Sebuah hasil imbang dan tanpa kemenangan dari tujuh pertandingan terakhir seharusnya sudah membuat pelatih didepak. Berlakukah buat Pep Guardiola?
Musim berat buat Manchester City berlanjut di Anfield. Kekalahan 0-2 dari Liverpool pada Minggu (1/12) membuat juara bertahan Premier League ini melorot ke peringkat kelima di klasemen.
Kekalahan itu memperpanjang deret kelesuan The Cityzens. Bernardo Silva cs. mencatat enam kekalahan dan cuma sekali seri dari tujuh pertandingan terakhir.
Tidak banyak pelatih yang lolos dari pemecatan dengan rangkaian hasil buruk secara beruntun. Guardiola boleh jadi satu dari sedikit yang masih diberikan kepercayaan.
Man. City belum jauh dari papan atas klasemen. Faktanya, Manchester Biru masih dapat mengancam Liverpool di rumahnya.
City bisa menguasai permainan secara keseluruhan dengan 56% penguasaan bola, 66% di antaranya di babak kedua. Namun, di babak kedua pun Liverpool tampil lebih efektif dengan tiga tembakan ke gawang, sebuah lebih banyak daripada Cityzens.
Penyelesaian peluang akhirnya menjadi perbedaan dengan The Reds. Dengan dua gol masing-masing dari Cody Gakpo (12′) dan Mohamed Salah (78′), Liverpool semakin nyaman di puncak klasemen. Keunggulan Si Merah menjadi 11 poin dari City, dan sembilan dari peringkat kedua, Arsenal.
“Dipecat besok pagi, kamu dipecat besok pagi,” demikian nyanyian pendukung Liverpool dengan memakai nada Guantanamera, lagu yang aslinya adalah lagu patriotik Kuba. Sasarannya tak lain dari Guardiola. Eks pelatih Barcelona itu merespons dengan senyum kemudian menampilkan jumlah enam dengan jari-jarinya, melambangkan jumlah gelar Premier League yang ia berikan kepada City sejak 2016.
“Saya tidak mengharapkannya di Anfield,” ujarnya soal nyanyian pemecatan seperti dikutip BBC. “Saya tidak mengharapkannya dari orang-orang Liverpool. Tapi tak apa. Itu bagian dari permainan dan saya memahaminya. Kami melewati pertarungan luar biasa bersama. Saya menghormati mereka,” ucap Pep yang mengaku menyesal telah membuat angka enam tersebut tapi menyatakan bangga juga dengan enam gelar City bersamanya.
Pelatih asal Spanyol itu mengungkapkan bahwa semua pendukung lawan memintanya dipecat, dimulai dari para pendukung Brighton pada awal November lalu. “Mungkin mereka benar mengingat hasil-hasil yang kami catat,” tutur Guardiola lagi, yang mungkin basa-basi belaka.
Terkait pencapaian, hampir bisa dipastikan bahwa Pep masih jauh dari pemecatan. Tabungan selama delapan musim sebelumnya jelas merupakan faktor besar yang meyakinkan pihak klub. Indikasi kuat kepercayaan adalah kontrak baru dua pekan lalu.
Guardiola sejauh ini berkali-kali mengatakan bahwa skuadnya akan bangkit. Usai duel di Anfield pun demikian. Penampilan City, di matanya, menjanjikan kebangkitan.
“Saya mendapat firasat bahwa dari sana kami bisa mulai membangun sesuatu. Mungkin saya terdengar tidak masuk akal, tapi saya merasa kami bisa kembali membuat tim yang memenangi duel dan tampil percaya diri,” sebutnya dikutip Liverpool Echo. Eks bos Bayern itu mengutarakan bahwa penampilan bagus beberapa pemain di posisi yang tidak biasa, seperti Bernardo Silva, Manuel Akanji, dan Rico Lewis sebagai salah satu dasar keyakinannya.
Beberapa tim pernah unggul sebelum pergantian tahun, tapi yang tersenyum di akhir musim adalah Cityzens. Karenanya, Arne Slot merasa tak perlu berempati pada grafik jelek Guardiola saat ini sambil menolak untuk menikmati keunggulan 11 angka dari City.
“Simpati atau empati perlu diberikan kepada manajer yang sungguh berada di posisi buruk. Tapi Pep telah memenangi banyak hal dan telah berkali-kali memperlihatkan bahwa liga tidak ditentukan pada November atau Desember,” ucap Slot.
Pep masih akan membuat City favorit sampai kontraknya habis tiga tahun lagi.
View this post on Instagram