Manchester itu merah. Begitu kira-kira koar para pendukung Man. United setelah tim kesayangan mereka bisa memenangi derbi atas tetangga berisik, Man. City. Yang lebih mengesankan, kemenangan pada Minggu (15/12) itu hadir di Etihad Stadium.
Di rumah tetangga, beberapa hal yang dinanti para suporter The Red Devils terhampar di pertandingan menarik ini.
Mental Tebal
Secara keseluruhan, hal yang boleh jadi membuat para fan bisa optimistis adalah melejitnya mental pemenang yang lama terbenam. Bisa menyamakan kedudukan di Etihad sudah dapat dianggap sesuatu. Bisa membalikkan ketertinggalan menjadi kemenangan sudah barang tentu sebuah pencapaian yang tidak kecil.
Ambil Kesempatan
Bagian ini akan terdengar agak mengecilkan kemampuan United. Namun, sebaliknya, bisa menunjukkan pula kualitas Iblis Merah sesungguhnya.
Man. City tengah dirundung menukiknya penampilan. Mereka hanya bisa membukukan satu kemenangan di 11 pertandingan terakhir, termasuk di derbi ini. Sisanya pun hanya dua kali imbang. Delapan kekalahan dalam periode tersebut bukan hal yang jamak terlihat selama sekitar sedekade ini.
Pendukung tuan rumah sempat optimistis ketika Josko Gvardiol bisa membuka skor pada menit ke-36. Namun, dua gol dalam dua menit di pengujung pertandingan menutup harapan City untuk mencegah tetangga pulang dengan poin penuh. United mengambil kesempatan saat tersedia di depan mata.
Kemahiran Taktis Amorim
Berkat tripoin dari rumah tetangga ini, kepercayaan para pendukung United terhadap Ruben Amorim bakal membesar. Kesabaran yang diminta pelatih asal Portugal itu akan diberikan secara royal.
Bagaimana tidak? City bisa dipaksa tampil tidak dominan di rumahnya. Penguasaan bola Cityzens tetap lebih besar, tapi tak jauh dari 47% yang dihasilkan United di partai ini.
The Red Devils tampil kurang menggigit di babak pertama. Tidak ada shot on goal dari empat usaha. City mencetak tiga tembakan ke gawang dari tujuh percobaan di paruh pertama.
Perubahan hadir di paruh kedua. City ganti tidak bisa membawa tiga usaha mereka mengarah ke gawang Andre Onana. Sebaliknya, Red Devils membuat 3 shot on goal dari enam tembakan.
Efektivitas serangan menjadi modal besar United di babak kedua. Akurasi operan kubu tamu mencapai 90% di sepertiga lapangan ofensif, sementara Cityzens hanya 76%. Di dalam kotak penalti, United mencatat 17 sentuhan, 10 lebih banyak daripada City. United pun dapat melesatkan lima tembakan di dalam kotak, sementara City cuma sebuah.
Andalan Terlihat
Yang tampaknya melangitkan optimisme di kubu United untuk masa depan yang lebih cerah adalah skuad inti bentukan Amorim yang mulai terlihat.
United sempat terlihat gamang di awal setelah Mason Mount mengalami cedera sehingga digantikan Kobbie Mainoo (14′). Kekalutan itu semakin nyata dari gol Gvardiol di bagian akhir babak pertama.
Namun, United bisa bangkit dari ketertinggalan itu dengan pergantian yang dibuat Amorim pada menit ke-78. Joshua Zirkzee, Antony, dan Lenny Yoro masing-masing menggantikan Rasmus Hojlund, Noussair Mazraoui, dan Matthijs de Ligt.
Pada akhirnya, starter di laga ini yang tampil sebagai penentu kemenangan United. Kapten Bruno Fernandes terus menjawab kepercayaan kompatriotnya dengan eksekusi apik dari titik putih untuk menyamakan skor (88′). Amad Diallo membuat Manchester memerah dengan golnya memanfaatkan operan Lisandro Martinez (90′)
Biar lebih lengkap, berikut ini nilai yang diberikan Flashscore buat para pemain United di laga ini.
UNITED (3-4-3):
Onana 6,7;
De Ligt 7,4 (Yoro 79′ 6,7), Maguire 7,7, Martinez 7,4;
Mazraoui 7,4 (Antony 78′ 6,6), Ugarte 7,2, Fernandes 7,9, Dalot 6,4;
Diallo 8,0 (Lindelof 90+1′), Hojlund 6,4 (Zirkzee 78′ 6,4), Mount 6,4 (Mainoo 14′ 6,9).
Tinggalkan Masa Lalu
Hasil ini tak pelak memberikan kesegaran era baru di United. Kemenangan ini menjadi yang pertama dibuat Iblis Merah di Etihad Stadium sejak 2021.
“Saya pikir kami pantas menang. Kami melakukan pekerjaan yang hebat. Kami sangat yakin, berbeda dengan saat kalah di Arsenal. Di sana saya tak merasa kami yakin. Saya merasakannya hari ini,” tutur Amorim dikutip BBC.
Diallo mendapat pujian khusus dari Amorim. “Amad tengah berada dalam momen bagus. Erik membawanya ke tim pertama. Ruud melakukan pekerjaan bagus padanya. Kini jangan ulangi kesalahan yang sama di masa lalu,” kata eks pelatih Sporting itu.
Saat Diallo bersinar, dua bintang yang bahkan tak ada di daftar cadangan mengundang pertanyaan. Mereka adalah Marcus Rashford dan Alejandro Garnacho. Amorim memutuskan tidak mengajak mereka, tapi sekaligus menyatakan bahwa semuanya tergantung banyak hal.
“Minggu berikutnya, laga berikutnya, hidup baru. Bagi saya ini penting, performa di latihan, performa di pertandingan, cara berpakaian, cara makan, cara bergaul dengan rekan setim, cara pemain mendorong para rekan.
Dalam konteks kami, dalam awal suatu hal seiring keinginan mengubah banyak hal, ketika orang kehilangan pekerjaan di klub, kami harus memastikan membuat standar yang sangat tinggi. Hari ini tim membuktikan bahwa kami dapat meninggalkan siapa pun dan bisa menang jika bermain secara padu,” ujarnya.
Revolusi tengah terjadi di United!
View this post on Instagram