Sekitar sebulan lalu (9 Maret), tifosi AC Milan merayakan kemenangan comeback 3-2 kala bertandang ke Lecce. Kala itu, skuat Rossoneri bangkit dari posisi tertinggal dua gol lebih dulu.
Harapan serupa sempat menyelimuti publik San Siro kala menjamu Fiorentina, Minggu (6/4). Pasalnya, tim kesayangan mereka sudah tertinggal 0-2 kala laga baru berjalan sekitar 10 menit.
Yang pertama lewat gol bunuh diri Malick Thiaw (menit 7’) dan yang kedua lewat gol Moise Kean (10’).
Upaya comeback Milan diawali dengan gol Tammy Abraham (23’). Berawal dari aksi individu dan umpan satu-dua dengan Christian Pulisic, eks striker Chelsea dan AS Roma itu sukses memperdaya kiper Fiorentina, David De Gea, dari jarak dekat.
Misi comeback makin mendekati kenyataan kala Luka Jovic lolos dari pengawasan bek-bek Fiorentina di menit 64’. Dalam kedudukan 2-2 itu, laga makin menarik karena kedua tim bermain sangat terbuka.
Di satu sisi, Milan bernafsu mengejar gol kemenangan. Skema itu membuat lini pertahanan mereka agak longgar dan beberapa kali dieksploitasi La Viola lewat serangan-serangan balik.
*Maignan dan De Gea sama-sama sibuk
Milan bahkan bisa saja kalah kalau saja kiper mereka, Mike Mainan, tidak cekatan. Khusus di babak kedua, ia melakukan enam penyelamatan gemilang.
Tuan rumah juga beruntung karena gol serangan balik Domilson Cordeiro dos Santos di menit-menit akhir (89’) tak dibatalkan VAR. Posisinya cuma selangkah lebih dulu dibanding pemain terakhir Milan.
Kredit lebih juga layak disematkan kepada De Gea. Eks kiper Manchester United itu melakukan empat penyelamatan gemilang di babak kedua.
Yang paling krusial adalah kala De Gea sukses menghalau tembakan Tijjani Reijnders. Sepersekian detik kemudian, ia bangun dari jatuhnya dan mencegat sepakan rebound Pulisic di depan mulut gawang.
*Bisa gagal finis di zona Eropa
Hasil imbang ini membuat Fiorentina tetap berpeluang lolos ke zona Eropa. Meski menempati peringkat ke-8, raihan poin skuat asuhan Raffaele Palladino itu (52 poin) masih sama dengan dua tim kota Roma di atasnya, yakni Lazio (peringkat 7) dan AS Roma (peringkat 6 – batas akhir lolos ke Eropa).
Sebaliknya, kegagalan meraih tiga poin membuat Milan (peringkat 9) justru agak menjauh dari persaingan dengan Fiorentina, Lazio, dan Roma.
Jika berkaca pada sejarah, tanda-tanda Milan bakal finis di luar zona Eropa bahkan menguat. Pasalnya, raihan Pulisic dkk. baru mencapai 48 poin dari 31 laga Serie yang telah mereka jalani musim ini.
Menurut Opta, ini merupakan kali ketiga pencapaian poin Milan belum mencapai angka 50 poin (hingga pekan ke-31) dalam 10 musim terakhir.
Nah, di dua kesempatan sebelumnya, yakni musim 2015/16 (49 poin) dan musim 2019/20 (49 poin), Milan secara berurutan cuma finis di peringkat ke-7 dan ke-6.
View this post on Instagram