Atletico praktis melewatkan kesempatan untuk melewati Real Madrid ke puncak klasemen. Pada Sabtu (15/2), Atleti hanya bermain imbang dengan Celta Vigo dengan 10 pemain setelah Real ditahan Osasuna.
Dua klub ibu kota tertahan. Yang menarik, kartu merah terlibat dalam laga yang mesti dilakoni kedua kubu. Proses ya lebih heroik
Osasuna 1-1 Real Madrid: Kartu Merah Kontroversial Jude
Real Madrid akan memastikan posisi puncak di klasemen jika bisa membawa pulang tiga poin di Estadio El Sadar. Niat itu tampak mendekat saat bintang baru mereka semakin mengukuhkan peningkatannya di bagian kedua musim ini, Kylian Mbappe, membuka skor (15′), dari operan Federico Valverde.
Namun, Madrid mendapatkan jalan terjal untuk bisa memepertahankan keunggulan itu. Jude Bellingham diganjar kartu merah (39′) oleh wasit Jose Luis Munuera karena ucapan tidak pantas. Walau begitu, Los Blancos masih bisa mencatatkan 58% penguasaan bola di babak pertama.
Permainan berimbang di babak kedua. Osasuna bisa membuat lebih banyak tembakan ke gawang daripada Madrid (3 berbanding 2). Hasilnya, Los Rojillos dapat menyamakan kedudukan.
Hoki Madrid menyusut lagi setelah wasit menunjuk titik putih karena Eduardo Camavinga menjatuhkan Ante Budimir. VAR mengonfirmasi pelanggaran itu, Camavinga mendapatkan kartu kuning, dan Budimir sukses mengalgojoi penalti (58′). Skor imbang tidak berubah sampai akhir laga.
Usai laga, Bellingham menilai bahwa batasan bahasa membuat wasit salah memahami ucapannya. Gelandang Inggris itu menyatakan dirinya tidak mengumpat wasit, seperti yang ditulis media, meski memang ada kata keras dalam bahasa Inggris.
“Kalau melihat video, kita bisa melihatnya. Saya berharap federasi dapat menjadikannya pertimbangan. Saya bahkan tidak mengatakannya kepada wasit. Saya ngomel kepada diri sendiri. Kekurangpemahaman menjadi kesalahan wasit,” ucapnya kepada Marca seperti dikutip Football Espana.
Atletico 1-1 Celta Vigo: Aksi Gladiator Berharga
Beberapa jam setelah lawatan El Real ke Osasuna, Atletico melihat kesempatan besar untuk merebut puncak klasemen. Syaratnya tak lain adalah mengalahkan Celta Vigo, tim yang bertamu ke Wanda Metropolitano.
Namun, duel baru berjalan di fase awal ketika insiden pelanggaran Pablo Barrios terhadap Pablo Duran mesti diperiksa VAR. Teknologi itu memastikan tindakan Barrios perlu diganjar kartu merah (7′), bukan kartu kuning yang sebelumnya diberikan.
Diego Simeone membuat pergantian taktis dengan memasukkan Koke menggantikan Samuel Lino. Meski demikian, Celta mendominasi paruh pertama dengan 63% penguasaan bola dan membuat 2 shot on target sementara Atleti nol.
Pemandangan buat publik tuan rumah memburuk di paruh kedua. Ball possession Celta menjadi 72%. Tekanan konstan berbuah gol dari titik putih yang dieksekusi Iago Aspas (68′). Penalti diberikan setelah Robin Le Normand menjatuhkan Borja Iglesias.
Gol lawan memacu Atleti. Alexander Sarloth menjadi pengganti super dengan golnya pada menit ke-81, dua menit setelah masuk menggantikan Giuliano Simeone. Jose Gimenez menjadi pemberi assist. Skor 1-1 tidak berubah sampai akhir duel.
“Kalau harus memberi nilai 1 sampai 10, saya akan memberikan nilai 10 untuk pemain-pemain saya. Saya jarang melihat penampilan selama hampir 90 menit dengan 10 pemain seperti ini. Mereka bisa bertahan dengan baik, mengendalikan serangan lawan yang agresif. Yang saya lihat setelah kartu merah adalah para gladiator,” ucap Simeone dikutip Reuters.
Atletico bisa menjaga jarak satu poin dari Real Madrid yang masih memuncaki klasemen. Susunan bisa berubah pada Senin (17/2).
Kans Pergantian Tampuk
Tertahannya dua klub ibu kota membuka peluang buat Barcelona untuk mengambil alih pucuk klasemen. Untuk sampai di sana, Barca perlu menang atas tamunya, Rayo Vallecano pada Senin.
Jika dapat melakukannya, klub Catalan itu akan mengumpulkan 51 poin, sama seperti Madrid, tapi unggul selisih gol. Saat ini, Barca mencatat selisih 39 gol, sementara El Real hanya 29 gol.
View this post on Instagram