Napoli mencatatkan lagi sebuah hasil imbang yang bisa berakibat turunnya mereka dari puncak klasemen Serie A. Di Stadio Olimpico pada Sabtu (15/2) dalam duel empat besar, Lazio bisa memaksa I Partenopei pulang dengan hanya satu angka.
Napoli sempat mampu membalikkan keadaan, tapi kemudian terpapar lagi. Terdapat beberapa hal dari laga ketat ini.
Reaksi Cepat
Lazio jelas bukan lawan ringan. Bukti gampang dan gamblangnya, skuad asuhan Marco Baroni itu berada di peringkat keempat. Sang tuan rumah memperlihatkan kapasitasnya sebagai tim penantang juara dengan gol Gustav Isaksen saat duel baru memasuki menit keenam.
Napoli yang diracik Antonio Conte menjadi salah satu tim dengan lesatan tinggi setelah musim lalu yang melempem saat mempertahankan gelar. Gli Azzurri memberikan jawaban cepat untuk membuat keunggulan Lazio hanya bertahan tujuh menit. Dari operan duetnya di lini depan Napoli, Romelu Lukaku, Giacomo Raspadori menyamakan kedudukan.
Isu Dua Sisi
Setelah hasil imbang pada paruh pertama, duel berlangung lebih hidup. Lazio tampil lebih berhasrat, tapi lalu melihat Adam Marusic membuat gol ke gawang sendiri (64′).
Napoli hanya mencatat sebuah tembakan ke gawang di babak kedua ini. Lazio, dengan penguasaan bola 52%, dapat menghasilkan 3 shot on goal dari 5 percobaan. Biancocelesti hampir memberikan respons instan. Tiga menit usai gol bunuh diri Marusic, Mattia Zaccagni membuat gol, tapi dianulir VAR untuk off-side.
Tekanan Lazio akhirnya berbuah gol balasan saat waktu normal tersisa tiga menit. Pemain pengganti, Boulaye Dia, menggetarkan jala Alex Meret memanfaatkan sodoran Zaccagni.
Mau Menang, tapi…
Skor 1-1 mengakhiri duel ini. Conte mengaku kecewa kehilangan angka lagi, kali ini di fase akhir duel.
“Hasil ini mengecewakan karena pada akhirnya kami kehilangan dua angka dari dua lawatan terakhir ke Olimpico di bagian akhir laga dari dua lawan hebat. Tim kami memiliki kualitas dan memperlihatkannya. Kami sulit dikalahkan, tapi disamakan di akhir laga terasa pahit,” ucap Conte kepada DAZN dikutip Football Italia.
Conte mengungkapkan pula masalah dalam pelapis. Ia menyebut bahwa memainkan Alessandro Buongiorno setelah dua setengah bulan absen bisa mengirim pesan kepada tim bahwa mereka ingin menang. Conte mengatakan pula terpaksa memasukkan Rafa Marin ketika Pasquale Mazzocchi minta diganti. Hanya dua pergantian yang dibuat sang allenatore di laga ini.
Di sisi lain, Azzurri terhindar dari tiga kekalahan dari Lazio. Le Aquile mengalahkan Napoli di pertemuan pertama di liga di Stadio Diego Armando Maradona dan di 16 besar Coppa Italia.
“Lazio penghadang kami. Kami mesti terus bangga bisa bermain seperti ini. Hasil di Olimpico ini mesti dipandang sebagai hasil positif. Kami bisa lebih baik, tapi inilah sepak bola,” lanjut Conte.
Berharap Penular Menang
Hasil ini merupakan imbang ketiga beruntun Partenopei di Serie A. Tiga hasil imbang beruntun ini seperti mengikuti kiprah Juventus musim ini yang akrab dengan hasil seri. I Bianconeri sudah dua kali melihat deret tiga imbang berturut-turut musim ini, bahkan sekali empat kali konsekutif.
Di antara empat besar saat ini, sebelum Napoli, hanya Atalanta yang pernah melewati tiga imbang berturut-turut. Seperti Atalanta, kans Partenopei untuk meraih scudetto mendapat gangguan besar usai deret sepoin tersebut.
Keunggulan satu angka dari Inter Milan minggu lalu hanya meningkat menjadi dua poin. Inter bisa melewati Napoli lagi jika memenangi pertandingan pada Minggu (16/2) petang atau Senin dini hari WIB.
Masih berkaitan dengan Juventus, Napoli bisa berharap La Vecchia Signora bisa memberikan bantuan. Juve akan menjamu Inter pada Ahad ini. Si Nyonya Besar akan menyasar kemenangan bukan cuma untuk menjaga deret tiga kemenangan di semua kompetisi yang baru mereka torehkan musim ini. Juve mesti menang untuk bisa kembali ke zona Liga Champion.
View this post on Instagram