Derbi London antara tuan rumah Chelsea kontra Arsenal, Minggu (10/11) berakhir imbang 1-1. Setelah laga berjalan tanpa gol di 45 menit awal, Arsenal berhasil lebih dulu membobol gawang Chelsea berkat gol Gabriel Martinelli (menit 60’).
Prosesnya berawal dari kecerdikan Martin Odegaard dalam melihat posisi Martinelli yang agak terbebas di tiang jauh.
Umpan akurat Odegaard lalu membuat Martinelli tinggal berhadapan langsung dengan kiper Chelsea. Lewat tembakan dari sudut sempit, striker Brasil itu sukses menggetarkan jala lawan.
Khusus bagi Odegaard, assistsnya tersebut seakan mempermanis aksi comeback-nya setelah pulih dari cedera. Dilansir Squawka, ia kini makin mantap sebagai pemain yang paling banyak mengkreasi peluang (62 peluang) di ajang Premier League sepanjang tahun. Menyusul setelah Odegaard ialah Cole Palmer (59 peluang) dan Luis Diaz (58 peluang).
Chelsea lalu membalas sekitar 10 menit kemudian. Gol penyeimbang The Blues dicetak Pedro Neto (70’) lewat sebuah tembakan keras dari luar kotak penalti. Gol tersebut sekaligus menjadi gol perdana Neto untuk Chelsea di ajang Premier League.
Kedudukan 1-1 bertahan hingga akhir laga. Jika mengacu pada data statistik, kita setidaknya bisa memahami mengapa skor tersebut adil bagi kedua tim.
*Ball possession berimbang
Di antara Chelsea dan Arsenal, tak ada yang bisa dibilang lebih menguasai laga. Pasalnya, jika menilik data statistik Flashscore, persentase penguasaan bola (ball possession) kedua tim cukup berimbang, yakni 49% (Chelsea) berbanding 51% (Arsenal).
Lama penguasaan bola biasa ditentukan lewat kepiawaian tim dalam mengalirkan bola. Dari data yang sama, baik Chelsea maupun Arsenal juga tercatat melepas jumlah umpan cukup berimbang, yakni 415 umpan (Chelsea) dan 428 (Arsenal).
*3 Shot on target
Bicara peluang juga kurang lebih sama. Menurut Flashscore, Chelsea selaku tuan rumah memang melepas tembakan lebih banyak (17 kali) dibanding Arsenal (13 kali).
Namun, dari total 30 tembakan tersebut, sebagian besar justru tak terlalu membahayakan. Pasalnya, baik Chelsea maupun Arsenal, sama-sama cuma bisa melahirkan tiga tembakan on-target di sepanjang laga.
*2 Penyelamatan gemilang
Bukti lain bahwa laga ini layak berakhir imbang adalah terkait jumlah penyelamatan yang dilakukan masing-masing kiper.
Pasalnya, baik Robert Sanchez maupun David Raya, sempat sama-sama melakukan dua penyelamatan gemilang guna menghalau peluang on-target lawan.
Sanchez kebagian menggagalkan dua peluang jarak dekat Arsenal. Pertama kala menepis tembakan Martinelli di menit 26’ dan sontekan Mikel Merino di menit 88’.
Sedangkan aksi penyelamatan Raya memang tak sedramatis aksi Sanchez lewat saves-saves jarak dekat. Namun, kiper Arsenal itu tetap layak disanjung berkat dua tepisan akrobatiknya.
Yang pertama kala melentingkan badan atas tendangan keras Cole Palmer dari luar kotak penalti saat laga baru berjalan dua menit. Lalu berikutnya kala menghalau tembakan Nicolas Jackson di menit 83’.
*7 pemain rating 7
Permainan berimbang juga tercermin dari nilai rating penampilan kedua tim versi Flashscore. Tak ada satupun pemain dari kedua tim yang mampu menorehkan nilai delapan. Semuanya mendapat nilai di bawah delapan.
Uniknya, ada tujuh pemain dari masing-masing kubu yang mendapat nilai tujuh yakni Neto (7,6), Noni Madueke (7,1), Moses Caicedo (7), Romeo Lavia (7), Wesley Fofana (7,2), dan Marc Cucurella (7).
Sedangkan tujuh pemain Arsenal yang mendapt nilai tujuh adalah Martinelli (7,2), Martin Odegaard (7,3), Declan Rice (7,2), Ben White (7,1), William Saliba (7), dan Gabriel (7,1).
View this post on Instagram