Publik Brasil benar-benar meradang setelah dibantai 1-4 kala bertandang ke rival abadi mereka, Argentina, di ajang kualifikasi Piala Dunia 2026, tengah pekan silam, Rabu (26/3).
Empat gol tim Tango disumbang Julian Alvarez (menit 4’), Enzo Fernandez (12’), Alexis Mac Allister (37’), dan Giuliano Simeone (71’), sedangkan satu gol balasan Brasil dicetak Matheus Cunha (26’).
Yang bikin publik Brasil makin pilu adalah soal kenyataan pahit bahwa Argentina dipastikan berhak lolos ke Kanada, Amerika Serikat, dan Meksiko 2026, berkat kemenangan tersebut.
Sementara itu, Brasil masih jauh dari kepastian karena tertahan di peringkat empat. Joelinton dkk. berada di bawah Ecuador (23 poin/peringkat 2) dan Uruguay (21 poin/peringkat 3).
Belum lagi upaya psywar yang dicetuskan Raphinha menjelang laga, malah memantik semangat Alvarez dkk. hingga berakhir sebaliknya.
Sampai akhirnya hasil buruk itu memakan korban. Pelatih Dorival Junior dipecat, Jumat (28/3). Keputusan itu diambil setelah Presiden CBF (Federasi Sepakbola Brasil), Ednaldo Rodrigues, melakukan pembicaraan empat mata dengan sang pelatih.
Namun, jika berkaca pada data statistik, kekalahan telak 1-4 dari Argentina, hanyalah satu faktor dari pemecatan Dorival.
Pasalnya, kiprah berusia 62 tahun itu selama menukangi Brasil, tak terlalu mentereng – kalau tak mau dibilang jelek.
Dari 16 laga di bawah komando Dorival, skuat Selecao lebih sering gak menangnya dibanding menang. Rinciannya berupa tujuh kali menang, tujuh imbang, dan tiga kali kalah.
Selain takluk dari Argentina, Brasil besutan Dorival juga sempat kalah 0-1 dari Paraguay dan 2-4 dari Uruguay.
Awalnya, Dorival ditunjuk sebagai pelatih Brasil pada 10 Januari 2024. Kala itu, ia menggantikan Fernando Diniz yang berstatus caretaker semenjak enam tahun era kepelatihan Tire (2016-2022).
Dorival sebenarnya diproyeksikan sebagai pelatih jangka panjang, sama seperti Tite. Namun, kekalahan dari Argentina benar-benar menyuramkan harapan tersebut.
===
View this post on Instagram