Keunikan Juventus musim ini berlanjut setelah menjamu Fiorentina di Serie A pada Ahad (29/12). Si Nyonya Besar sekali lagi mencatatkan hasil imbang walau dua kali memimpin.
Latar 31
Latar sebelum pertandingan sudah menarik. Kedua kubu sama-sama mengumpulkan 31 poin dan berada di peringkat kelima dan enam di klasemen. Pemenang akan mendekati zona Liga Champion dan mengganggu ambisi lawan.
Dengan ambisi menutup 2024 dengan kemenangan yang praktis jarang mereka dapatkan, Juventus mencoba mengambil kendali permainan. Namun, Fiorentina memberikan perlawanan sehingga hadir pertukaran serangan.
Pertama Thuram, Balasan Kean
Publik Allianz Stadium bersorak saat Bianconeri meraih gol pembuka lebih dulu. Khephren Thuram (20′) meneruskan operan Manuel Locatelli dengan lesatan dan tembakan yang terlambat diantisipasi pertahanan La Viola. David De Gea sedikit terkecoh perubahan arah bola karena mengenai Luca Ranieri. Ini gol pertama Thuram untuk Juventus.
Fiorentina memberikan reaksi dengan bangunan serangan yang terus mengancam. Hasilnya, Moise Kean (38′) menggeber operan matang Yacine Adli yang menaklukkan Michele Di Gregorio untuk menyamakan kedudukan. Kean menolak merayakan gol ke gawang mantan klubnya itu.
Balas Lambat tapi Dapat
Juventus mengulangi start cepat di babak kedua. Hasilnya pun instan. Thuram mencecar operan Teun Koopmeiners yang mengenai lawan untuk menempatkan bola gol keduanya pada menit ke-48.
Allenatore Fiorentina, Raffaele Palladino, membuat tiga pergantian dalam 15 menit setelah tertinggal lagi.
Pelatih Juve, Thiago Motta, memasukkan Nicolas Gonzalez menggantikan Dusan Vlahovic (82′). Pergantian ini menjadi menarik karena keduanya terkait Viola. Vlahovic adalah eks pemain Fiorentina, Nico Gonzalez malah masih berstatus penyerang pinjaman dari Fiorentina.
Namun, La Viola bukan hanya tak menggubris keputusan itu. Mereka bisa menyamakan skor sekali lagi tak lama berselang. Dari operan Kean, Riccardo Sottil bisa menyamakan kedudukan saat waktu normal tersisa tiga menit dengan tembakan keras yang bersarang di pojok kanan atas gawang Bianconeri.
Motta memasukkan Douglas Luiz dan Nicolo Fagioli pada menit ke-89 sebagai perjudian terakhir. Akan tetapi, upaya itu tidak berbuah gol kemenangan. Juve mesti puas dengan hasil seri ke-11 mereka musim ini.
Faktor Mantap DDG
Bianconeri patut merasa frustrasi dengan sekali lagi kegagalan menang. Juventus menorehkan 61% penguasaan bola, dengan catatan 15 tembakan dengan hanya 5 shot on goal. Fiorentina lebih efektif, membuat 11 percobaan dengan 4 shot on goal.
Salah satu ganjalan besar Juve adalah kiprah mantap De Gea di bawah mistar La Viola. Penyelamatan keren dibuat eks kiper Man. United itu di pengujung masing-masing babak, yakni dengan menangkal tembakan keras jarak dekat mantan Viola lainnya, Vlahovic, dan Francisco Conceicao di menit ke-90.
Sulit Sangkal, Spesial Manis Pahit
La Vecchia Signora masih belum terkalahkan dari 18 giornata. Namun, Juventus masih berada di peringkat keenam. Seperti Juve, Fiorentina mengoleksi 32 poin, tapi unggul selisih gol.
Status spesialis seri pun susah disangkal Juventus. Secara khusus sepanjang 2024, hasil seri ini merupakan yang ke-21. Deret ini terpanjang kedua setelah Perugia pada 1979.
Walau terlalu sering seri, La Vecchia Signora menelurkan catatan yang lumayan istimewa. Juve adalah salah satu dari dua klub di lima liga utama Eropa yang belum terkalahkan musim ini. Satu lagi adalah PSG di Ligue 1.
View this post on Instagram