Ketika berhasil menang tandang 2-1 atas Manchester City di laga derbi Manchester, dua pekan silam, penggemar Manchester United berbusung dada.
Mereka mengira bahwa Setan Merah mulai memasuki era kebangkitan di tangan pelatih anyar, Ruben Amorim. Yang tak disangka para Manchunian justru bahwa kemenangan itu hanya awal dari periode buruk.
Setelah laga tersebut, United tak pernah lagi mendapat poin dan kekalahan teranyar 0-2 dari Wolverhampton di laga Boxing Day dini hari tadi, Jumat (27/12), menjadi kekalahan beruntun ketiga setelah kemenangan di Etihad.
Dua gol Wolves yang dicetak Matheus Cunha (58’) dan Hwang Hee-Chan (90+9’) sama sekali tak bisa dibalas oleh pasukan Manchester Merah. Fan United pun kembali masuk gua.
Ini berarti untuk pertama kalinya United kalah tiga kali beruntun di bawah komando Amorim, sosok yang digadang-gadang sebagai mesias.
Kiprahnya juga jadi makin berantakan. Di tangan pelatih asal Portugal tersebut, jumlah kekalahan yang diderita United (5 kali) sudah lebih banyak dibandingkan kemenangan yang mampu dipersembahkannya (4 kali).
Jika dibanding dengan seluruh kontestan Premier League musim ini, maka cuma Southampton satu-satunya tim yang sudah menelan kekalahan lebih banyak (6 kali) dibanding United era Amorim.
Total, sudah 10 laga yang dilalui United bersama Amorim. Satu laga sisanya berakhir dengan hasil imbang 1-1 kontra Ipswich. Itu merupakan laga perdana Amorim di Old Trafford.
*Kartu merah Fernandes
Salah satu faktor penyebab kekalahan United dari Wolves adalah kartu merah yang diterima Bruno Fernandes saat babak kedua baru berjalan sekitar tiga menit.
Prosesnya berawal dari ketika ia kehilangan bola di depan kotak penalti Wolves. Gelandang Portugal itu dianggap melakukan challenge berbahaya kala terlibat duel perebutan bola dengan bek Wolves yang juga rekan senegaranya, Nelson Semedo.
Tanpa butuh masukan dari VAR, wasit Tony Harrington langsung menghadiahkan kartu kuning kedua untuk Fernandes. Di babak pertama, Fernandes sudah lebih dulu diganjar kartu kuning karena tekel keras.
Dengan keluarnya Fernandes, penampilan United jadi goyah. Kalau di babak pertama, Setan Merah masih mendominasi laga lewat catatan 58% (berbanding 42%) penguasaan bola, maka di babak kedua, kondisinya menjadi terbalik. Persentase penguasaan bola Wolves menjadi 60% (berbanding 40%).
Bukti yang paling sahih adalah dengan lahirnya kedua gol Wolves setelah Fernandes diusir keluar lapangan.
Berhubung ini merupakan kartu merah ketiga yang harus diterima sang kapten musim ini, Fernandes berarti sudah se-penyakitan dengan bek legendaris United, Nemanja Vidic, selaku pemain terakhir United yang juga diganjar tiga kali kartu merah dalam semusimnya (musim 2008/09).
*Lagi-lagi gol langsung dari corner
Ada yang salah dari pola pertahanan United kala menyikapi sepak pojok lawan. Hal itu tampak dari gol pembuka Wolves yang lahir dari sepakan langsung sepak pojok Matheus Cunha.
Bola mengalir deras ke pojok kiri gawang Andre Onana tanpa ada satupun pemain bertahan United yang bereaksi menghalau bola tersebut.
Gol ini persis dengan gol yang dibuat Tottenham Hotspur ke gawang United sepekan silam. Kala itu, sepak pojok Sin Heung-Min, juga meluncur deras ke gawang United yang dikawal Altay Bayindir.
View this post on Instagram