“Final Kami Datang.” Demikianlah caption unggahan PBSI di akun resmi media sosial mereka, sesaat setelah mengalahkan Thailand di babak semifinal Badminton Asia Mixed Team Championship (BAMTC) 2025.
Postingan itu disertai foto ke-15 personil Cipayung yang diberangkatkan ke Conson Gymnasium, Qingdao, Shandong Province, China, selaku venue pertandingan.
Sejak turnamen BAMTC digelar pertama kali pada tahun 2017, ini merupakan kali pertama Indonesia berhasil melangkah ke final. Pencapaian manis itu bertambah spesial lantaran diraih lewat perjuangan yang tak mudah.
Pasalnya, Indonesia tertinggal lebih dulu di partai pertama yang memanggungkan sektor ganda campuran. Pasangan Dejan Ferdinansyah/Siti Fadia Ramadhanti kalah dua gim langsung 13-21, 20-22 dari Supak Jomkoh/Sapsiree Taerattanachai.
“Sayang tidak bisa menyumbang poin untuk Indonesia. Kami banyak melakukan kesalahan sendiri, banyak mati sendiri dan terlalu terburu-buru. Selain itu, lawan sudah siap dengan bola atas saya. Di gim kedua kami coba bermain lebih sabar, mengubah pola juga dengan banyak main bola pendek dan itu membuat mereka tidak enak. Tadi sempat mengejar tapi belum rezeki, sudah game point tapi tersusul,” ujar Dejan di rilis PBSI.
“Kami sudah tampil maksimal, mengeluarkan semua kemampuan tapi memang masih ada evaluasi yang harus dilakukan terutama bagaimana mengatur permainan untuk tidak terburu-buru. Hari ini belajar dari Sapsiree yang sangat berpengalaman, dia tahu benar cara mengendalikan di lapangan,” timpal Fadia.
Aksi comeback Indonesia berawal di partai kedua. Tunggal putra Indonesia, Alwi Farhan, menang straight game 21-13, 21-18 atas Panitchaphon Teeraratsakul. Ia mengaku tak
Ini juga menjadi kemenangan revans Alwi atas sang lawan setelah ia takluk 17-21, 16-21 di babak 64 besar BWF World Junior Championship 2022 silam.
“Satu tahu Dejan dan Kak Fadia sudah berusaha semaksimal mungkin. Jadi, saya juga mau melakukan yang terbaik. Sudah cukup lama saya tidak bertemu dengan Teeraratsakul dan dia adalah salah satu pemain yang bagus dari Thailand, serangannya unik. Hari ini saya bisa mengantisipasi dengan baik permainan dia,” ujar Alwi.
“Secara pola permainan tidak ada yang berubah signifikan. Kurang lebih sama tapi powernya lebih besar tapi saya juga yakin saya improve banyak jadi bisa meladeni apa yang menjadi senjatanya,” lanjutnya.
Di partai ketiga, giliran Putri KW yang berhasil membuat Indonesia berbalik unggul. Ia menang dua gim langsung atas Busanan Ongbamrungphan, 21-10, 21-8.
Meski terkesan menang mudah, ini sebenarnya menjadi kemenangan pertama putri atas sang lawan. Ia selalu kalah di tiga pertemuan sebelumnya.
“Sangat senang bisa bermain lepas dan menyumbangkan poin untuk Indonesia untuk berbalik unggul. Dari keseluruhan permainan saya belajar dari pertemuan terakhir lawan Busanan. Saat itu, saya sudah unggul jauh tapi bisa tersusul. Saya menjaga supaya itu tidak terjadi lagi,” ujar Putri.
Tiket ke final akhirnya berhasil dipastikan ke tangah skuat Merah-Putih setelah ganda putra Indonesia, Muhammad Shohibul Fikri/Daniel Marthin, menang dua gim langsung 21-13, 21-16 atas Peeratchai Skuphun/Pakkapon Teeraratsakul.
“Alhamdulillah bisa membawa Indonesia melangkah ke babak final. Kami senang bisa bermain dengan baik hari ini. Posisi tim sudah unggul 2-1 saat kami masuk lapangan, itu membuat kami lebih percaya diri,” ujar Fikri.
“Hari ini kunci kemenangan kami adalah bermain fokus dan tidak mau berpikir terlalu banyak. Kami tahu pasangan Thailand punya kemampuan yang bagus dan beberapa kali mengalahkan pasangan Indonesia,” timpal Daniel.
View this post on Instagram