Dua klub wakil Serie A asal kota Roma yang masih bertahan di fase knock-out Liga Europa 2024/25, melangkah mulus di leg pertama babak 16 besar, Jumat (7/3).
AS Roma menang comeback 2-1 kala menjamu wakil Spanyol, Athletic Bilbao, sedangkan Lazio menunjukkan perlawanan heroik dan menang 2-1 atas tuan rumah Plzen meski sempat tampil dengan hanya sembilan pemain.
Kita lebih dulu ke Olympico Stadium. Kemenangan 2-1 terasa klimaks lantaran publik tuan rumah lebih dulu terdiam karena gol Inaki Williams (menit 50’).
Skuat Giallorossi lalu menyamakan kedudukan sekitar enam menit kemudian berkat gol Angelino (56’). Kondisi itu membuat pasukan tuan rumah makin bernafsu membalikkan keadaan.
Pelatih Cladio Ranieri juga meneraptakan taktik lebih ofensif dengan memasukan dua winger andalannya, yakni El Shaarawy dan Alexis Saelemaekers di menit 60.
Tak cuma itu, Ranieri juga mengganti dua starternya, Artem Dovbyk dan Paulo Dybala, dengan pelapis lainnya di lini depan, yakni Eldor Shomurodov dan Matias Soule.
Masuknya empat kaki segar itu membuat Roma tampil lebih agresif. Namun, publik Olimpico harus menunggu sampai menit 90+3’ barulah gol comeback itu lahir.
Menerima sodoran dari Saelemaekers di kotak penalti lawan, sontekan pelan Shomurodov sudah cukup untuk memperdaya kiper Bilbao, Julen Agirrezabala.
Bagi Roma, kemenangan ini tak hanya mengantar satu kaki mereka ke babak 8 besar, tapi juga melanjutkan performa bagus di tahun 2025.
Menurut Opta, kemenangan atas Bilbao merupakan kemenangan ke-10 Roma semenjak pergantian tahun. Bersama Inter Milan, jumlah 10 kemenangan itu sudah menjadi yang terbanyak di antara tim-tim Serie A.
“Ide awalnya adalah menyiapkan beragam opsi sebelum laga. Hal demi mengantisipasi potensi buruk-baiknya situasi di lapangan,” ujar Ranieri dilansir Sky Sport Italia.
“Laga ini tak mudah, bahkan terasa lebih sulit karena bermain di kandang sendiri. Namun, kami menyadari bahwa Roma tak mudah untuk ditaklukkan, kami bertarung untuk setiap bola,” lanjutnya.
*Lazio menang meski 2 kartu merah
Penampilan yang lebih heroik lagi ditampilkan rival sekota Roma, yakni Lazio. Bertandang ke markas Plzen, skuat asuhan Marco Baroni justru mampu mencetak gol kemenangan meski cuma tampil dengan sembilan pemain.
Awalnya, Lazio unggul lebih dulu berkat gol cepat bek tengah mereka, Alessio Rogmanoli. Tuan rumah lalu membalas di menit 53’ lewat gol Rafiu Durosinmi.
Penampilan Lazio mulai goyah lantaran gol peyeimbang lawan tersebut. Dua pemain Biancocelesti, Nicolo Rovella (77’) dan Samuel Gigot (90+3’), terpaksa diganjar straight red karena melakukan pelanggaran keras.
Di menit-menit akhir, Plzen terus menggempur gawang Lazio. Tiga peluang emas tuan rumah berhasil dimentahkan kiper Ivan Provedei.
Ketika laga tinggal hitungan detik, Matteo Guendouzi meringsek ke jantung pertahanan Plzen. Ia lalu menyodorkan umpan ke Gustav Isaksen.
Dikawal satu bek lawan, striker timnas Denmark itu masih mampu melepas tembakan terukur ke pojok kanan gawang Plzen guna membawa pulang tiga poin.
Usai laga, pelatih Marco Baroni, memuji para pemainnya yang pantang menyerah hingga menit-menit akhir.
“Saya benar-benar bahagia dengan para pemain. Laga berjalan sulit karena kami kehilangan bentuk permainan di babak kedua. Plzen sungguh agresif, terus menekan dan berlari. Kami kesulitan menguasai bola. Itulah mengapa kemenangan ini jadi begitu berharga,” ujar Barone dilansir Football Italia.
“Saya kira ini merupakan gol ke-19 kami yang lahir di 15 menit akhir laga sepanjang musim ini. Bisa jadi pertanda bahwa para pemain selalu percaya dan tak mudah menyerah,” lanjut sang pelatih.
===
View this post on Instagram