AC Milan sukses melangkah ke final Supercoppa Italia usai menang tipis 2-1 atas Juventus di laga semifinal yang berlangsung di King Saud University Stadium, Riyad, Arab Saudi, Sabtu (4/1).
Kemenangan itu bernuansa keberuntungan lantaran Rossoneri sempat tertinggal lebih dulu lewat gol cantik Kenan Yildiz (menit 21’).
Menerima umpan terobosan dari Samuel Mbangula, Yildis melepas tembakan first-time keras guna memperdaya kiper Milan, Mike Maignan.
Keberuntungan Milan terjadi di babak kedua berkat kontribusi dua pemain mereka asal Amerika Serikat.
Hanya dalam tempo sekitar lima menit, skuat Milan Merah berhasil membalikkan skor menjadi 2-1 lewat gol Christian Pulisic (71’) dan gol bunuh diri Federico Gatti (76’).
Gol Pulisic lahir dari hadiah penalti usai dirinya diganjal gelandang Juventus yang dibesarkan Milan, Manuel Locatelli.
Sedangkan gol kedua Milan berawal dari serangan balik yang dilancarikan rekan senegara Pulisic, Yunus Musah. Ia tampil sebagai pemain pengganti.
Niat Musah untuk mengirim crossing ke arah Tammy Abraham, sempat membentur kaki Gatti. Bola lantas berbelok arah dan malah bergulir masuk ke dalam gawang Juventus lantaran sang kiper, Michele Di Gregorio, sudah salah posisi karena terlanjur bermaksud untuk memotong umpan silang tersebut.
Keberuntungan lain memayungi Milan di ujung laga. Upaya Juve untuk mencetak gol penyeimbang menit-menit akhir terbuang sia-sia saat Gatti menerima bola liar dari kemelut di kotak penalti Milan.
Berada hanya tiga meter di mulut gawang, tembakan bek berusia 26 tahun justru mengenai kaki bek Milan, Matteo Gabia, yang sebenarnya bereaksi tak terlalu sigap.
*Kemenangan perdana Conceicao
Kemenangan ini juga menandai kemenangan perdana Milan di bawah komando pelatih anyar, Sergio Conceicao. Ia baru ditunjuk menangani Milan jelang pergantian tahun guna menggantikan Paulo Fonseca.
Sosok yang kala masih aktif bermain sempat membela Lazio, Inter Milan, dan Parma itu, mengungkapkan bahwa dirinya sempat marah kepada para pemain di ruang ganti saat turun minum karena Milan tertinggal 0-1.
“Kami melakukan beberapa perubahan di masa jeda, saling melihat mata pemain satu sama lain, sehingga mereka menyadari apa yang dibutuhkan untuk memenangi laga. Selebihnya, sudah menjadi tanggung jawab saya, jika kami kalah 0-2 atau 0-3. Lagipula, saya di sini bukan untuk mencari teman, tapi untuk mencari kemenangan,” ujar Conceicao.
Selain tanggung jawab besar memenangai laga perdananya bertugas, Conceicao juga harus melawan hati nurani karena Juventus dibela oleh anaknya, Francisco.
Nama Francisco sebenarnya sudah sempat masuk dalam daftar starting line-up Juventus. Namun, posisinya terpaksa digantikan karena mengalami cedera otot saat menjalani pemanasan.
“Hari ini, saya mungkin lebih bahagia karena kami menang dan ia sedih karena mereka kalah. Namun, ini kehidupan sepak bola,” tutup Conceicao.