Viktor Gyokeres kayak terus meminta kepada Ruben Amorim untuk mengajaknya ke klub barunya, Man. United. Sang penyerang menyodorkan kiprah terbarunya buat Swedia untuk meyakinkan eks bosnya itu.
Swedia memiliki reputasi yang sebenarnya tidak kecil di Eropa dan dunia soal sepak bola. Negara Skandinavia itu pernah mencapai final Piala Dunia 1958 dan dua kali finis di peringkat ketiga Piala Dunia (1950 dan 1994).
Lawan Blagult atau Si Biru-Kuning pada Selasa (19/11) memang hanya Azerbaijan. Perbedaan peringkat FIFA kedua kubu berbeda 90 tempat. Saat ini Azerbaijan cuma berada di peringkat ke-118 dunia.
Maka, tak terlalu mengherankan bila Swedia bisa menang besar, setengah lusin gol tanpa balas. Apalagi, laga digelar di kandang Blagult, yakni di Strawberry Arena, Solna.
Hasil ini dapat menjadi modal besar buat Blagult. Skuad asuhan Jon Dahl Tomasson ini memastikan predikat juara Grup 1 Liga C. Artinya, Swedia otomatis berpromosi ke Liga B yang sekurangnya sudah berisi Georgia, Rep. Irlandia, Slovenia, dan tetangga Skandinavia, Islandia.
Enam gol dilesakkan dua pemain, yang sebenarnya bisa menjadi tiga jika saja Alexander Isak sukses mengeksekusi penalti pada menit ke-49 dan gol penyerang Newcastle itu saat injury time babak pertama tidak dibatalkan VAR karena off-side. Pemain Tottenham, Dejan Kulusevski, mencetak dua gol, yakni pada menit ke-10 dan 57.
Pencetak kedua yang boleh jadi menyita perhatian. Viktor Gyokeres melesakkan empat gol ke gawang Azerbaijan, masing-masing pada menit ke-26 dari assist Kulusevski, menit ke-37 operan Sebastian Nanasi, menit ke-58, dan menit ke-70 dari sodoran Anton Saletros.
Dengan empat gol, penyerang Sporting itu melewati pemain Rumania, Razvan Marin, di daftar pencetak gol Nations League C. Kalau semua liga disertakan, Gyokeres tersubur di kompetisi ini. Total gol eks pemain Brighton itu di Blagult menjadi 15 gol dari 26 penampilan.
Gyokeres adalah salah satu andalan Ruben Amorim di Sporting sampai sebelum menerima pinangan Man. United buat menggantikan Erik ten Hag secara permanen. Karenanya, merebak lagilah spekulasi Amorim akan mengajak serta penyerang berusia 26 tahun itu.
Suara-suara di media sosial, terutama para penggemar United yang menginginkan ketajaman lini serang, menggemakan keharusan The Red Devils memboyong pemain kelahiran Stockholm itu.
Akan tetapi, United disebut tidak akan terlalu ngotot mendapatkan Gyokeres. Amorim, dengan kepercayaan diri yang mesti tinggi, disebut ingin menghasilkan sendiri bintang baru di lini depan Iblis Merah.
Selain itu, banderol transfer sang striker yang konon mencapai 60 juta pound, walau lebih kecil daripada pasal pelepasan yang disematkan Sporting dalam kontraknya senilai 84 juta, bakal susah juga dipenuhi United yang tengah merombak struktur organisasi dan profitabilitasnya. Arsenal, yang juga butuh ujung tombak tajam, konon berpeluang lebih besar.
Tapi empat gol di timnas, belum lagi kesuburan di level klub termasuk hattrick di saat-saat terakhir Amorim di klub Lisabon itu, mungkin akan membuat United berpikir kembali.
Jadi, Gyokeres lebih baik ke mana? United atau Arsenal?
View this post on Instagram