Inter Milan sukses melakukan revans atas Fiorentina berkat kemenangan tipis 2-1, Selasa (11/2). Dua gol Inter lahir lewat gol bunuh diri Marin Pongracic (menit 28’) dan Marko Arnautovic (52’). Sedangkan sebiji gol Fiorentina dicetak Rolandro Mandragora (44’-pen).
Bagi Inter, kemenangan ini membalas kekalahan telak 0-3 kala bertandang ke Firenze dalam laga tunda, empat hari sebelumnya, Jumat (7/2). Laga itu merupakan lanjutan (dimulai dari menit 16) akibat insiden kolapsnya bek Fiorentina, Edoardo Bove, pada Desember silam.
Inter benar-benar menjadikan kekalahan itu sebagai pembangkit mental mereka untuk melakukan revans dan sukses mewujudkannya.
Meski cuma menang dengan selisih satu gol, skuat Nerazzurri buktinya memborbardir pertahanan La Viola lewat 22 tembakan. Jumlah itu tiga kali lipat lebih banyak dibanding yang bisa dibuat Fiorentina (7).
Fiorentina bisa lolos dari kekalahan besar berkat penampilan bagus David De Gea yang melakukan enam penyelamatan gemilang. Sementara itu, kiper Inter, Yann Sommer, bisa lebih “nyantai” karena cuma perlu melakukan satu penyelamatan.
Namun, di luar data statistik tersebut, yang membuat tensi laga jadi lebih memanas adalah soal gol kontroversial pertama Inter.
Prosesnya berawal dari upaya Alessandro Bastoni untuk melepaskan umpan silang di sisi kanan gawang Fiorentina. Umpan tersebut berhasil diblok Matias Moren dan menjadi sepak pojok untuk Inter. Nah, situasi corner itulah yang akhirnya berujung gol pembuka Inter.
Hanya saja, bola sebenarnya sudah lebih dulu keluar lapangan sebelum Bastoni melepas crossing. Namun, wasit tetap mengesahkan gol Inter dan tak me-review ulang prosesnya. Padahal, jika sang pengadil mau meninjau VAR, kubu Fiorentina meyakini gol itu tak akan disahkan.
“Saya tak pernah berbicara soal wasit dan menghakimi mereka. Saya sudah berjanji untuk itu sekalipun ada keputusan error. Namun, untuk kali ini saya marah. Bukan kepada wasit, tapi kepada protokol VAR,” ujar pelatih Fiorentina, Raffaele Palladino, dalam sesi jumla pers usai laga.
“Jika kita sudah memiliki teknologi canggih untuk meminimalisir kesalahan wasit, harusnya tak ada lagi keputusan error. Faktanya, bola sudah out sampai 20 cm. Itu soalnya jadi detail-detail yang sangat menentukan,” lanjut Palladino dilansir Tuttomercatoweb.
Di sisi lain, pelatih Inter, Simone Inzaghi, tak sepenuhnya menyangkal protes Fiorentina tersebut. Namun, ia juga tak mau kalah dengan menyodorkan ketidakpuasaan lain.
“Saya bisa memahami Palladino, bola tampak sudah keluar, tapi VAR tak bisa diintervensi. Sebaliknya, terkait hukuman penalti untuk kami akibat pelanggaran Damian, wasit juga cuma berada 1,5 meter dari titik kejadian dan VAR mengintervensi. Menurut saya, itu harusnya tak penalti,” timpal Inzaghi dilansir Football Italia.
“Fiorentina memang marah dan hal itu sah-sah saja, seperti ketika kami juga kebobolan dari Bayer Leverkusen lewat sepak pojok, padahal prosesnya sempat offside,” lanjutnya.
Laga ini memang cukup krusial bagi kedua tim. Inter butuh tiga poin guna memangkas jarak dengan Napoli di puncak klasemen. Kedua tim kini tinggal berjarak satu poin. Sementara itu, Fiorentina (peringkat 6) langsung harusnya bisa tembus empat besar jika mampu meraih tiga poin dari Inter.
===
View this post on Instagram