Inter Milan menyodorkan lagi sebuah bukti bahwa mereka masih layak disebut yang terbaik di Italia. Di semifinal Supercoppa Italiana yang berlangsung di Riyadh, Arab Saudi, pada Kamis (2/1), La Beneamata menyingkirkan sensasi musim ini, Atalanta.
Dua pemain tampil menonjol di pertandingan yang dihelat di King Saud University Stadium, Riyadh, ini, masing-masing di satu babak. Siapa saja, dan siapa yang tersenyum lebar paling akhir?
Carnesecchi Tembok
Marco Carnesecchi memberikan alasan mengapa pelatih Atalanta, Gian Piero Gasperini, memilihnya sebagai kiper utama La Dea musim ini. Sang kiper tampil sebagai tembok tangguh di paruh pertama dengan membuat empat penyelamatan di 20 menit awal babak pembuka itu.
Lautaro Martinez menjadi pemain yang paling penasaran karena dua tembakannya dimentahkan Carnesecchi di paruh pertama ini. Rebound Federico Dimarco menyusul kans kedua Martinez juga masih bisa ditepis kiper berusia 24 tahun itu.
Secara keseluruhan pertahanan Atalanta bertarung keras menahan gempuran Inter di babak pertama. Sebelum aksi-aksi paten Carnesecchi, Davide Zappacosta mesti berjibaku menghalau tembakan Henrikh Mkhitaryan.
Skor kacamata saat turun minum menjadi gambaran ketangguhan La Dea walau Inter tampil dominan dengan 59% penguasaan bola diikuti 11 tembakan yang tiga di antaranya mengarah ke sasaran. Atalanta membuat sebuah tembakan ke gawang saja dari tujuh percobaan.
Dumfries Gemilang
Carnesecchi masih dapat menangkal sebuah kans Lautaro Martinez lagi di paruh kedua. Akan tetapi, ia sudah dua kali memungut bola dari gawangnya.
Denzel Dumfries menjadi pahlawan kemenangan La Beneamata di Riyadh ini. Bek sayap kanan ini mengukir dua gol menawan untuk membawa Inter ke final Piala Super Italia dengan ambisi meraih trofi kesembilan ajang ini.
Saat paruh kedua baru berjalan empat menit, Dumfries membuat pertahanan Atalanta terhenyak. Bek berusia 28 tahun itu membuat tendangan gunting untuk menaklukkan Carnesecchi.
Gol kedua Dumfries 12 menit kemudian tidak kalah mengesankan. Lewat sebuah serangan balik, eks bek PSV itu melepaskan tembakan dari luar kotak penalti menggeber bola liar. Bola tembakannya sempat menerpa mistar, tapi lalu memantul masuk dan bersarang di pojok kanan atas gawang Atalanta.
La Dea Kurang Hoki
Atalanta, hadir sebagai runner-up Coppa Italia musim silam, menjadi klub yang terbilang paling melejit di Serie A musim ini. Klub Bergamo itu menjadi penantang gelar dengan penampilan menyerang.
La Dea memperlihatkannya di partai ini setelah tertinggal. Atalanta mencatat 57% penguasaan bola di babak kedua, tapi belum beruntung. Ketidakberuntungan itu diperjelas dengan anulir gol Ederson pada menit ke-72. VAR mendapati off-side tipis dalam prosesnya.
Kredit juga perlu disematkan kepada kiper Inter, Yann Sommer. Kiper asal Swiss itu membuat dua penyelamatan untuk memastikan clean sheet.
“Anak-anak tampil luar biasa. Tidak pernah meragukan menghadapi tim dengan kualitas bagus. Kami menginginkan final dan telah membuat langkah pertama. Laga puncak masih harus dilakoni, tapi membuat sedemikian banyak peluang menghadapi Atalanta sejujurnya adalah sesuatu yang patut dibanggakan,” ucap Simone Inzaghi kepada Sport Mediaset seperti dikutip Football Italia.
Inter akan menanti pemenang semifinal kedua antara Juventus dan AC Milan sehari berselang. Final akan dihelat pada Senin (6/1).
View this post on Instagram