
Gimana menurut Anda? Siapa yang seharusnya menang?
View this post on Instagram