Penggemar Manchester United yang memenuhi Old Trafford di leg kedua Liga Europa versus Lyon, Jumat (18/4), benar-benar dibuat senam jantung.
Bagaimana tidak, di waktu normal, keunggulan dua gol United di babak pertama lewat gol Manuel Ugarte (10’) dan Diogo Dalot (45+1’), ternyata bisa disamakan Lyon di babak kedua lewat gol Corentin Tolisso (71’) dan Nicolas Tagliafico (78’).
Rasa gundah penggemar United makin tak karuan ketika tim kesayangan mereka malah tertinggal dua gol di babak tambahan lewat gol Mathis Rayan Cherki (105’) dan Alexandre Lacazette (110-pen). Padahal, United unggul jumlah pemain seteah Tolisso diganjar kartu merah (90’).
Setelah Lacazette menjebol gawang Onana, tak sedikit pendukung United yang memilih keluar dari stadion, dan pulang ke rumah lebih awal.
Yang tak mereka sadari, mereka justru kehilangan momen magis kebangkitan United di tujuh menit terakhir lewat lahirnya tiga gol balasan, yakni gol Bruno Fernandes (114’) gol Kobbie Mainoo (120’), dan gol Harry Maguire (120+1’).
Apalagi begitu Mainoo dan Maguire bisa menggetarkan gawang Lyon, atmosfernya sungguh luar biasa.
“Gemuruh di stadion ketika gol Mainoo dan Maguire merupakan gemuruh terbaik yang pernah saya dengar sepanjang karier kepelatihan saya. Kalau orang banyak ingin menyimpan jersey, saya justru inginnya menyimpan suara gemuruh sorak-sorai tersebut,” ujar Amorim dilansir Sky Sports.
“Buat mereka (pendukung United) yang sudah duluan pulang ketika skor 2-4 karena ingin menghindari kemacetan, mereka pasti menyesal,” lanjut Amorim.
Pelatih berdarah Portugal itu sebenarnya bisa memahami kekecewaan pendukung United yang akhirnya memutuskan pulang lebih awal. Namun, tidak demikian baginya.
“Anda mungkin merasa berat, akan tetapi saya tetap berupaya melakukan beberapa pergantian dan terus menyemangati pemain. Di stadion ini, di klub ini, semuanya bisa terjadi,” ujar Amorim.
*Pelipur musim buruk
Kemenangan comeback dramatis ini benar-benar menjadi obat pelipur lara, khususnya setelah skuat Manchester Merah cukup terseok-seok dalam menjalani musim ini.
“Semua rasa frustasi dan momen-momen buruk di sepanjang musim ini, seakan terbayar dengan kemenangan dramatis ini,” ujar Amorim.
“Momen seperti ini bisa membuat koneksi baru antara pemain dengan fan. Setidaknya, kami untuk sementara bisa menepikan betapa sulitnya perjalanan musim ini. Hari ini sungguh luar biasa, tapi besok kami harus memulai segalanya lagi,” lanjut Amorim.
*Inspirasi dari 1999
Yang tak kalah menarik, Amorim mengaku cukup terinspirasi dari kemenangan comeback fenomenal yang juga pernah ditorehkan Setan Merah di final Liga Champions 1999.
“Saya menonton film dokumenter 1999 untuk mendapatkan inspirasi dari kemenangan tersebut. Malam ini, rasanya juga luar biasa. Sebagian mengira kami akan kalah. Namun, yang terjadi justru sebaliknya,” ujar Amorim.
“Di United, segalanya mungkin terjadi dan Anda bisa merasakan atmosfernya. Setelah gol Fernandes memperkecil ketertinggalan kami menjadi 3-4, kami makin merasa bisa membalikkan keadaan,” lanjut Amorim.
===
View this post on Instagram