Suasana Istora Senayan masih terasa lengang saat Jebreeetmedia tiba di sana, Rabu siang (30/10). Di sisi luar arena, tampak beberapa pekerja yang tengah mempersiapkan booth-booth untuk ajang eksebisi para pebulutangkis terbaik dunia, BDMNTN-XL, yang akan berlangsung selama empat hari dari Kamis hingga Minggu, 31 Oktober – 3 November 2024.
Di bagian dalam Istora, panitia sudah menyulap layout ruangan menjadi satu lapangan tanding berkesan mewah, lengkap dengan papan A-board LED di bagian tepi, serta efek lighting yang bakal memanjakan pemain dan penonton.
Kami lalu bergegas ke ruangan media. Pebulutangkis legendaris asal Korea Selatan, Lee Yong Dae, sudah menanti dan menyambut kami dengan hangat.
Tampilannya sederhana dengan hanya mengenakan T-Shirt putih, celana Jogger Pants abu-abu tua, dan sneakers putih.
Bekerja sama dengan SPOTV, Jebreeetmedia sebagai salah satu media partner BDMNTN-XL, mendapat kesempatan untuk melakukan wawancara eksklusif dengan Lee Yong Dae.
Lee merupakan salah satu dari belasan pebulutangkis kondang lainnya yang akan berlaga di ajang BDMNTN-XL, selain Victor Axelsen, Kunlavut Vitidsarn, Ratchanok Intanon, Aaron Chia/Soh Wooi Yik, Kodai Naroka, Yuta Watanabe, Seo Seung Jae, dan beberapa nama lain.
Tak ketinggalan pula bintang-bintang asal Indonesia seperti Hendra Setiawan, Sabar Karyaman, Gresya Polii, dan Gloria Widjaja.
Lee, yang secara perawakan masih tampak awet muda meski usianya sudah berusia 36 tahun, menjawab semua pertanyaan kami dengan antusias.
Berikut merupakan petikan wawancara khusus dengan peraih medali emas Olimpiade Beijing 2008 yang juga pernah menduduki peringkat 1 dunia dengan tiga pasangan berbeda di sektor ganda putra tersebut.
Halo Lee, apa kesibukan Anda setelah pensiun?
Setelah pensiun, sebagian besar kesibukan saya sebenarnya masih berhubungan dengan badminton, tapi memang ada juga beberapa hobi saya di luar bulutangkis yang saya lakukan, karena waktu masih aktif bermain saya tak sempat melakukannya karena sangat sibuk mengikuti berbagai turnamen.
Apakah Anda menjalankan bisnis atau mungkin menjadi pekerja kantoran di Korea setelah pensiun?
Hehe, tidak, saya tidak punya bisnis apa-apa dan belum terfikir ke arah sana. Rutinitas saya masih lebih banyak menjadi pundit atau komentator badminton di beberapa TV. Kadang, saya juga diundang sebagai tamu di beberapa turnamen internasional seperti di Tiongkok, Malaysia, dan Indonesia, seperti sekarang ini di BDMNTN-XL.
Setelah Anda pensiun, apakah masyarakat di Korea masih mengenali Anda saat Anda berpergian ke luar rumah?
Ya, terkadang saat saya ke luar rumah atau misalnya jalan umum, masih ada saja orang-orang yang mencegat saya dan meminta untuk ber-selfie atau minta tanda tangan. Mungkin selain karena mantan atlet, saya juga masih sering muncul di beberapa program TV, jadi masyarakat di Korea masih mengenali saya.
Jika Anda tak terlahir sebagai pemain bulutangkis, kira-kira Anda berprofesi sebagai apa? Ada cita-cita lain?
Mungkin menjadi pemain baseball karena pada dasarnya, orang tua saya memang ingin saya menjadi atlet, apapun cabangnya. Kebetulan, baseball juga banyak digemari di Korea. Tapi rasa-rasanya, kemampuan saya di cabang olah raga lain tak akan sehebat seperti saya di badminton.
Jadi, mana yang sebenarnya lebih populer di Korea, Badminton atau Baseball?
Saya kira Badminton masih lebih populer. Itu pula mengapa orang tua saya akhirnya senang saya bisa menjadi atlet badminton.
Dengan tampil di BDMNTN-XL, Anda kembali ke Indonesia dan Anda punya banyak fan di sini. Apa hadiah terunik yang pernah Anda dapatkan dari mereka?
Setiap kali ke Indonesia, saya sering mendapat banyak hadiah dari para fan di sini. Ada beberapa hadiah yang berkesan seperti baju tradisional dari salah satu daerah di Indonesia, mie instan Indonesia, dan ada juga penggemar yang memberikan gambar saya yang digambarnya sendiri dan itu masih saya simpan di rumah saya.
Apa yang menurut Anda menarik dari ajang BDMNT-XL ini?
Karena ajang ini merupakan team tournament, lalu kami pun belum tahu akan tampil di sektor mana dan akan melawan siapa, jadi semuanya tergantung ke strategi dari masing-masing tim. Tapi, ketika tim memutuskan saya untuk tampil, tentu saya tetap akan berupaya menyuguhkan penampilan terbaik saya.
View this post on Instagram