Bersama pelatih anyar, Thomas Tuchel, timnas Inggris menjalani start bagus di dia laga awal kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Eropa. Kemenangan teranyar 3-0 kala menjamu Latvia, Selasa (25/3), melanjutkan kemenangan 2-0 atas Albania di laga perdana Tuchel yang sekaligus menjadi laga pembuka grup, Sabtu (22/3).
Tiga gol Inggris ke gawang Latvia dicetak Tiga gol kemenangan Inggris atas Latvia dicetak Reece James (menit 38’), Harry Kane (68’), dan pemain pengganti Eberechi Eze (76’).
Usai laga, nama James dinobatkan sebagai pemain terbaik laga (man of the match). Kok bisa? Padahal, golnya pun “cuma” lahir lewat bola mati. Dalam artian, bukan lahir dari skema permainan normal.
Memang sih, eksekusi tendangan bebas James keren. Bola sepakannya lebih dulu melewati sisi samping pagar hidup lawan, baru kemudian melengkung masuk ke pojok kiri gawang.
Butuh meninjau data statistik laga untuk bisa memahami kenapa James terpilih sebagai man of the match. Secara garis besar, ia berhasil menjalankan tugasnya dengan cukup baik di pos full-back kanan.
Belakangan, James sebenarnya mulai dicoba bermain sebagai gelandang tengah di klubnya, Chelsea. Namun, Tuchel mengembalikan pemain berusia 25 tahun itu ke posisi aslinya.
Salah satu yang paling menonjol adalah soal akurasi umpannya. Menurut Squawka, dari total 97 umpan yang disorongkannya, cuma sekali yang meleset, sedangkan sisa 96 lainnya sukses menemui rekan setim.
Lalu, dari total 97 umpannya tersebut, sebanyak 13 di antaranya lahir di 1/3 akhir lapangan (daerah pertahanan lawan). Ia berarti cukup terlibat dalam proses serangan Inggris.
Selain rajin membantu serangan, James juga tak kalah agresif dalam bertahan. Ia tercatat delapan kali memenangi duel perebutan bola dengan lawan.
Situs lain penyuplai data statistik, Flashscore, juga memberikan rating penampilan tertinggi kepada James. Ia mendapat nilai 8. Sebagai perbandingan, tak ada satupun rekan setim James yang mampu meraih nilai 8. Seluruhnya cuma di bawah itu (kisaran 7 koma).
Performa bagus James itu seakan membayar kepercayaan Tuchel yang memainkan James sejak menit awal. Pasalnya, itu merupakan pertama kalinya James tampil sebagai starter di timnas Inggris dalam kurun 2,5 tahun terakhir.
“Saya tak pernah meragukan kualitas James, ia sudah berada di level tertinggi. Kami berdiskusi intens sejak minggu lalu. Ia bisa menjadi hybrid midfileder dan membantu mengalirkan bola karena ia punya kualitas,” ujar Tuchel dilansir Sky Sports.
“Saya juga tahu betul tembakannya, luar biasa. Ia layak merasa senang dan bangga atas performanya malam ini. Dia benar-benar berada dalam kebugaran sempurna,” lanjut Tuchel.
Setali tiga uang, James juga mensyukuri performa bagusnya di lapangan, terutama setelah lama absen di timnas Inggris. Tak ketinggalan, ia turut berkomentar soal gol free kick-nya.
“Sudah lama sekali. Saya cukup frustasi selama 2,5 tahun tapi sekarang saya senang dipanggil lagi ke timnas dan membela negara saya,” ujar James.
“Saya melihat pagar hidup dan merasa bisa melengkungkan bola. Syukurlah bisa masuk. Saya kira, kiper lawan bisa menghalaunya. Tapi setelah saya lihat tayangan ulang, bola itu memang sulit diselamatakan kiper,” tutup James.
===
View this post on Instagram