Arsenal mengambil tiga angka penting saat melakoni derbi di bagian selatan London. Kemenangan meyakinkan, 5-1, diraih pada Sabtu (21/12) untuk menjaga peluang menjadi kampiun.
The Gunners mendulang pula beberapa hal yang bisa menaikkan kepercayaan diri mereka untuk terus menekan puncak klasemen. Hanya, ada hal-hal lain yang tidak bagus buat Arsenal.
Menguasai Lawatan
Menghadapi formasi 3-4-2-1 yang diterapkan Palace, Arsenal dengan 4-3-3 bisa tampil sebagai kubu yang lebih dominan. Si Gudang Peluru bisa mencatat 59% penguasaan bola. Hanya, dari segi lain, terlihat Palace bisa tampil mengimbangi. Kedua tim sama-sama menorehkan 6 shot on goal dari jumlah percobaan yang hanya terpaut sebuah (15-14).
Penyelesaian akhir pada akhirnya menjadi perbedaan yang membuat Arsenal unggul di Selhurst Park. Gabriel Jesus, setelah hattrick ke gawang lawan yang sama di Piala Liga pada tengah pekan, membuka skor saat duel ini baru memasuki menit keenam lewat assist kompatriotnya, Gabriel Magalhaes.
Gol Sarr, Cedera Saka
Satu kekurangan pada Arsenal dari laga ini adalah gol Crystal Palace. The Eagles memberikan reaksi cepat setelah gol Jesus. Arsenal hanya bisa memimpin selama lima menit ketika Ismaila Sarr meneruskan operan Tyrick Mitchell.
Tembakan melengkung Sarr melewati William Saliba untuk menggetarkan jala gawang David Raya. Imbasnya, Gunners selalu kebobolan di tujuh laga tandang terakhirnya. Deret itu terpanjang dalam lima tahun terakhir.
Hal negatif kedua adalah cederanya Bukayo Saka. Sang sayap mesti ditarik keluar pada menit ke-24 digantikan Leandro Trossard. “Ia merasakan sesuatu di hamstring-nya sehingga tidak bisa melanjutkan bermain. Ia akan harus diperiksa. Saya cukup cemas,” ucap Arteta setelah pertandingan seperti dikutip BBC.
Reaksi Lebih Kilat Lewat Jesus
Sebelum Saka cedera, Arsenal sudah unggul kembali. Gol kedua ini memperlihatkan reaksi Gunners yang lebih kilat yang mengisyaratkan ambisi besar membawa pulang enggak kurang dari tiga angka.
Jesus menggelontorkan gol kedua dirinya dan tim pada menit ke-14 menyusul operan Thomas Partey. Dengan lima gol dalam tempo empat hari, penyerang asal Brasil itu memperpanjang rekor bagusnya menghadapi Palace. Rekor pribadinya dari 15 kesempatan meladeni Eagles adalah 11 kemenangan dan dua imbang.
Havertz dari Tengah
Pemandangan rada lain yang dibuat Arteta adalah penempatan Kai Havertz sebagai gelandang kiri. Namun, pilihan itu menjadi logis karena performa Jesus yang sedang tajam sehingga mendapat kepercayaan sebagai ujung tombak tim.
Namun, Havertz tetap memperlihatkan ketajaman. Pemain Jerman itu membawa Gunners unggul 3-1 pada menit ke-38 dengan mencecar bola sundulan Jesus yang menerpa tiang menyambut umpan Martinelli.
Dalam Usai Pulih
Pemandangan besar berikutnya dari Arsenal adalah kedalaman skuad begitu pemain-pemain yang cedera kembali bugar. Hal ini terlihat sejak pergantian pemain pada menit ke-58. Declan Rice menggantikan Havertz, Riccardo Calafiori menggantikan Lewis-Skelly.
Dua menit berselang, Rice menyediakan assist untuk Gabriel Martinelli. Rice kemudian menempatkan namanya sebagai pencetak gol (84′) menyambut sodoran Calafiori. Upaya Oliver Glasner membuat lima pergantian pemain di antara dua gol terakhir tim tamu tidak berbuah gol tambahan buat Palace.
View this post on Instagram