Menjamu Feyenoord di laga leg kedua playoff babak 16 besar Liga Champions, Rabu (19/2), AC Milan sebenarnya mengawali laga dengan sangat baik.
Skuat Rossoneri sudah langsung unggul 1-0 berkat gol cepat bekas striker andalan tim tamu yang diboyong pada bursa transfer musim dingin silam, Santiago Gimenez.
Laga baru berjalan kurang dari satu menit kala Gimenez menanduk bola di mulut gawang lawan. Gol itu membuat skor agregat jadi imbang 1-1 karena Milan kalah 0-1 saat bertamu ke Feyenoord di pertemuan pertama.
Menurut Opta, Gimenez menjadi pemain kedua sepanjang sejarah yang mampu mencetak gol untuk satu tim sekaligus bekas timnya dalam satu edisi turnamen mayor Eropa.
Unggul cepat membuat skuat Milan Merah tampil makin pede. Namun, gol tambahan tak kunjung tiba hingga turun minum.
Yang terjadi berikutnya justru kebalikannya. Sekitar lima menit setelah jeda, Milan terpaksa bermain 10 orang karena Theo Hernandes dianggap melakukan diving dan ganjarannya kartu kuning kedua.
Kalah jumlah orang, skuat asuhan Sergio Conceicao akhirnya kebobolan lewat gol Julian Carranza (menit 73’). Di sisa laga, Milan coba nothing-to-lose. Sampai-sampai, bek tengah Strahinja Pavlovic beberapa kali naik sampai kotak penalti lawan. Namun, skor imbang bertahan hingga akhir laga.
Sebagian penggemar Milan “menyerang” Hernandez di akun resmi Instagram klub. Kekesalan itu bukan tak mendasar.
Milan memang tampil dominan kala bek sayap asal Prancis itu belum diganjar kartu merah. Hal itu tercermin di data statistik laga.
Dilansir Flashscore, Rossoneri unggul persentase penguasaaan bola 64% berbanding 34% di babak pertama. Alhasil, Gimenez dkk. juga lebih leluasa mengancam gawang Feyenoord.
Mereka mampu melepas 11 tembakan dengan empat di antaranya on-target. Bagaimana dengan Feyenoord? Bekas tim asuhan Arne Slot itu cuma mampu melepas dua tembakan dan tak satupun yang on-target!
View this post on Instagram
Kala diwawancarai usai laga, bek sayap anyar Milan yang didatangkan dari Manchester City, Kyle Walker, masih sesumbar.
“Berdasarkan bagaimana kami mengontrol laga di babak pertama dan di awal babak kedua, jelas cuma ada satu tim yang tampil bagus di lapangan. Lalu muncul keputusan wasit dan laga berubah,” ujar Walker dilansir Tuttomercarto Web.
“Theo diganjar kartu merah. Namun, saya tak yakin ia sengaja melakukan diving. Menurut saya, tidak begitu, ada kontak,” lanjut Walker.
Salah satu bek legendaris AC Milan, tak ketinggalan ikut berkomentar. Ia bahkan secara terang-terangan menyalahkan Theo.
“Sudah lama saya tak melihat Milan melakukan banyak kesalahan mendasar di format dua laga knock-out seperti ini. Tak perlu ada pembelan,” ujar Costacurta di Football Italia.
“Theo seharusnya menunjukkan pengalamannya. Ini merupakan musim terburuk dalam kariernya dan malam ini jadi puncaknya. Saya tak segan mengatakan bahwa tersingkirnya Milan ya karena Theo,” tutup Costacurta.
===
View this post on Instagram