Juventus membukukan kemenangan meyakinkan atas Manchester City dalam lanjutan fase liga Liga Champion pada Rabu (11/12). Man. City kembali ke jalur kekalahan, sementara Juve enggak berkutat di status spesialis seri.
Pertandingan di Allianz Stadium alias Juventus Stadium ini meramai di paruh kedua setelah nirgol pada babak pertama yang sebenarnya dikuasai City. Beberapa hal perlu disimak dari paruh kedua.
Gebrak Awal Paruh II
City sudah menguasai babak pertama dengan 65% ball possession. Meski demikian, Juventus bisa membuat tiga percobaan dengan sebuah shot on goal. Catatan serupa tersebut dibuat City. Perimbangan itu terlihat pula dalam skor seri saat jeda antarbabak.
Babak kedua menampilkan pemandangan berbeda. Juventus menggebrak setelah restart, dengan hasil gol Dusan Vlahovic menyelesaikan operan Kenan Yildiz (53′).
Pergantian Pas Sejarah Paman Sam
Allenatore Juventus, Thiago Motta, membuat dua pergantian pada menit ke-69 yang terbukti tepat. Weston McKennie menggantikan Kephren Thuram, Timothy Weah masuk mengisi tempat Chico Conceicao.
Dua pemain pengganti tak menunggu waktu lama buat nyetel. Weah mengirimkan operan untuk disantap McKennie guna membawa La Vecchia Signora unggul dua gol pada menit ke-75.
Kolaborasi dua pengganti itu lalu menghasilkan sejarah. Untuk pertama kalinya dalam Liga Champion kerja sama dua pemain asal Amerika Serikat berbuah gol.
McKennie layak mendapat atensi khusus dengan gol tendangan guntingnya. Gol dengan eksekusi ini pernah dibuat sang pemain pada Desember empat tahun lalu ke gawang Barcelona.
Kredit Di Gregorio
Michele Di Gregorio menjadi salah satu pemain yang pantas mendapat pujian untuk kemenangan ini. Eks kiper Monza itu membuat penyelamatan gemilang menahan tembakan Erling Haaland dalam posisi satu lawan satu.
“Sejujurnya saya tidak tahu bagaimana saya bisa menghasilkan penyelamatan itu. Saya gembira karena inilah impian setiap anak, bermain di Liga Champion. Lalu, menghadapi tim seperti Man. City,” ucap Di Gregorio kepada La Gazzetta dello Sport dikutip Football Italia.
Akhiri Rangkaian Imbang
Keberhasilan I Bianconeri mencetak kemenangan mengeluarkan mereka dari deret imbang sejak 24 November lalu. Sejak itu, Juventus selalu harus puas dengan hasil imbang di empat pertandingan di semua kompetisi, termasuk di laga sebelumnya di Liga Champion di kandang Aston Villa.
“Kami tahu harus bertahan lebih dalam daripada biasanya. Kami melakukannya sebagai tim, begitu pula saat menyerang dengan tembakan di saat yang tepat. Kemenangan yang layak. Kami bermain tidak hanya dengan hati dan jiwa, tetapi juga otak dengan hasrat melakukan semuanya dengan benar,” ucap Motta kepada Amazon Prime Video Italia.
Tiga angka membuat perolehan Juve menjadi 11 angka yang menempatkan mereka di peringakt ke-14. City, dengan 8 poin, juga berada di zona play-off fase gugur, tepatnya di peringkat ke-22 atau dua anak tangga di atas zona tersingkir.
View this post on Instagram
Balik Keok Lagi: Guardiola atau Rio Ferdinand?
Sebelas awal City pun masih diperkuat sebagian besar pemain mumpuni. Ruben Dias berduet dengan Josko Gvardiol di jantung pertahanan. Jack Grealish dan Jeremy Doku mengapit ujung tombak Erling Haaland.
Pep Guardiola memainkan The Cityzens sejak awal untuk pertama kali di ajang ini sejak sang pengatur serangan mengalami cedera kala menjamu Inter Milan pada 18 September. Ilkay Gundogan dan Bernardo Silva mengisi dua tempat lain di lini tengah. Meski demikian, City kembali menampilkan kepayahan dalam bertahan maupun menyerang.
Yang cukup aneh, Guardiola hanya membuat dua pergantian, keduanya setelah City tertinggal. Pergantian itu tidak berujung sebuah gol pun di gawang Di Gregorio.
Yang lebih pahit buat Man. City, mereka sekali mendapati bahwa dominasi tidak menyelamatkan mereka dari kekalahan. Meski bertandang, Cityzens bisa membuat 69% penguasaan bola.
Setelah hanya bisa sekali seri dan enam kali kalah dalam tujuh pertandingandi semua ajang, City mulai memperlihatkan tanda kebangkitan. City menorehkan sekali menang dan sekali seri sebelum melawat ke Torino. Kini Cityzens kembali ke jalur kekalahan.
Guardiola menyatakan bahwa dirinya masih percaya bahwa Man. City masih merupakan tim terbaik. Sementara, eks bek Man. United, Rio Ferdinand menilai bahwa Cityzens tengah sungguh tertekan sehingga tidak pernah tampil seburuk beberapa bulan terakhir sejak dipegang Pep.
Yang mana yang benar?