Laga Barcelona menjamu Atletico di leg 1 semifinal Copa del Rey pada Selasa (25/2) menghasilkan festival delapan gol. Dua comeback mewarnai partai yang layak dianggap klasik ini.
Start cepat yang mengejutkan dibalas dengan dua kali lipat gol. Akan tetapi, si pembuat start cepat itu bisa mencegah kekalahan. Apa saja drama yang terjadi di rumah Barcelona?
Start Kejut dari Para Mantan
Atletico menyodorkan start kilat. Dua gol Atleti dalam lima menit membuat publik di Estadi Olimpic Lluis Companys terhenyak.
Dari situasi sepak pojok menyusul sundulannya yang ditepis, Julian Alvarez membuka skor dari sundulan eks Barcelona, Clement Lenglet, saat duel baru berada di menit pertama. Gol ini menempatkannya sebagai pemain tersubur di Copa dengan koleksi lima gol.
Alvarez berganti peran menjadi pemberi operan akhir untuk gol kedua Si Putih-Merah. Mantan Barca lainnya, Antoine Griezmann, meneruskan operan daerah apik eks Man. City itu untuk menaklukkan kiper Barca, Wojciech Szczesny.
Comeback I dari Barcelona
Barcelona memperlihatkan kebangkitan paten. Blaugrana berbalik unggul sebelum turun minum.
Dua gol yang menyeimbangkan kedudukan dihasilkan dalam tempo dua menit, masing-masing lewat sundulan Pedri (19′) dan Pau Cubarsi (21′). Jules Kounde memberikan assist untuk gol pertama melalui umpan tarik ke tengah kotak penalti. Raphinha penyedia dua assist berikutnya, keduanya dari tendangan sudut. Gol ketiga Barca dicetak Inigo Martinez (41′).
Kebangkitan Barcelona tampak mantap dengan gol keempat pada menit ke-74. Enam menit usai masuk menggantikan Ferran Torres, Robert Lewandowski menapak mudah di depan gawang operan Lamine Yamal untuk memperbesar jarak keunggulan.
Comeback II Milik Atleti
Namun, Atletico tidak menyerah meski laga sudah memasuki bagian akhir. Dari umpan tarik Angel Correa, Marcos Llorente memperkecil ketertinggalan Atleti dengan tembakan keras dari posisi sedikit di dalam kotak penalti (84′).
Dua pemain pengganti menjadi kunci keberhasilan Los Rojiblancos menyamakan kedudukan saat tambahan waktu. Lepas dari jebakan off-side di sayap kiri, Samuel Lino menyediakan operan akhir untuk disantap Alexander Sorloth di depan gawang saat injury time memasuki menit ketiga.
Spirit Gladiator
Diego Simeone membuat selebrasi penuh hasrat usai gol keempat pasukannya.
“Yang menonjol buat saya adalah semangat tim ini. Ada semangat gladiator hebat dari para pemain yang menginspirasi. Barcelona memiliki perangkat luar biasa, tapi kami juga punya sendiri dan menunjukkan bahan pembentuk kami,” ucap Simeone dikutip Reuters.
Walau demikian, pelatih asal Argentina itu menyorot pertahanan buruk Atleti. Dua gol Barca berasal dari sepak pojok.
“Mustahil tim seperti Barcelona mengakhiri laga tanpa mencetak gol. Namun, yang mengganggu saya adalah saat mereka mencetak dua gol dari bola mati. Masalah individual sekaligus kolektif ini perlu diperbaiki. Apapun, laga ini tidak mudah, tapi anak-anak mempertontonkan semangat kompetitif yang saya sukai,” lanjut Simeone.
Hasil imbang di Catalan memberikan keuntungan buat Atletico. Rojiblancos mendekat ke final ajang yang terakhir kali mereka taklukkan pada 2013. Leg 2 semifinal akan dihelat di Riyadh Air Metropolitano, kandang mereka, pada 2 April.
View this post on Instagram