Tottenham Hotspur belum bisa keluar dari periode buruk. Yang teranyar, skuat asuhan Ange Postecoglu itu takluk 1-2 kala menjamu Leicester, Minggu (26/1). Keunggulan 1-0 lewat gol Richarlison (menit 33’), mampu dibalas tim tamu berkat gol Jamie Vardy (46’) dan El Khannouss (50’).
Kekalahan itu membuat rapor Spurs yang sudah merah, jadi makin “kebakaran”. Dilansir dari berbagai sumber, berikut beragam fakta negatifnya.
- Kalah dari tim yang trennya lebih buruk
Fakta ini mungkin paling menyakitkan publik tuan rumah. Pasalnya, Leicester datang ke Tottenham Hotspur Stadium dengan tren yang sebenarnya lebih parah dari Spurs. Pasalnya, Vardy dkk. selalu menelan tujuh kekalahan di tujuh pekan terakhir.
Tren buruk Leicester itulah yang awalnya diyakini para penggemar Spurs bahwa tim kesayangan mereka bakal meraup tiga poin. Yang terjadi justru sebaliknya.
Menurut Opta, ini merupakan kali pertama sejak 1912 di mana Spurs harus takluk dari tim yang baru saja menelan tujuh kekalahan beruntun. Kala itu, Skuat The Lilywhites kalah dari Notts County.
2. Periode tanpa kemenangan terpanjang sejak 2008
Kekalahan dari Leicester juga membuat Spurs tak pernah meraih tiga poin dari tujuh laga terakhir di kancah Premier League. Rinciannya berupa sekali imbang dan enam kali kalah.
Masih dilansir dari Opta, periode tanpa kemenangan ini merupakan yang terpanjang sejak terakhir kali mereka menjalani masa buruk serupa di antara Mei hingga Oktober 2008 alias 16 tahun silam.
3. Gara-gara 2 gol di 5 menit awal babak kedua
Momen yang paling menghantui pendukung tuan rumah adalah kala Leicester mampu mencetak dua gol sekaligus membalikkan keadaan menjadi 2-1 berkat dua gol di lima menit awal babak kedua.
Dua gol cepat hanya dalam rentang lima menit itu seperti membuat Richarlison dkk. limbung. Terbukti berdasarkan data statistik laga versi Flashscore, Spurs cuma mampu melepaskan dua tembakan on-target. Padahal, jumlah tembakan on-target serupa juga mampu dilancarkan Leicester.
Akurasi para pemain Spurs cuma kalah. Pasalnya, dua tembakan on-target itu lahir dari sembilan kesempatan. Bandingkan dengan Leicester yang tak perlu repot mencatatkan dua tembakan on-target lantaran cuma melepaskan empat kali percobaan.
Alhasil, ini merupakan kali pertama Spurs kebobolan dua gol di lima menit awal babak kedua, terhitung sejak mereka bersua Liverpool di November 1997.
4. Cuma lebih bagus dari tim juru kunci
Kekalahan ini membuat Spurs terus bergerak turun ke papan bawah. Son Heung Min dkk. kini terkapar di peringkat 15.
Hanya saja, yang lebih memilukan lagi, jika melihat hasil-hasil yang diraih Spurs sejak 1 Desember silam. Mereka cuma mampu mengecap satu kemenangan dari 11 laga. Rinciannya berupa, satu kali menang, dua kali imbang, dan delapan kali kalah.
Rangkaian hasil itu membuat performa Spurs cuma lebih bagus dari tim juru kunci, Southampton.
Dilansir Squawka, cuma Southampton yang menelan kekalahan lebih banyak (9 kali) dari Spurs (8).
Selain itu, cuma Southampton yang meraih poin lebih sedikit (1 poin) dibanding Spurs (5 poin). Southampton juga satu-satunya tim yang menelan kekalahan lebih banyak (28 kali) dibanding Spurs (24 kali).