Liverpool goreskan kemenangan penting di leg 1 perdelapan final Liga Champion pada Rabu (5/3). Tuan rumah PSG bernasib sial. Meski mendominasi di Parc des Princes, Les Parisiens keok gegara ketangguhan seorang pemain The Reds ditambah kelengahan di bagian akhir duel.
Harapan Besar PSG, Realitas 0.
Skuad Luis Enrique layak garuk-garuk kepala. Sebagai awal, PSG hasilkan 71% penguasaan bola. PSG melepaskan total 27 tembakan, dengan 10 mengarah ke gawang Si Merah.
Total tembakan Reds 2 buah saja, dan cuma sebuah yang mengarah ke sasaran. Harapan gol PSG sebesar 1,82, Reds hanya 0,27. Namun, pada akhirnya Si Merah yang bisa membuat gol dari sebuah shot on goal itu.
Anulir Kvara.
Tanda awal nasib buruk PSG terlihat pada menit ke-20. VAR menganulir gol Khvicha Kvaratskhelia karena off-side pada prosesnya. Hoki Liverpool kali ini didukung ketangguhan sosok di bawah mistar gawang mereka.
Rekor Pribadi.
Selanjutnya, pertunjukan milik Alisson. Kiper asal Brasil ini membuat frustrasi lini serang PSG dengan 9 penyelamatan, sebagian besarnya secara spektakuler yang membuat gawangnya tak kebobolan. Total penyelamatan itu menyamai rekor pribadinya di Liga Champion.
Pertunjukan Ali.
Alisson menangkal tembakan jarak dekat Ousmane Dembele dan Kvaratskhelia. Eks Napoli itu melihat pula dua tembakan jarak jauhnya, termasuk sepak bebas, ditepis Alisson. Tepisan luar biasa lagi dibuat Ali atas Desire Doue.
Wajarlah kalau Ali menjadi pemain terbaik laga. Sang kiper tambah tak diragukan lagi seiring perannya dalam gol tunggal. “Ini mungkin performa terbaik saya,” ucap Ali kepada TNT Sports.
Peran Pula dalam Gol.
Operan dari depan kotak penalti yang dibuat Alisson mengawali proses gol. Selanjutnya adalah aksi dua pemain pengganti sebagai jawaban atas sorotan belakangan ini. Darwin Nunez bahkan dikritik bosnya sendiri karena performa tidak total. Harvey Elliott disorot terutama saat gagal memimpin tim kala Reds disingkirkan Plymouth di Piala FA.
Jawaban Hanya 47 Detik.
Di menit ke-87, Reds bikin tuan rumah tambah keki. Setelah menang duel dengan Marquinhos menyambut bola lambung dari Alisson, Nunez, masuk menggantikan Diogo Jota (67′), menyodorkan bola ke sisi kanan.
Tembakan Elliott, cuma 47 detik usai masuk menggantikan Mo Salah, menyarangkan bola ke tiang jauh. Tepisan Gianluigi Donnarumma terlalu tipis buat menahan laju bola.

Catatan Ekstra.
– 27 tembakan PSG terbanyak kedua setelah 30 tembakan pada 2003-04, juga atas nama mereka, kontra Dortmund. Parisiens gagal pula mencetak gol dan kalah kala itu.
– Liverpool menang via perbedaan 25 tembakan. Defisit ini menyamai torehan terlebar di fase gugur UCL saat PSG tekuk Bayern pada April (6 : 31 tembakan).
– Ini kali kelima Liverpool hadapi lebih dari 20 tembakan di fase gugur UCL. Di empat sebelumnya, Reds selalu kebobolan setidaknya sebiji gol.
Enrique: Tak Adil, Akan Main Lepas.
“Saya pikir tak sukar menganalisis laga petang ini. Kami jauh lebih superior daripada Liverpool sehingga layak meraih hasil yang lebih baik. Sepak bola kadang kala tak adil. Kami baru bermain sekali, dan akan tampil tanpa beban. Kalau bisa mengulangi performa ini, kami bisa lolos,” ucap Enrique.
Slot: Memang Beruntung.
“Kalau berakhir imbang, kami tetap beruntung. Mereka jauh lebih baik daripada kami. Luis Enrique telah membangun tim hebat. Hasil ini bagus buat kami, tapi kami merasakan ujian Paris. Kami sendiri tidak tampil buruk, tapi memang lawan lebih baik,” tutur Arne Slot.
View this post on Instagram