Sejatinya, Ademola Lookman adalah pemain andalan Atalanta. Dengan koleksi 15 gol di semua ajang musim ini, ia merupakan pencetak gol terbanyak kedua tim. Catatan itu cuma kalah dari Mateo Retegui selaku ujung tombak (23 gol).
Musim lalu, kala Atalanta berhasil finis di peringkat empat Serie A 2023/24, Lookman juga jadi pengoleksi gol terbanyak Atalanta dengan koleksi 17 gol. Koleksi golnya itu cuma kalah dua gol dari Gianluca Scamacca (19 gol) yang juga seorang penyerang tengah.
Bahkan, saat skuat berjuluk Orobici itu sukses menjuarai Liga Europa musim lalu, Lookman menjadi bintang di laga final. Ia memborong hattrick guna mengandaskan Bayer Leverkusen 3-0.
Kisah inspiratifnya di musim lalu itu runtuh hanya dalam tempo satu malam. Tepatnya di leg kedua babak playoffs 16 besar Liga Champions versus Club Brugge, Rabu (19/2).
Tampil di kandang sendiri dan berupaya mengejar ketertinggalan agregat 1-2 dari leg pertama, Atalanta malah takluk 1-3 dari wakil Belgia tersebut. Lookman dianggap sebagai biang kekalahan. Kok bisa?
Atalanta sudah tertinggal tiga gol di babak pertama lewat dua gol Chemdine Talbi (menit 3’ & 27’), serta gol Ferran Jutgla (45+3).
Namun, ada tanda-tanda kebangkitan di babak kedua. Lookman, yang masuk sebagai pemain pengganti usai turun minum, langsung memperkecil ketertinggalan menjadi 1-3 di menit 46’.
Ia juga sempat kembali membobol gawang Brugge di menit ke-58’ sebelum akhirnya gol itu dianulir VAR lantaran offside.
Merasa dirinya sedang tune-in, pemain timnas Nigeri itu lalu berinisiatif mengambil tendangan penalti sekitar tiga menit kemudian. Nah, di sinilah letak awal masalahnya.
Soalnya, Lookman bukan pilihan utama Atanta soal mengeksekusi bola di titik putih. Masih ada dua rekannya yang lebih terbiasa, yakni Retegui dan Charles De Ketelaere. Namun, Lookman menghiraukan kedua rekannya tersebut.
Benar saja, eksekusi penalti Lookman berhasil ditepis kiper Brugge yang lama berkiprah di Liverpool, Simon Mignolet. Mental para pemain Atalanta makin tambah down. Sudah gol dianulir VAR, lalu kesempatan mengejar ketertinggalan juga sirna karena kegagalan penalti Lookman.
Upaya makin berat setelah Rafael Toloi diganjar kartu merah beberapa menit sebelum waktu normal berakhir. Skor 1-3 bertahan hingga akhir laga dan Atalanta harus tersingkir dengan agregat 2-5.
Dalam sesi jump pers usai laga, pelatih Gian Piero Gasperini, mencak-mencak. Ia terang-terangan menyalahkan Lookman.
“Lookman tak seharusnya mengambil penalti tersebut. Ia adalah penendang penalti terburuk yang pernah saya lihat,” ujar Gasperini dilansir Football Italia.
“Ia punya rekor buruk penalti di sesi latihan, jarang eksekusinya yang berhasil. Retegui dan De Ketelaere ada di lapangan, tapi Lookman karena terlalu antusias setelah mencetak gol pertama, malah memutuskan untuk mengambil penalti tersebut. Sikapnya itu benar-benar tak bisa saya terima,” lanjut sang pelatih.
Dari hasil penelusuran Jebreeetmedia, persentase keberhasilan Lookman selaku eksekutor penalti memang tak terlalu bagus.
Sepanjang kariernya, Lookman sudah pernah mengeksekusi enam penalti di level klub. Cuma empat di antaranya yang berujung gol. Ia gagal di dua kesempatan lainnya dan salah satunya berlangsung dini hari tadi.
Satu kegagalannya lagi berlangsung kala Lookman masih membela Fulham versus West Ham di Premier League 2020/21. Kala itu, Fulham tertinggal 0-1 dan berkesempatan menyamakan kedudukan lewat hadiah penalti di menit akhir. Hanya saja, kesempatan emas itu gagal dikonversi menjadi gol oleh Lookman.
Jika dirata-rata, tingkat persentase keberhasilan Lookman dalam mengeksekusi penalti cuma berada di angka 66,6%.
Seperti yang dicecar Gasperini, catatan Lookman itu masih kalah jauh jika dibanding dengan Retegui maupun De Ketelaere.
Sebagai perbandingan, Retegui cuma tiga kali gagal dari total 19 kesempatan selaku eksekutor penalti. Tingkat keberhasilannya mencapai 84%.
De Ketelaere lebih bagus lagi. Meski baru dua kali mendapat kesempatan sebagai penendang penalti, ia tak pernah gagal membayar kesempatan tersebut (100%).
Dari perbandingan di atas, kita setidaknya bisa lebih paham mengapa Gasperini menyudutkan Lookman.
===
View this post on Instagram