Tottenham Hotspur benar-benar menjadi mimpi buruk Manchester United musim ini. Spurs kembali menaklukkan United 1-0 di laga teranyar, Minggu (16/2). Gol kemenangan Spurs dicetak James Maddison saat laga baru berjalan sekitar 13 menit.
Berkat kemenangan itu, The Lilywhites berarti sukses memborong tiga kemenangan versus The Red Devils musim ini. Pada dua pertemuan sebelumnya, skuat London Putih menang 3-0 kala bertandang ke skuat Manchester Merah di putaran pertama liga (29 September), serta menang 4-3 di babak perempat final Carabo Cup (20 Desember).
Dilansir dari Flashscore, Spurs berarti menjadi tim pertama yang sukses tiga kali mengalahkan United dalam satu musimnya, terhitung sejak musim 2012/13.
Berkat raihan tiga poin ini, Spurs (30 poin) berhak melongkapi United di papan klasemen. Son Heung-Min dkk. naik ke peringkat 12, sedangkan posisi United melorot ke peringkat 15 alias cuma terpisah tiga peringkat dari zona degradasi.
Masalahnya, United memang layak berada di papan bawah, terutama jika mengacu pada tren buruk mereka di liga. Menurut Opta, skuat asuhan Ruben Amorin menelan delapan kekalahan dari 12 laga terakhir.
Dalam kurun waktu tersebut, cuma ada dua tim yang menelan jumlah kekalahan dari United, yakni Leicester (9 kali) dan Southampton (10 kali). Nah, keduanya tengah berkutat di dua peringkat terbawah!
Secara keseluruhan, United juga sudah menelan 12 kekalahan dari total 25 Match Day yang telah mereka jalani musim ini.
Catatan 12 kali kalah itu sudah hampir menyamai jumlah kekalahan terbanyak yang diderita United di 25 pekan awal, yakni musim 1973/74. Kala itu, United sudah menelan 13 kekalahan di 25 pekan awal dan ujung-ujungnya, mereka terdegradasi di akhir musim!
*Gara minim produktivitas dan tumpulnya Garnacho
Performa buruk United itu tak lepas dari faktor buruknya produktivitas mereka. Rasmus Hojlund dkk. berarti sudah gagal mencetak gol di 10 laga Premier League musim ini. Hanya Everton yang lebih buruk dari United (12).
Khusus di babak pertama, United bahkan cuma mampu mencetak satu gol di 10 pekan terakhir dan satu-satunya gol mereka itu cuma lahir dari titik putih, yakni lewat eksekusi Bruno Fernandes ke gawang Brighton (menit 23’ di pekan ke-22).
Bukti lain masalah ketajaman United juga tampak dari jumlah gol mereka di liga. Hojlund dkk. baru bisa mengemas 28 gol.
Dari total 20 kontestan Premier League musim ini, koleksi 28 gol United itu hanya menempatkan mereka di peringkat 15 kategori tim tersubur.
Cuma ada empat tim yang koleksi golnya lebih sedikit dari United, yakni Everton (27 gol), Leicester (25 gol), Ipswich (23 gol), dan Southampton (19 gol). Selain Everton, ketiga tim lainnya sudah berada di zona degradasi.
Winger United, Alejandro Garnacho, jadi salah satu pemain yang layak disorot. Bukan karena penampilan bagusnya, tapi sebaliknya.
Pemain berdarah Uruguay itu tengah bermasalah dalam hal mengoptimalkan peluang. Di laga kontra Spurs tadi malam saja, ada dua peluang emas yang gagal dikonversi menjadi gol oleh Garnacho.
Menurut Squawka, dari daftar pemain yang sudah meraih 10+ peluang emas di musim ini, Garnacho justru menjadi pemain dengan jumlah rasio konversi gol terendah. Ia cuma mampu mencetak dua gol dari 14 peluang emas.
Sudah hampir tiga bulan berlalu semenjak terakhir kali Garnacho mencetak gol, yakni saat bersua Bodo/Glimt di ajang Liga Europa, akhir November silam.
Jika dihitung setelah laga tersebut, Garnacho berarti sudah melalui 18 pertandingan tanpa pernah sekalipun mencatatkan namanya di papan skor.
Padahal, semenjak Anthony dilepas ke Real Betis dan Marcus Rashford ke Aston Villa pada bursa transfer musim dingin, Garnacho harusnya bisa menjadi tumpuan United di sektor winger, selain Amad Diallo.
===
View this post on Instagram