Laga perdana Ruben Amorim selaku pelatih anyar Manchester United tak berjalan mulus. Bertandang ke Ipswich Town, skuat Manchester Merah cuma bisa bermain imbang 1-1 kontra tuan rumah, Minggu (25/11).
Jika mengacu pada data statistik, United masih termasuk beruntung bisa membawa pulang satu poin. Pasalnya, kiper United, Andre Onana, dipaksa kerja keras hingga harus melakukan lima penyelamatan gemilang.
Kiprah perdana Amorim juga makin dipandang sebelah mata jika dibandingkan dengan performa Ruud Van Nistelrooy yang sebelumnya ditunjuk sebagai pelatih interim pasca era Erik ten Hag.
Pada empat laga di bawah kendali RVN, Setan Merah mampu meraih tiga kemenangan dan sekali imbang tanpa pernah terkalahkan.
Dalam sesi jumpa pers usai laga, Amorim beralibi bahwa dirinya butuh waktu untuk bisa membangkitkan performa United.
“Saya paham jika suporter merasa frustasi. Namun, tim sedang mengalami banyak perubahan saat ini, dengan jadwal yang padat pula. Kita akan menderita dalam jangka waktu yang panjang sambil terus berusaha meraih kemenangan. Ini semua butuh waktu,” ujar Amorim.
Eks pelatih Sporting Lisbon itu bahkan mengakui bahwa United bisa saja kalah dari Ipswich.
“Kita bisa saja menang, tapi juga bisa kalah kalau bukan karena Onana. Selain itu, kita juga harus bisa menimbang bahwa saya baru dua hari bersama tim di tengah banyak perubahan,” ujarnya.
“Para pemain seperti terlalu banyak berfikir, Anda bisa merasakan hal itu. Bukan hanya saat menguasai bola, tapi juga saat melakukan pergerakan. Ini bukan hal yang mudah,” lanjutnya.
*Evans, Garnacho, dan Fernandes serba bingung
Secara spesifik, Amorim bahkan menjabarkan beberapa momen di mana pemain-pemainnya bereaksi kurang optimal.
“Hutchinson (pencetak gol Ipswich) selalu berada di area berbahaya. Jonny Evans harusnya mem-press Hutchinson, tapi kami belum punya waktu cukup untuk berlatih. Pemain terlihat bingung. Mereka saling menerka pergerakan rekannya satu sama lain. Saya kira demikian,” ujar Amorim.
“Anda lalu mulai menyadari beberapa hal seperti misalnya Garna (Alejandro Garnacho), bisa menahan bola di antara garis pertahanan lawan karena ia terlihat selalu terbuka,” jabar Amorim.
“Lalu Bruno Fernandes meningkatkan permainannya dengan terus bergerak di dekat bola sehingga ia bisa memberikan umpan panjang. Namun, Anda tak bisa memintanya untuk bermain seperti itu di sepanjang laga. Yang pasti, kami akan cari solusinya untuk seluruh pemain dan itu butuh waktu panjang dan kerja keras,” ujarnya.
*Momen disela Ed Sheeran
Selain hasil akhir yang kurang memuaskan, sosok Amorim juga viral di media sosial lantaran wawancara bersama Sky Sports, sempat disela bintang pop ternama dunia yang juga salah satu pemilik saham Ipswich Town, Ed Sheeran.
Kejadiannya berlangsung usai laga. Amorim yang ditandemkan bersama dua pandit ternama, Roy Keane dan Jamie Redknapp, tengah memberikan penjelasan soal hasil akhir laga.
Tiba-tiba, Ed Sheeran – dengan raut muka bahagia – masuk dalam frame guna menyapa Redknapp. Momen itu membuat Amorim terpaksa menghentikan sejenak penjelasannya.
Demi mencairkan suasana, presenter Kelly Cates, sempat bercanda ke Amorim dengan menanyakan apakah pelatih asal Portugal itu mau menyapa Ed Sheeran.
Sebelum Amorim menjawab pertanyaan tersebut, Ed Sheeran lebih dulu menanggapi pertanyaan Cates.
“Sepertinya, ia sedang tak mau berbicara dengan saya,” ujar Ed Sheeran sambil tersenyum.
“Tidak, tidak ada yang ingin saya katakan padanya,” timpal Amorim, juga dengan sambil tersenyum.
“Dari perspective Ipswich, hasil 1-1 ini terasa hampir sempurna, bukan demikian? lanjut Cates ke Ed Sheeran.
“Ya, tentu menggembirakan. Saya bahagia kami beraksi lagi seperti ini di Premier League,” timpal Ed Sheeran.
Kejadiannya terasa makin akward lagi karena setelah itu Ed Sheeran langsung pergi.
“Nanti kita lanjut ngobrol-ngobrol lagi ya Ed,” ujar Redknapp dan Cates.
*Keane peringatkan Amorim
Dalam proses interview bersama Sky Sports tersebut, Keane selaku gelandang legendaris United, sempat mewanti-wanti Amorim.
“Tim ini kekurangan gol dan kualitas, terutama di babak kedua. Ipswich bahkan tampak lebih baik dari kami. Ini laga perdana Amorim. Banyak yang bisa diambil dan bakal jadi minggu-minggu penuh tekanan buatnya,” ujar Keane.
Keane mengungkapkan hal tersebut bukan tanpa alasan. Ia menilai tak banyak perubahan dari gaya dan kecenderungan permainan United dalam beberapa tahun terakhir.
“Tim ini, dalam dua tahun terakhir, sering bermasalah di berbagai momen laga. United memilih menunggu dan Anda mulai berfikir, “apa yang kalian tunggu? Lawan mereka!’” ujar Keane.
“Para pemain kekurangan percaya diri dan keyakinan. Apakah saya percaya mereka punya kualitas untuk tembus empat besar? Tentu saja tidak. Karena, tak ada bukti yang mengarah kesana. Masalahnya masih tetap sama. Pola permainan United sudah bisa diprediksi lawan dan benar-benar kurang berkualitas,” tutup Keane.
View this post on Instagram