Barcelona menghadirkan performa menawan berujung trofi pertama di bawah arahan Hansi Flick. Blaugrana layak optimistis menatap sisa musim mengingat lawan yang ditebas pada Minggu (12/1) adalah musuh besar, Real Madrid. Namun, bisakah optimisme berbuah gelar lagi?
Real Madrid lebih favorit menang di final Supercopa de Espana ini setelah tampil konsisten di paruh pertama musim. Sebaliknya, Barcelona melempem hingga kehilangan tampuk klasemen La Liga. Akan tetapi, Barca menang empat gol tanpa balas di Santiago Bernabeu di el clasico pertama musim ini.
Di tempat netral, King Abdullah Sports City, Jeddah, Arab Saudi, Los Blancos pun mengawali pertandingan dengan baik. Kylian Mbappe membuka skor dengan aksi individual saat duel baru berlangsung lima menit dari operan Vinicius Jr.
Barca menjawab dengan cara serupa, kolaborasi dua andalan di depan diikuti sajian kemahiran individual. Dari sodoran Robert Lewandowski, Lamine Yamal menyamakan kedudukan dengan aksi mengiris diakhiri tembakan yang menaklukkan Thibaut Courtois (22′).
Barca semakin pede setelah gol pemain ajaib muda mereka itu. Lewandowski menjebol gawang El Real dari titik putih (36′) setelah Eduardo Camavinga melanggar Gavi. Tiga menit berselang, lesatan Blaugrana berlanjut. Sayap lain Barca, Raphinha mencetak gol ketiga klub Catalan itu meneruskan operan deras Jules Kounde.
Barcelona ternyata belum berhenti mengamuk di babak pertama. Menit ke-10 injury time paruh pertama, Raphinha menjadi penyedia assist untuk penyelesaian voli Alejandro Balde.
Carlo Ancelotti memasukkan Dani Ceballos menggantikan Eduardo Camavinga saat turun minum. Namun, performa Los Blancos masih buruk. Baru tiga menit usai restart, Raphinha menggoreskan gol kedua dirinya dari sodoran Marc Casado diikuti lesatanz irisan, dan penempatan di pojok gawang rival.
Madrid mendapat angin setelah kiper Barca, Wojciech Szczesny, diusir wasit karena menjatuhkan Mbappe di luar kotak penalti (56′). Flick membuat pergantian taktis dengan memasukkan Dani Olmo, yang akhirnya oleh pengadilan olahraga Spanyol diperbolehkan masuk skuad, menggantikan Yamal. Kiper Inaki Pena menggantikan Gavi.
El Real bisa memperkecil ketertinggalan melalui tendangan bebas Rodrygo (60′) dari pelanggaran tersebut. Ancelotti menurunkan Luka Modric, Fran Garcia, dan Brahim Diaz buat menaikkan daya gedor. Akan tetapi, Barca bisa menjaga keunggulan 5-2 sampai akhir duel.
Barca menarik hasil dari kelebihan mereka. Dengan penguasaan bola 52% yang sebenarnya tidak terlalu dominan, Los Cules dapat melepaskan 14 tembakan, 8 di antaranya mengarah ke gawang. Madrid kurang efektif, hanya membuat 6 shot on goal dari 19 percobaan.
Madrid masih unggul dalam rekor pertemuan dengan Barca di arena Supercopa ini (10 memang, 2 seri, 6 kalah). Namun, kebobolan 5 gol bakal menjadi perhatian besar.
Di sisi lain, Barcelona masih belum konsisten. Awal musim yang menyala berlanjut dengan akhir tahun yang lesu. Barca juga mulai terlihat tergantung kepada daya eksplosif Yamal perihal serangan. Kalau tidak bisa kembali kepada performa seperti awal musim, bisa-bisa Supercopa de Espana di Arab Saudi ini menjadi trofi semata wayang yang diraih Blaugrana.
View this post on Instagram