Santiago Gimenez (dibeli 32 juta euro dari Feyenoord), Joao Felix (dipinjam dari Chelsea), Kyle Walker (dipinjam dari Manchester City), merupakan tiga nama besar yang direkrut AC Milan di bursa transfer Januari 2025.
Ketiganya melakoni debut manis dengan mengantar Milan menang 3-1 atas AS Roma di ajang Copa Italia pada 5 Februari. Milan lalu menang lagi 2-0 kala bertamu ke Empoli di laga berikutnya.
Namun setelah dua kemenangn itu, mereka kalah 0-1 kala tandang ke Feyenoord di Liga Champions. Sisanya, penampilan Milan tak lagi mengesankan.
Mereka cuma bisa menang 1-0 kala menjamu Verona (16 Februari), untuk kemudian disingkirkan Feyenoord di Liga Champions, serta kalah beruntun dari Torino (1-2), Bologna (1-2), dan Lazio (1-2) di laga teranyar dini hari tadi, Senin (3/3).
Itu pula mengapa di 15 menit awal kontra Lazio, para ultras Milan melakukan aksi protes dengan sengaja mengosongkan tribun mereka. Alih-alih melecutkan semangat, para pemain Milan justru seperti merasa tampil lebih tertekan.
Lazio mempimpin dulu berkat gol Mattia Zaccagni (menit 28’). Ia menyambar bola muntah hasil tepisan kiper Milan, Mike Maignan.
Perjuangan Milan makin berat karena bek andalan, Strahinja Pavlovic, diganjar kartu merah (67’). Ia terpaksa menerjang Gustav Isaksen yang berupaya melakukan solo-run.
Harapan sempat muncu lantaran Rossoneri masih mampu menyamakan kedudukan meski tampil hanya dengan 10 orang lewat gol pemain pengganti, Samuel Chukwueze (84’).
Mental anak-anak asuh Sergio Conceicao jadi terpacu berkat gol tersebut. Namun, karena telalu bernafsu mengejar comeback, lini belakang Milan jadi agak lengah. Lazio justru mendapat hadiah penalti lewat serangan balik. Keputusan itu diambil setelah wasit meninjau VAR.
Winger Lazio eks Barcelona, Pedro, maju sebagai eksekutor dan menunaikan tugasnya dengan sempurna untuk membawa pulang tiga poin.
Sedangkan bagi Milan, kekalahan ini menjadi kekalahan beruntun mereka dalam tiga laga terakhir di Serie A. Rentetan tiga kekalahan itu menjadi noda terburuk Conceicao semenjak ditunjuk melatih Milan per 30 Desember silam.
Kinerja eks winger Lazio, Parma, dan Inter Milan itu bahkan tak jauh lebih baik dibanding pendahulunya, Paulo Fonseca.
Alhasil, nasib Conceicao mulai berada di ambang pemecatan dan sang pelatih menyadari betul hal tersebut.
“Ini mungkin periode yang muda dan para pemain juga merasakannya di tengah tim. Saya tak ingin bicara soal bad luck, tapi ada insiden yang terus terjadi dan berdampak negatif buat kami serta menguntungkan lawan,” ujar Conceicao dilansir Football Italia.
“Saya belum punya banyak waktu untuk bekerja soal taktik maupun kebugaran pemain karena jadwal padat setiap tiga hari sekali dan saya baru berada di klub ini beberapa bulan,” lanjutnya.
Terkait protes yang mulai dikumandankan para suporter, Conceicao juga menuturkan bahwa hal itu membuat tekanan makin berat, tidak hanya bagi dirinya, tapi juga bagi para pemain.
“Jujur, ini pertama kali saya merasakan atmosfer seperti ini sepanjang karier saya. Saya pernah jadi pemain, jadi sedikit banyak paham. Langkah Anda seperti berat di lapangan. Jika upaya dribel atau umpan Anda tak berjalan baik, atau tim Anda sedang tertinggal, maka langkah Anda makin terasa lebih berat lagi,” ujar Conceicao.
Salah satu bek Milan, Matteo Gabia, juga menuturkan hal serupa terkait kondisi ruang ganti yang tengah suram.
“Jelas kondisinya buruk, bahkan sulit sekali rasanya berbicara soal hal itu. Situasinya sungguh negatif dan kami kesulitan merespon. Hasil positif tak kunjung datang dan rasanya pahit. Namun, kami harus bisa bangkit. Memang terdengar klise, tapi kami harus memastikan agar musim ini berakhir dengan kisah yang lebih baik,” ujar Gabbia.
View this post on Instagram