Selaku pelatih anyar timnas Inggris, Thomas Tuchel menjalankan tanggung jawabnya dengan baik. Kemenangan telak 3-0 kala menjamu Latvia, Selasa (25/3), menyusul kemenangan 2-0 atas Albania di laga debut Tuchel, Sabtu (22/3).
Kedua laga tersebut merupakan bagian dari kualifikasi Piala Dunia 2026. Raihan enam poin membuat skuat The Three Lions menjadi pemuncak klasemen sementara Grup K.
Tiga gol kemenangan Inggris atas Latvia dicetak Reece James (menit 38’), Harry Kane (68’), dan pemain pengganti Eberechi Eze (76’).
Hanya saja, skor tiga gol tanpa balas itu tak sepenuhnya menggambarkan jalannya laga. Pasalnya, jika berkaca data data statistik, Inggris begitu mendominasi permainan.
Dilansir Flashscore, Kane dkk. tak cuma unggul jauh dalam persentase penguasaan bola (74% berbanding 26%), tapi juga soal peluang.
Kalau Inggris bisa melahirkan 27 tembakan (8 di antaranya on-target), maka Latvia cuma bisa 1/9-nya (3 tembakan, 1 on-target).
Dengan kata lain, Inggris semestinya bisa menang dengan skor lebih telak jika lebih efektif dalam mengoptimalkan peluang.
Kesan serupa juga tercermin dari kemenangan 2-0 versus Albania. Di laga tersebut, Kane dkk. juga sangat mendominasi lewat keunggulan persentase penguasaan bola (74% berbanding 26%) dan jumlah peluang (12 berbanding 3).
Jadi secara keseluruhan, Inggris berarti cuma bisa melahirkan lima gol dari total 39 tembakan yang mereka lepaskan di dua laga. Jika dikalkulasi, persentase tingkat keberhasilan peluang Inggris berbuah gol cuma berada di kisaran 12,5%.
Dalam wawancara usai laga, Tuchel mengakui bahwa timnya masih bisa tampil lebih baik laga, khususnya dalam memanfaatkan peluang. Hanya saja, ia juga mengapreasiasi para pemainnya karena sudah tampil solid.
“Gak semuanya berjalan baik sejak menit awal. Masih ada ruang untuk peningkatan. Namun secara keseluruhan, kami bisa meraih dua kemenangan dan dua clean-sheets. Start yang bagus,” ujar Tuchel dilansir Sky Sports.
“Kami menjalani hari-hari bagus di dalam dan luar lapangan. Atmosfer positif sejak awal. Semua orang ingin menjadi startet dan ingin diturunkan,” lanjut Tuchel.
*Kane sejajar Miroslav Klose
Terkait komposisi di lini depan, Tuchel masih sepenuhnya percaya kepada Harry Kane untuk mengisi pos ujung tombak. Ia selalu menjadi starter di laga versus Albania dan Latvia. Kepercayaan itu ia buktikan dengan torehan masing-masing satu golnya ke gawang lawan.
Yang sedikit berbeda hanya di penyokongnya saja. Kalau di laga kontra Albania, Kane ditemani trio Marcus Rashford-Jude Bellingham-Phil Foden, maka saat menghadapi Latvia, tinggal Rashford yang tetap menjadi starter, sedangkan Bellingham dan Foden digantikan Morgan Rogers dan Jarrod Bowen.
Berkat tambahan dua gol tersebut, Kane kini sudah mengoleksi 71 gol untuk Inggris di kancah internasional.
Dilansir Squawka, jumlah 71 gol Kane itu mengantarkannya sejajar dengan Miroslav Klose. Striker legendaris Jerman itu juga mengemas 71 gol selama tampil di timnas.
Namun, Kane masih tertinggal jauh dari Cristiano Ronaldo dan Lionel Messi selaku peringkat satu dan dua di daftar gol terbanyak bersama timnas. Ronaldo sudah mengoleksi 136 untuk Selecao, sedangkan Messi sudah mengemas 112 gol bersama tim Tango.
===
View this post on Instagram