Anda masih ingat dengan insiden kolapsnya gelandang Fiorentina, Edoardo Bove, di menit 17 laga kontra Inter Milan pada 1 Desember silam? Kala itu, laga terpaksa dihentikan demi keselamatan sang pemain.
Bove langsung dilarikan ke rumah sakit. Ia diklaim mengalami gangguan irama jantuan atau cardiac arrest. Pemain kelahiran Roma 22 tahun silam itu harus menjalani penanganan medis secara intens selama 12 hari dengan bantuan Defibrillator atau alat mengalirkan arus listrik ke jantung.
Nah, laga Fiorentina versus itu dilanjutkan kembali dini hari tadi. Diawali dengan lemparan ke dalam untuk tuan rumah.
Aturan di Serie A memberi kesempatan bagi kedua tim untuk mengubah starting XI mereka. Namun, pemain yang baru bergabung di tim setelah 1 Januari, tak diperbolehkan tampil.
Itu artinya, Inter tak bisa memasang rekrutan anyar mereka, Nicolo Zalewski. Tengah pekan silam, Zalewski padahal menyelamatkan Nerazzurri dari kekalahan di derbi Milan. Ia membuat assist untuk gol menit-menit akhir penyeimbang kedudukan 1-1 yang dicetak Stefan De Vrij.
Fiorentina lebih sial lagi. Mereka tak bisa memainkan Pablo Mari, Nicolo Fagioli, Michael Folorunsho, Cher Ndour, dan Nicolo Zaniolo, yang seluruhnya baru didatangkan pada bursa transfer musim dingin Januari 2025.
Meski begitu, La Viola tetap tampil mengesankan. Mereka justru menang 3-0 lewat gol-gol yang dicetak Luca Ranieri (59’), dan dua gol Moise Kean (68’ & 89’).
Khusus bagi Kean, torehan dua gol itu membuatnya sudah mengoleksi 14 gol di semua ajang, terhitung sejak menjalani debutnya bersama Fiorentina di awal musim ini.
Menurut Opta, koleksi 14 gol itu sudah menjadi koleksi gol terbanyak Kean dalam satu musimnya di kancah lima liga top Eropa. Sebelumnya, koleksi gol terbanyak Kean adalah kala mencetak 13 gol bersama Paris Saint Germain di musim 2020/21.
“Kami bersiap dengan baik untuk lagi ini. Kredit untuk rekan-rekan setim yang selalu mendukung saya. Target kami membawa Fiorentina ke posisi yang semestinya. Klub ini memberikan saya kesempatan bagus dan saya harus membayarnya,” ujar Kean dilansir Football Italia.
Peran David De Gea di bawah mistar Fiorentina juga tak kalah penting. Kiper Spanyol itu melakukan dua penyelamatan gemilang demi Inter tak bisa mengejar ketertinggalan.
Raihan tiga poin dari Inter mengantar Fiorentina masuk ke posisi empat besar. Skuat asuhan Raffaele Palladino itu kini mengoleksi 42 poin. Mereka sebenarnya sejajar dengan Lazio (peringkat 5) dengan raihan koleksi poin serupa. Namun, Fiorentina (+17) punya agregat gol lebih baik dibanding Lazio (+9).
Di sisi lain, bagi Inter hasil buruk ini mencoreng performa bagus mereka. Pasalnya, ini jadi kekalahan kedua skuat Milan Biru di Serie A musim ini. Dengan begitu, tinggal Juventus satu-satunya tim di Serie A musim ini yang baru menelan satu kekalahan.
Kekalahan dari Fiorentina juga mengagalkan peluang Inter (51 poin) untuk mengakuisisi Napoli (54 poin) dari puncak klasemen. Padahal, jika berhasil membawa pulang tiga poin dari Firenze, Inter bakal menyalip Napoli karena punya agregat gol lebih bagus.
Pelatih Simone Inzaghi mengakui bahwa hasil buruk ini layak diterima timnya.
“Kami buruk dalam bereaksi meski ada tanda-tanda bagus di babak pertama. Saya yang paling bertanggung jawab dan kami akan menganalisis kekalahan ini, tak ada waktu untuk berdrama,” ujar Inzaghi dilansir Football Italia.
“Saya tak ingin pembelaan atau mendengar soal cedera. Kami memang tak menunjukkan kualitas kami yang sebenarnya di lapangan. Sesimpel itu,” lanjutnya.
Hal lain yang mencoreng wajah Inter adalah karena ini merupakan kali pertama mereka kalah dengan marjin tiga gol dari lawan, terhitung sejak terakhir kali menderita kekalahan serupa pada 19 Mei 2019 silam atau hampir enam tahun lalu. Kala itu, Inter takluk 1-4 dari Napoli.
===
View this post on Instagram